webnovel

My version, Lucia [Hunter x Hunter]

Aku adalah seorang gadis biasa yang berumur 29 tahun dan namaku adalah Airine. Hidupku bisa dibilang sangatlah biasa dan membosankan. Aku ini termasuk otaku, sangat menyukai anime. Untungnya masih belum akut. Pada suatu hari, saat aku terbangun dari tidurku dan membuka mataku, aku terkejut dan bingung. Kenapa? Ya karena aku bukan berada di dalam kamarku sendiri. Sepertinya aku sudah berada di dunia yang bukan dari duniaku. Aku melihat sekelilingku, tidak ada jendela, hanya ada satu pintu besi yang terkunci, dan ada banyak boneka dan mainan di ruangan ini. Kenapa aku terkurung di tempat ini? Entah kenapa aku merasa tempat ini tidak asing, dan aku sering melihat hal-hal seperti ini. Tapi dimana ya? Aku sangat yakin, kalau aku berada di dunia anime. Tunggu itu berarti... Apa aku mati?! Atau bereinkanasi? Bertransmigrasi? Tunggu! Kenapa tidak ada Dewa atau Dewi atau Tuhan yang akan memberikanku system atau apa pun itu yang biasanya muncul seperti yang aku baca di novel-novel pada umumnya? Silva, ayahku memberiku tugas dan aku keluar meninggalkan rumah. Aku mengikuti ujian Hunter. Bisakah aku menjadi seorang Hunter profesional bersama Gon dan teman-temannya? -------------------------------------------------------------- Sebelum membaca lebih lanjut, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata-kata yang menyinggung atau tidak berkenan dihati. Cerita ini hanya untuk kesenangan saya sendiri atau hanya untuk menghibur semata. Cerita ini hanyalah fiksi penggemar dan di ambil dari cerita HxH (Hunter x Hunter). Semoga kalian suka ya. Selamat membaca :D

Rybee · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
145 Chs

142 - Ryodan × Kebohongan × Bomber

Gon dan Killua mengunjungi seseorang yang memakai nama Chrollo. Setibanya di tempat tujuan, Gon, Killua dan Biscuit terpaku diam beberapa detik saat mendarat tepat di hadapan seseorang yang bernama Chrollo Lucilfer. Gon dan Killua sedikit tersentak kaget.

Gon dan Killua : Hisoka?!

Hisoka tersenyum licik sangat lebar.

Hisoka : Wah, wah, ada apa ini? Aku kedatangan tamu yang tidak terduga.

Gon : (Eh, kenapa Hisoka memakai nama Chrollo?!)

Hisoka : Sudah lama ya... (tersenyum licik)

Lucia yang bersembunyi di belakang Hisoka menampakkan dirinya.

Lucia : Gon, oniichan, kalian merindukanku ya?

Gon : Lucia?!

Killua : Luci! Kau kenapa ada di sini?!

Biscuit : Bukannya kau sedang mengejar si Kanako ya?

Killua : Siapa itu Kanako?

Gon hanya bisa tersenyum kaku, lagi-lagi Biscuit suka salah sebut nama Kaname. Entah itu disengaja atau memang Biscuit tidak pinter mengingat nama seseorang dengan baik. Lalu Gon pun mengatakan bahwa itu adalah Kaname.

Lucia : Aku memang sedang mengejarnya tapi dia sungguh seperti belut. Jadi aku mengajak temanku, Hisoka untuk bermain menangkap seekor tikus yang cukup pandai bersembunyi.

Killua : Tadi belut sekarang tikus?

Lucia : Pfft. Ya, karena dia sangat cocok dengan nama kedua itu. Larinya gesit seperti belut dan pintar bersembunyi seperti tikus. Hihihi..

Gon dan Killua hanya sweat drop.

Lucia : Lalu kalian sendiri kenapa bisa sampai ke sini?

Gon : Kami mengikuti nama Chrollo Lucilfer yang terdapat di kartu "contact" tapi... (melirik Hisoka)

Lucia yang mengerti pun hanya tersenyum.

Lucia : Hisoka jelaskan pada mereka kenapa kamu memakai nama Chrollo Lucilfer di dunia Greed Island ini?

Hisoka tersenyum lebar.

-Di waktu yang bersamaan, di perdalaman hutan-

Kaname bersandar di balik pohon besar. Dia merasa sangat susah bernafas dan nafasnya pun terengah-engah karena efek darah Lucia yang melukai bahunya sudah mulai bekerja pada darah di dalam tubuhnya.

Kaname : Sialan! Tidak kusangka darah spear itu mengandung racun yang sangat kuat. Aku merasa mengantuk...

Kaname pun menutupi matanya.

Tiba-tiba Hisoka mengeluarkan aura bloodlustnya dan bermaksud mau menekan Gon dan Killua. Dia cukup merasa bergairah karena melihat Gon telah tumbuh berbeda dari sebelumnya. Refleks Gon dan Killua langsung melindungi tubuh mereka dengan aura Nen. Hisoka semakin tersenyum lebar.

Hisoka : Sudah kuduga, kau bertumbuh dewasa. Sepertinya kau telah menemukan guru yang hebat.

Lucia yang tidak terpengaruh dengan aura bloodlust Hisoka pun dengan santainya membuka suaranya. Begitu juga dengan Biscuit yang begitu tenang sejak tadi dan hanya diam menatap Hisoka.

Lucia : Tentu saja! Aku yang menyarankan mereka untuk segera berlatih Nen dan syukurlah mereka dapat menemukan guru yang pantas (melirik Biscuit yang masih berakting mengagumi Hisoka) Lalu bisakah kau singkirkan auramu itu, Hisoka?

Lucia dan Hisoka saling menatap tajam sejenak. Hisoka memutuskan untuk mengalah dan menghilangkan aura bloodlustnya. Gon dan Killua pun menghembuskan nafas lega.

Gon : Hisoka... (kembali menatap serius)

Hisoka langsung menatap Gon, Killua dan Biscuit secara bergantian.

Hisoka : (Apa dia (Biscuit) guru mereka?)

Hisoka : Yah, baiklah. Lalu, apa yang kau inginkan dariku... Lebih tepatnya Chrollo? (menatap Gon dan Killua)

Gon : Ada yang ingin kutanyakan. Kenapa kau menggunakan nama Chrollo dan datang ke sini?

Hisoka : (Nah, bagaimana menjelaskan ini? Apa aku harus berkata jujur? Jika kukatakan, itu akan terlihat jelas bagaimana reaksi mereka nantinya. Karena mereka akan melakukan apapun untuk menjauhkan laba-laba dari pencabut Nen. Itu akan menyenangkan sih, tapi... Itu akan memperlama waktu pertarunganku dengan Chrollo.)

Lucia tersenyum mendengar isi hati Hisoka. Dia yang sangat suka ikut campur dengan urusan orang lain terutama Hisoka dan juga suka menggoda Hisoka pun membuka suaranya.

Lucia : Dia itu sengaja menggunakan nama Lucilfer, karena dia sangat terobsesi dengan Lucilfer. Selain itu...

Killua : Selain itu?

Lucia sengaja menghentikan perkataannya. Dia tersenyum sangat licik. Lalu menyadari tatapan Gon dan Killua yang menatap dirinya dan Hisoka dengan tajam.

Lucia : Huh! Kalian tidak seru. Kenapa harus menatapku seserius begitu sih?

Gon dan Killua tidak menjawab, mereka masih dengan tatapan mereka yang sama.

Lucia : Kita mempunyai satu tujuan yang sama (tersenyum licik)

Gon : Tujuan yang sama?

Lucia : Kita para Ryodan dan Hisoka sedang mencari bagaimana caranya supaya bisa membebaskan Lucilfer dari Nennya Kurapika. Bukannya begitu, Hisoka? (tersenyum licik)

Gon dan Killua tersentak kaget. Mereka tidak bisa mempercayainya. Hisoka melirik Lucia, meskipun dia tidak masalah jika apa yang semua dia pikirkan itu terbaca oleh Lucia. Dia tidaklah kaget dengan tindakan Lucia melainkan mengikuti alur dan menikmatinya. Dia hanya bisa membalas senyuman licik Lucia dengan cara tersenyum licik juga.

Lucia : Hmm. Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku mempunyai tujuan yang sama dengan para Ryodan dan Hisoka untuk melepaskan kutukan Nen terhadap Lucilfer, kan?

Gon : Iya.

Lucia : Alasannya cukup sederhana. Bukannya curang menyegel kekuatan Lucilfer begitu saja? Padahal saat diculik sampai pertukaran, Lucilfer bahkan hanya pasrah dan tidak melawan saat itu. Aku penasaran kenapa Kurapika tidak mau bertarung secara sportif? Mungkinkah dia tidak mampu jika bertarung 1 vs 1 secara langsung dengan Lucilfer? Padahal aku ingin melihatnya langsung. Pasti seru jika menjadi penonton VIP (tersenyum licik)

Tanpa sadar Gon menggepalkan tangannya.

Killua : Luci, apa kau gila?! Ternyata kau memanglah musuh kita! Kau mau mencoba mengkhianati kita lagi, kan?!

Lucia : Tidak. Bukan begitu... Kau salah paham oniichan. Kau kan tahu aku ini tipe netral yang selalu berpihak pada semua orang (tersenyum)

Killua hanya bisa menggertakkan giginya tanpa suara. Dia sangat kesal dengan sifat Lucia yang semena-mena itu.

Hisoka : Ada satu cara untuk melepaskan Nen Kurapika darinya.

Gon : Pencabut Nen.

Lucia : Oh, kau sudah tahu?

Gon tidak menjawab melainkan memberi pertanyaan yang sama ke Hisoka karena merasa pertanyaannya masih belum terjawab semua.

Gon : Lalu kenapa kau datang ke sini?

Hisoka : Aku juga sedang mencari Chrollo dan bermaksud mau memberikan informasi mengenai hal itu padanya, tapi aku tidak bisa menemukan dia.

Lucia : (Huh, dasar pembohong) *tersenyum lebar*

Hisoka : Lalu aku teringat dengan perkataan Zero mengenai jika para Ryodan lainnya juga tertarik memainkan game ini. Kupikir mereka pasti tahu di mana Chrollo. Jadi aku memainkan game ini dan bermaksud untuk mencari mereka tapi ternyata mereka duluan yang mencariku dan itu semua berkat nama Chrollo yang kupakai ini.

Lucia : (Wah, dia sungguh pintar berbohong. Apa dia juga memiliki bakat mengarang alasan yang logis?) *masih tersenyum lebar*

Killua : Begitu ya. Jadi itulah kenapa dia hanya berpura-pura menjadi anggota Ryodan.

Gon hanya mengangguk tanda setuju. Hisoka melirik Lucia yang berdiri tepat di sampingnya.

Lucia : Hm, apa?

Hisoka : Hmmm.. Aku punya sedikit pengoreksian tentang perkataanmu tadi. Menggunakan nama Chrollo itu adalah ideku sendiri. Karena aku tidak tahu kalau kita bisa memakai nama asli kita sesukanya saat pertama kali memainkannya. Bukankah seharusnya kau senang jika aku menggunakan namanya, Lucia-chan?

Lucia : Huh, padahal kau sengaja menggunakannya, kan?

Hisoka tidak menjawab. Dia hanya tersenyum licik dengan cukup lebar.

Lucia : Ck. Dan entah sudah berapa kali kukatakan berhenti menggunakan kata "chan" pada namaku, sialan!

Lucia tiba-tiba menggeluarkan pedang darahnya dan dengan cepat menebas ke arah Hisoka. Dengan santai, Hisoka menghindari dan melompat ke belakang. Lucia menaruh pedang darahnya ke pundaknya.

Lucia : Ho! Kau menghindarinya?!

Hisoka : Aku hanya lagi tidak berminat untuk bertarung denganmu saat ini.

Lucia mengarahkan pedang darahnya ke Hisoka. Gon dan Killua hanya diam dan menyimak saja, mereka juga bersiaga jika saja terjadi pertarungan antara Lucia dan Hisoka.

Lucia : Katakan kenapa aku harus senang dengan hal itu, hah?!

Hisoka : Ya, supaya kau merasa seperti sedang bermain dengan Chrollo di dunia Greed Island ini.

Lucia menarik kembali pedang darahnya.

Lucia : Hmph! Kau tidak cocok memakai namanya!

Hisoka hanya mengangkat bahunya lalu tersenyum sambil memegangi poninya lalu mengusapnya ke belakang. Kemudian dia melirik Gon dan Killua.

Hisoka : Nah, sekarang gilaranku bertanya. Tidak mungkin kan kalian datang ke sini hanya untuk menanyakan hal itu?

Gon : Ya, itu benar (langsung jawab tanpa berpikir panjang)

Lucia tersenyum geli melihat reaksi Hisoka yang membatu karena kejujuran Gon. Dia tidak menyangka Gon akan langsung menjawab. Sedangkan Killua hanya bisa pasrah dengan kepolosan Gon.

Biscuit : Anu...

Semua melirik ke arah Biscuit.

Biscuit : Sebenarnya kita sedang mencari orang yang kuat dan juga mengumpulkan semua kartu mantra yang tersisa supaya bisa segera menyelesaikan permainan ini. Maukah kau membantu dan bergabung dengan kami? (mata berbinar-binar)

Hisoka : Hm? Boleh saja. Tapi apa alasanmu mencari orang kuat?

Gon : Eh, tunggu, Biske! Itu berbahaya!

Killua : Oi, aku tidak setuju! Apa yang dikatakan Gon itu benar! Kau ini tidak tahu orang seperti apa dia, Biske!

Biscuit membalikkan tubuhnya membelakangi Hisoka dan Lucia lalu menghadap ke arah Gon dan Killua. Dia sengaja melakukan itu supaya dia bisa membuat tulisan dari aura. Lucia yang sudah mengetahui hal ini hanya tersenyum.

Biscuit : Ara? Sonna koto arimasen wa (Oh? Itu tidaklah benar.)

Biscuit menunjukkan jari telunjuknya yang biasa dia gunakan untuk melatih Gyou milik Gon dan Killua. Gon dan Killua yang menyadari trik itu pun langsung menggunakan Gyou mereka. Aura tertulis : "Dia berbohong."

Biscuit : Aku bisa merasakan kalau dia itu orang baik, karena...

Biscuit kembali membalikkan badannya dan menghadap ke arah Lucia dan Hisoka. Dia sengaja tidak melanjutkan perkataannya. Dia melirik Lucia.

Lucia : Karena dia temanku? (tersenyum)

Biscuit : Itu benar sekali (tersenyum penuh arti)

Hisoka : Bukannya lebih baik kita menuju kota Cinta Aiai? Itu tempat bagus untuk pertemuan, mungkin kau bisa menemukan orang kuat.

Tiba-tiba cincin Gon berbunyi.

Ting Tong

Semua melihat ke arah Gon. Gon menggeluarkan bindernya lalu terdengar suara NPC system menyampaikan sebuah pesan.

NPC system : Pemain lain menggunakan kartu "contact" untuk menghubungi anda.

Kazsule : Yo! Sudah lama ya, Gon. Ini aku Kazsule.

Gon : Siapa?

Kazsule : Pfft. Hahaha.. Bukannya kita pernah bertemu sebelumnya? Apa kau lupa aku orang yang dulunya ingin mengambil kartu "pedang kebenaran"-mu itu.

Gon dan Killua saling pandang.

Lucia : Oh, aku ingat! Itu lho, Gon. Aku pernah datang menolong kalian yang sedang dikerumumin beberapa players, lalu membunuh salah satu player di kota Antokiba. Ternyata dia salah satu yang berhasil kabur dariku. Hihihi...

(Buat Readers yang lupa, silakan kilas balik baca di episode 135.)

Kazsule hanya bisa tertawa sinis.

Gon : Ah, iya aku ingat. Lalu apa maumu?!

Gon dan Killua teringat pada kejadian di mana kartu mereka hampir tercuri oleh sekelompok players yang menginginkan kartu tanpa berusaha melakukan misi apapun untuk mendapatkannya karena dengan mengambil kartu dari player lain itu jauh lebih mudah. Seketika ekspresi wajah Gon dan Killua pun langsung berubah.

Kazsule : Mau trade kartu denganku? Aku punya kartu no 66 "pil diet cinta penyihir" dan kartu no 17 "lewat vip".

Gon dan Killua saling pandang.

Kazsule : Kau boleh berunding dulu dengan temanmu itu. Lalu ada juga yang ingin kubicarakan padamu.

Gon : Akan kupikirkan. Lalu tentang apa yang ingin kau bicarakan?

Kazsule : Ada beberapa orang yang hampir menyelesaikan gamenya.

Gon, Killua dan Biscuit : Eh?!

Hisoka yang tidak terlalu tertarik pun hanya diam dan mendengarkan saja. Dia bersandar di pohon besar yang tidak jauh dari tempat Lucia, Gon, Killua dan Biscuit berada.

Kazsule : Mereka adalah kelompok tiga orang yang dipimpin oleh Genthru. Kalau bisa, maukah kau bertemu langsung dengan timku dan membahasnya lebih lanjut?

Lucia : (Ah, karena terlalu fokus dengan Kaname, aku hampir lupa dengan para kecoak sialan itu.) Gon, terima tawarannya! (berbisik)

Gon : Baiklah, kita bicarakan nanti, aku akan ke tempatmu.

Kazsule : Oke, kami akan menunggumu.

Pembicaraan melalui kartu "contact" pun selesai.

Lucia : Itu pasti tim bomber.

Gon : Kau tahu tentang mereka?

Lucia : Seharusnya aku mau segera membereskan mereka, tapi gara-gara ada insiden Kaname yang tak terduga itu, aku melupakan para kecoak itu. Hisoka, kau juga harus ikut denganku!

Hisoka hanya mengangkat bahunya.

Hisoka : Tidak masalah, lagipula aku cukup senggang. Tugas untuk mencari orang yang bisa mencabut Nen juga sudah diserahkan sama tim Feitan dan Shalnark. Dan juga tikus yang kau cari itu sedang bersembunyi.

Lucia : Bagus! (menyeringai)

Setelah itu, mereka semua berjalan keluar dari hutan ini. Gon, Killua dan Biscuit berjalan di depan beberapa meter dari jarak Hisoka dan Lucia yang mengikuti mereka dari belakang.

Killua : Apa maksudmu "dia berbohong," Biske?

Killua sengaja bersuara kecil supaya pertanyaannya tidak dapat didengar oleh Hisoka dan Lucia. Walaupun mereka mempunyai kekuatan yang unik dan tidak biasa sekalipun.

Biscuit : Bisa dikatakan pria berambut merah itu tidak mengatakan yang sebenarnya.

Gon : Kenapa kau bisa tahu?

Biscuit : Itu hanya sebuah firasat.

Killua : Firasat kau bilang?!

Biscuit tertawa jahat.

Biscuit : Setelah berbohong selama 50 tahun, tentu saja aku tahu itu karena sesama orang pembohong. Hohohohoho..

Killua : (sweat drop)

Biscuit : Sepertinya ada yang dia dan Lucia sembunyikan dari kita. Dan kita perlu mengawasi mereka agar tahu apa yang akan terjadi nanti. Di tambah, mereka berdua terutama pria itu juga sangat kuat, kan?

Gon : Ya...

Killua pun sibuk berpikir di dalam hatinya dan tidak menyadari jika Hisoka dan Lucia sedang memerhatikannya. Lucia tersenyum licik.

Killua : (Aku sangat mengenal Luci. Meskipun Luci itu banyak rahasia tapi dia tidak pandai menyembunyikan sesuatu. Kalau aku bertanya apa yang dia dan Hisoka sembunyikan, Luci pasti akan mengatakannya padaku, kan? Tapi jika tidak, maka...)

Lucia mempercepat langkahnya, tiba-tiba dia menarik tangan Killua lalu merangkul manja lengan Killua. Killua pun tersentak kaget dengan tindakan Lucia yang secara tiba-tiba itu. Gon dan Biscuit berhenti berjalan dan mereka menoleh ke belakang. Hisoka juga ikut berhenti berjalan. Dia hanya menatap. Gon kebingungan.

Lucia : Terakhir aku merangkul oniichan saat aku berumur 3 tahun, kan? Jadi tiba-tiba aku ingin merangkul dan berjalan di sampingmu oniichan. Tidak apa kan, Gon?

Gon : Tentu saja.

Setelah itu, mereka pun kembali berjalan.

Lucia : Apa yang ingin kau tanyakan padaku, oniichan? (berbisik)

Killua langsung menatap Lucia yang hanya tersenyum kepadanya. Killua menghela nafas lalu tersenyum.

Killua : Dasar, kau selalu saja seenaknya membaca pikiran orang.

Lucia : Aku tidak membacanya, tapi itu semua terdengar begitu saja ditelingaku. Hihi..

Killua : Begitu, kah?

Lucia : Jadi?

Killua : Hmm, aku tidak jadi bertanya.

Lucia : Kenapa?

Killua : Aku selalu percaya padamu, kau tidak mungkin mengkhianatiku. Aku akan mencari tahu sendiri.

Lucia : Hm, begitu ya. Sayang sekali...

Killua : Kau tampak kecewa?

Lucia : Sedikit. Tapi tidak masalah (tersenyum) Hmm, baiklah, aku akan memberimu hint...

Killua melirik Lucia yang berjalan sambil memegangi tangannya.

Lucia : Hisoka memang berbohong, tapi itu tidak sepenuhnya dia berbohong dan dia memang menyembunyikan sesuatu. Dan aku tahu apa yang dia sembunyikan itu.

Killua : Hmm... Lalu apa kebohongan Hisoka?

Lucia : Mengenai itu, dia sengaja menggunakan nama Lucilfer dan tidak berusaha untuk mencari kita, para Ryodan, karena dia tahu kita lah yang akan mendatanginya, jadi dia hanya diam menunggu kedatangan kita.

Killua tersentak kaget. Dia langsung mengerti dan menyadari sesuatu. Lucia pun tersenyum licik cukup lebar.

Lucia : (Padahal aku hanya memberinya sedikit petunjuk, tapi seperti biasa Killua sangat pintar dan langsung menyadarinya.)

Killua : (Begitu rupanya, tujuan utamanya bukanlah mencari Chrollo melainkan si pencabut Nen itu.)

Lucia : Karena sekarang oniichan sudah tahu jawabannya, tolong rahasiakan dari Gon, Biske dan terutama Hisoka ya? (sambil mengedipkan satu matanya)

Killua : Lalu tujuanmu juga sama dengannya, kan? Kenapa kau sangat ingin membantu Ryodan untuk mencari pencabut Nen itu? Alasanmu yang tadi tidaklah masuk akal.

Lucia : Ah, akhirnya kita keluar dari hutan!!!

Lucia langsung melepaskan tangan Killua dan berteriak heboh karena melihat jalan keluar. Dengan cepat dia pun berlari ke depan, lalu melambaikan tangannya tinggi-tinggi ke atas.

Killua : Ck. Dia menghindarinya (bergumam)

Setelah itu, Gon menggunakan sebuah kartu "accompany" dan mereka semua mengunjungi tempat Kazsule berada.

-Bersambung-