"Kau membuat ini untuk menghinaku?!" ujar Earth, tiba-tiba saja marah dan melempar skrip tersebut kepada First.
"Hey, Earth. Ada apa?" tanya Two, berusaha menengahi Earth dan First.
"Ada peran aku berciuman dengan Sky!" jawab Earth, tidak menyukai bagian tersebut.
"Earth … kau tahu film yang akan kita buat adalah boys love. Kau harus bisa memerankannya," sahut Moon, ia memihak pada First.
"Moon!"
"Berhenti untuk egois seperti ini, Earth. Ini semua hanya peran!"
***
Earth mulai latihan untuk memerankan tokoh yang akan ia mainkan dalam film pendek berjudul Love Your Boy, guna memenuhi tugas kuliahnya.
Love Your Boy, menceritakan tentang seorang pemuda tampan yang diperankan oleh Sky, memiliki gender sebagai seorang gay, bersahabat dengan perempuan cantik yang diperankan oleh Moon. Sky diperkenalkan oleh Moon kepada kekasih barunya yang diperankan oleh Earth. Dimana itu adalah awal dari Sky jatuh hati pada kekasih temannya. Judul Love Your Boy dimaksudkan Sky yang mencintai pria dari Moon, sahabatnya.
"Kau pasti bisa melakukannya," ujar Moon memberinya semangat.
"Maafkan aku," ucap Earth, kemudian ia mengecup punggung tangan Moon.
"Maaf untuk apa?" tanya Moon heran.
"Harus berciuman dengan Sky," jawab Earth.
Moon tersenyum dan kemudian mencubit pipi Earth. Ia mengangguk, memberikan isyarat kalau dirinya baik-baik saja tentang hal itu.
"Segera pergi latihan bersama Sky. Sekarang sudah bagianmu dengannya," perintah Moon, mendorong dada Earth agar ia lekas pergi untuk menghampiri Sky.
Earth tersenyum dan berbalik badan, melihat ke arah Sky. Ia merubah raut wajahnya dan berjalan perlahan menghampiri Sky yang kini sedang duduk sembari membaca skrip. Ia menghentikan langkahnya tepat di hadapan Sky, tanpa bicara dan hanya diam melihat Sky.
Sky merasa ada seseorang yang berdiri di hadapannya. Ia menengadah untuk memastikannya. Sky diam, menelan salivanya ketika mengetahui kalau orang tersebut adalah Earth.
"Earth?"
"Kita harus latihan," ujar Earth, kemudian memalingkan pandangannya.
Sky mengangguk dan kemudian beranjak dari tempat duduknya. Ia mengajak Earth untuk duduk di bawah pohon, dimana tempat tersebut menjadi lokasi mereka shooting.
"Bisa kau mulai," ucap Earth meminta Sky untuk memulainya lebih dulu. "Kau bisa membaca skrip lebih dulu, jika sudah hafal, baru kita akting tanpa membaca skrip."
Sky mengangguk, melihat skrip bagiannya.
"Earth, terima kasih sudah datang dan menggantikan Moon," ujar Sky, sudah mulai membaca skrip nya.
"Aku datang bukan karena menggantikan Moon, Sky. Harus kau tahu … aku menyukaimu, sejak pertama kali melihatmu."
"CUT!"
Earth menoleh ke arah sumber suara. Ia dan Sky baru saja latihan, mengapa First sudah berteriak 'CUT' pada aktingnya.
"Aku masih latihan, First!" gerutu Earth.
"Kau kurang penghayatan, Earth," ujar First. "Lihat saat kau bersama Moon, aktingmu bagus. Coba kau tatap Sky, dan menganggapnya adalah Moon."
"Aku sudah melakukannya semaksimal mungkin," balas Earth masih saja menggerutu.
Sementara itu, Moon yang bersandar di depan mobilnya, melihat dari jauh Earth dan Sky yang sedang latihan. Moon tersenyum, melihat Earth yang sepertinya kena tegur berulang kali dari First, mungkin karena aktingnya yang tidak menjiwai sebagai seorang gay.
"Ia pasti kesulitan berperan sebagai seorang gay," gumam Moon, mulai menyadari kalau peran yang Earth mainkan, tidak dilakukan dari hati.
"Namun aku menangkapnya lain." Terdengar suara seseorang yang datang dari arah belakang, menyahuti gumaman Moon. Moon mengernyit, ketika tahu yang datang adalah Cloud.
"Cloud? Sedang apa kau di sini?" tanya Moon, benar-benar memanggil Cloud dengan nama, tanpa embel-embel 'kakak'.
"Hei! Aku ini senior mu di kampus, Moon. Kau tidak memiliki sopan dengan memanggilku 'Cloud'," gerutu Cloud dengan kekehan.
"Aku terbiasa memanggilmu Cloud tanpa 'kakak'. Sedang apa kau di sini?"
"Aku? Menjemput adikku," jawab Cloud, menunjuk ke arah Sky dan Earth. Ya, adik yang dimaksud olehnya adalah Sky.
"Ouh … tunggu saja, mereka masih latihan."
Cloud berdiri tepat di sebelah Moon, ikut bersandar di mobil Moon. Ia melirik pada Moon yang terlihat juga sedang melirik ke arahnya karena tidak senang dengan kehadirannya.
"Kenapa? Apa aku tidak boleh menunggu Sky bersamamu di sini?" tanya Cloud, menangkap kalau Moon tidak senang dengan kehadirannya.
"Tidak, lakukan sesuka hatimu saja," jawab Moon sedikit ketus dan ia tidak peduli dengan keberadaan Cloud.
Moon kembali melihat Earth dan Sky dan terlihat kalau keduanya sedang latihan untuk melakukan ciuman.
"Waaa! Earth pasti sangat gugup saat ini," ucap Moon, histeris melihat kekasihnya yang akan berciuman dengan Sky dalam aktingnya.
"Pasangan serasi …," gumam Cloud.
Moon melirik sinis pada Cloud, kemudian menggelengkan kepalanya.
"Siapa yang kau maksud?" tanya Moon.
"Mereka. Earth dan Sky," jawab Cloud, kemudian ia menyeringai.
Moon hanya tertawa menanggapinya. Ia hanya menanggapinya sebagai candaan, karna jelas ia tidak menyukai adanya Cloud di sana.
***
"Aku tidak bisa melakukannya," ucap Earth, ketika sudah berhadapan dengan Sky, dimana ia sudah menempelkan hidungnya dengan hidung Sky. Earth kemudian mundur, menoleh pada First.
"Earth?!"
"Lanjut besok saja latihannya. Aku sudah lelah," pinta Earth, kemudian mengambil air minumnya dalam kemasan botol.
"Tapi Earth—"
"Aku juga sudah lelah, First. Kita bisa melanjutkan latihan bagian ini besok malam, agar akhir pekan nanti kita bisa pergunakan waktu hanya untuk shooting saja," timpal Sky, ia juga sudah lelah dan meminta kepada First untuk menyudahi latihannya.
"Hmm … benar juga Sky bilang. Kita juga memiliki tugas untuk dikumpulkan besok, bukan?" sahut Two, berpihak pada Sky dan Earth yang sudah meminta pulang.
"Iya, iya … kita sudahi latihannya sampai di sini. Jangan lupa besok sore kita berkumpul di sini untuk melakukan latihan yang bagian ini lagi. Kau harus bisa lebih menjiwai, apalagi saat menatap mata Sky dan berciuman," balas First, mengiyakan permintaan teman-temannya.
"Iya. Kau tak perlu khawatir tentang itu. Aku akan mengatasinya besok," jawab Earth, kemudian mengambil tas yang ia simpan di atas rumput, di bawah pohon yang rindang itu.
"Aku permisi, ya," ucap Sky, lebih dulu pamit dari teman-temannya.
"Kita bisa jalan bersama, Cloud juga sedang bersama kekasihku," ujar Earth, kemudian berlalu dan berjalan di depan Sky, meninggalkan First dan Two.
"Sepertinya mereka masih dingin dan kaku," bisik Two.
"Mungkin karena kakaknya yang pernah memperlakukan Moon dan Earth secara tidak baik, sehingga membuat mereka menjadi seperti itu," balas First juga berbisik.
***
Moon menepikan mobilnya dan Earth memberikan kecupan di pipi Moon, sebagai ucapan sampai jumpa untuknya. Earth belum keluar dari dalam mobil Moon, ia masih duduk di sana bersama kekasihnya.
Ting!
Ponsel Moon berdering, menandakan adanya pemberitahuan dari media sosialnya. Ia melihat ada nama Earth yang ditandai pada postingan tersebut dan membuatnya penasaran untuk melihatnya lebih dulu sebelum pergi.
Mata Moon membesar, ketika melihat sebuah postingan tersebut. Tangannya gemetar, entah membuat emosinya memuncak karena sebuah cemburu.