Dengan tubuh yang sudah dicekal oleh Raditya dan juga Rangga, Gibran terus memaki Mikael yang masih terbaring lemah tak berdaya. Dengan menumpukan sebagian beban tubuhnya pada Genta, Mikael menatap Gibran dengan kondisi yang sudah menyedihkan.
Matanya bengkak. Pelipisnya mengeluarkan darah yang terus terusan. Rahangnya memerah. Serta pipi yang telah membiru.
Mikael masih terduduk di atas tanah. Napasnya pun tersenggal senggal karena mendapatkan serangan yang begitu brutal dari temannya.
"Lo nggak papa?" tanya Genta sambil menatap penuh prihatin ke arah Mikael, sahabatnya. Memang benar, sebelumnya ia memang berpikir kalau sudah seharusnya Mikael membongkar semua yang telah ia rahasiakan. Pada awalnya juga ia membiarkan semua. Namun ia tak menyangka jika akan sericuh ini jadinya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com