webnovel

mencintai iblis

Dewa dan Calista seharian ini menghabiskan waktu bersama di apartemen milik Dewa.mereka mencurahkan rasa rindu yang sudah lama mereka tahan.

"sekarang ceritakan padaku, kau berada dimana selama satu tahun ini?" tanya Dewa yang memeluk tubuh telanjang Calista,mereka begelung di dalam satu selimut setelah kegiatan panas mereka. sungguh Dewa sangat merindukan belaian dan tubuh Calista,meski kini tubuh Calista berubah menjadi kurus dan kulitnya agak hitam tak membuat rasa untuk Calista berubah.

Calista memasang wajah sedih sembari menunduk "sebenarnya aku ditemukan oleh salah satu warga desa terpencil, dan saat aku sudah tersadar aku tak bisa mengingat apapun Dewa, aku beruntung ada orang baik yang menemukan ku dan menganggapku sebagai anaknya, banyak warga sekitar yang membantuku untuk mencari keluargaku tapi semua itu nihil dari semua banyak warga desa yang membantuku tak ada satu pun yang menemukan keluargaku. sungguh aku merasa putus asa waktu itu,dengan terpaksa mau tak mau aku harus hidup di desa terpencil itu,dan mengalami kekurangan ekonomi setiap hari aku harus berjualan sayur keliling untuk memenuhi kebutuhanku,hingga pada Minggu lalu aku pulang berjualan dengan berjalan kaki dan tiba tiba ada motor yang melaju dengan kencang dan menabrakku, kepalaku terbentur aspal dan aku tak sadarkan diri selama beberapa hari.

saat aku sudah sadar ingatanku kembali,tetapi aku tak bisa langsung kesini karena tidak adanya biaya,maka dari itu aku berusaha mengumpulkan pundi pundi rupiah dan akhirnya aku bisa mengumpulkan uang itu dan sekarang aku berada disini."

Calista menceritakan perjalanan hidupnya selama satu tahun ini bersama Tio sang kekasih tetapi dengan sedikit rekayasa.ia melirik sekilas ke arah Dewa,ia ingin melihat reaksinya.

Dewa yang mendengar cerita Calista merasa iba dengan penderitaan sang kekasih selama ini,ia membawa tubuh kurus Calista kedalam pelukanya dan ia ingin memberikan Calista ketenangan dan kekuatan seolah mengatakan

"semuanya akan baik baik saja dan aku akan slalu bersamamu."

Calista menangis terisak di dalam pelukan Dewa,sungguh ia tak memungkiri kalau dia sangat merindukan Dewa.

"hiks...hiks...aku kira kau sudah melupakanku dan tidak berusaha untuk mencariku." ucap Calista di sela tangisannya

"tidak ..itu tidak benar sayang,aku sudah mengerahkan semua anak buahku tapi tetap tidak bisa menemukanmu sayang,maaf karena aku tak bisa menemukanmu sehingga membuatmu menderita." ucap Dewa semakin memeluk erat Calista.

"aku janji akan menebus semua kelalaianki Calista,apapun yang kau inginkan akan aku penuhi."

"benar itu Dewa?" tanya Calista mendongakkan wajahnya agar dapat memandang wajah sang kekasih.

"ya,apa yang kau inginkan sayang?aku pasti akan mengabulkannya." ucap dewa mengecup kening calista.

"aku ingin kamu menikahi ku Dewa,agar kita bisa terus bersama tanpa adanya gangguan apapun." ucap Calista penuh harap.

"hanya itu?atau apa ada lagi yang kau inginkan?"

"jawab dulu keinginanku yang pertama Dewa,urusan yang lain anti saja.bagaimana apa kau mau menikahi ku?"

"tentu sayang aku akan segera menikahimu."

"sungguh?"

Dewa mengangguk sebagai jawaban.

sungguh Calista sangat senang Dewa menyetujui untuk menikahinya,ia benar benar beruntung karena Dewa sangat mencintainya,dia memang bodoh dulu pernah meninggalkan Dewa demi laki laki yang tidak berguna seperti Tio,kali ini ia takkan pernah melepaskan Dewa lagi.

Dewa begitu bahagia dengan kembalinya Calista dan melupakan keberadaan Tiara yang tengah menunggunya untuk pulang dan menemuinya.

kruk...krukkk....

bunyi perut Calista membuatnya memegangnya dan menunduk malu,hingga ia tak berani memandang wajah Dewa yang tengah menahan senyum.

Dewa meraih dagu Calista dan mendongakkan wajahnya agar mereka saling bertatapan kedua mata mereka saling mengunci.

"apa kau lapar?"

Calista mengangguk dan menahan malu karena dengan kurang ajarnya perutnya sudah berbunyi di depan sang kekasih.

"tunggulah disini,aku akan memesan makanan untukmu." ucap Dewa sembari mengambil ponselnya untuk memesan makanan.

Calista bangkit ingin ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"mau kemana?"

"aku mau mandi,lengket rasanya."

tanpa banyak bicara Dewa mengangkat tubuh Calista dan membawanya ke kamar mandi,dan mereka melakukan kegiatan yang menyenangkan lagi,lagi dan lagi.

sementara itu Tiara sedang duduk sendirian di balkon kamarnya,terhitung dua hari Dewa belum kembali,sungguh ia sangat merindukan Dewa. ingin sekali ia menghubungi Dewa untuk menanyakan kapan ia kembali,atau hanya sekedar ngobrol saja itu sudah membuatnya senang,tetapi ia takut akan mengganggu Dewa,maka ia putuskan untuk diam saja semabari menahan rasa rindunya.

Tiara mengakui kalau dia sudah jatuh dalam pesona Dewa,ia telah jatuh cinta kepada Dewa,ia sudah jatuh cinta kepada iblis yang sudah memporak porandakan kehidupannya.

"hah....aku hanya berharap dia juga mencintaiku dan segera mau menikahi ku." ucap Tiara tersenyum.

tok tok tok...

suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Tiara,

"masuk..." ucap Tiara.

"nyonya apakah anda ingin makan malam sekarang?"

"iya Leo,aku sudah sangat lapar."

"baiklah,saya akan menyiapkan ya." ucap Leo saat hendak pergi meninggalkan Tiara,tapi langkahnya terhenti ketika sang nyonya memanggilnya.

"Leo,kapan Dewa akan datang?"

"maaf nyonya,untuk itu saya tidak tahu karena tuan tidak memberitahu saya."

Tiara yang mendengar jawaban dari Leo,merasa kecewa,entah mengapa ia sangat merindukan pria itu.

"apa ada lagi yang anda perlukan nyonya?"

"tidak ada kamu boleh pergi."

Leo menunduk hormat dan pergi meninggalkanya sendirian.

"kasihan sekali nyonya Tiara,dia pasti mengharapkan lebih tentang hubungannya dengan tuan Dewa. tetapi tuan sepertinya memang akan kembali ke rencana awal,membuang Tiara jika ia sudah bosan,dan apalagi sekarang nona Calista sudah kembali,pasti nyonya Tiara akan terlupakan dan tergantikan dengan kehadiran nyonya Calista. mudah mudahan anda akan mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya nyonya Tiara,meskipun itu bukan dengan tuan dewa." ucap Leo sambil berjalan membawa troli berisi makanan untuk dibawanya ke kamar Tiara.

Leo mengetuk pintu kamar Tiara sebelum masuk kedalam.setelah mendengar ijin dari sang pemilik kamar iapun membawa masuk troli dan menyerahkan kepada Tiara yang sedang duduk di balkon kamarnya.

"ini nyonya,silahkan menikmati." ucap Leo sopan dan hendak pergi meninggalkan Tiara.

"Leo bisakah kau duduk dan menemaniku makan?"

"maaf nyonya saya tidak berani."

"kenapa,??"

"karena nyonya adalah atasanku."

"tidak Leo,derajat kita sama kamu tahukan kenapa saya bisa ada disini? jadi aku mohon temani aku sebentar." ucapnya memohon

Leo yang tidak tega akhirnya mengalah dan menemani Tiara makan.

"Leo berapa umurmu?"

"empat puluh lima nyonya."

"tapi kamu tidak terlihat tua."

"anda bisa saja nyonya."

hening sesaat...

"Leo ...apakah mungkin Dewa bisa mencintaiku?" ucap Tiara menunduk

"kenapa tidak mungkin nyonya,anda cantik dan baik pasti tuan akan bisa mencintai anda."

"tapi ...."

"sudahlah nyonya,lebih baik anda beristirahat,salamat malam." ucap Leo pergi meninggalkan Tiara dan ingin membiarkan Tiara menikmati makan malamnya dan ingin menghindari pertanyaan Tiara yang mungkin akan sulit untuk ia jawab.

"aku tahu,aku hanya di jadikan sebagai budak seksnya Leo,tapi apakah aku salah jika aku mencintainya?"

"maaf nyonya,itu bukan kapasitas saya tetapi saya hanya berharap anda akan bisa hidup bahagia walaupun bukan dengan Dewa."

Tiara yang tak menjawab ucapan Leo dan membiarkan Leo pergi dari hadapannya.

"tetapi aku mencintai iblis itu Leo,aku mencintai Dewa." ucap Tiara dan pecah sudah tangisnya.