"Engga."
"Jangan, engga."
"Jangan pergi."
"Jangan!"
Suara teriakan yang tiba-tiba membuat Sean kembali masuk ke dalam kamar. Tidak perduli kedua tangannya sedang membawa baju kotor, dia kembali naik ke atas kasur. Kedua mata Reva masih terpejam, namun wajahnya tampak gelisah bahkan keringatnya bercucuran membasahi kening.
Apa Reva sedang mimpi buruk?
"Re? Reva, bangun, Re." Sean menepuk pelan pipi Reva.
Bak tersambar petir, Reva seketika melompat memeluk tubuh Sean yang berada di depannya. Tangisan Reva pecah, tubuhnya bergetar hebat, napasnya benar-benar memburu seperti habis dikejar binatang buas. Dalam posisi seperti ini Sean tidak melakukan apapun, bahkan dia tidak mengeluarkan suara. Biarlah gadis di dekapannya tenang terlebih dahulu.
"Im here, tenanglah. Atur napas yang benar, kontrol diri kamu."
"Di sini aman, di sini ada saya, kamu ga sendirian."
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com