webnovel

Calista kembali

pukul 10 pagi Dewa baru terbangun dari tidur panjangnya.ini pertama kalinya ia bisa tidur dengan nyenyak,di menoleh kesamping dan melihat Tiara yang tidur memunggunginya.

Dewa tersenyum melihat Tiara yang masih tertidur ia mengecup kepala Tiara dan lalu beranjak dar tidurnya dan menuju ke kamar mandi. hari ini ia harus pergi ke kantornya,ia tidak ingin mengecewakan kliennya lagi.

sepuluh menit Dewa berkutat di kamar mandi,kini ia keluar dengan wajah yang lebih segar dan bersemangat.di lihatnya Tiara yang masih tertidur,dia tidak ingin mengganggu wanitanya itu,dia lebih memilih meninggalkan pesan yang di tulisnya di atas nakas samping Tiara tidur.

ia menatap Tiara sekali lagi,senyum itu muncul dan akhirnya Dewa pergi meninggalkan Tiara yang masih berkutat dengan mimpinya.

"selamat pagi tuan." sapa Leo

"pagi."

"ingin sarapan atau langsung pergi?"

"kita langsung pergi saja Leo,aku tak ingin mengecewakan kolegaku. ah...ya jangan lupa siapkan makanan untuk Tiara dan jagakan dia untukku selama aku tidak ada."

"baik tuan,..." ucap Leo menunduk hormat dan menutup pintu mobil yang Dewa tumpangi.

"semoga tuan slalu bahagia dan semoga kehadiran nyonya Tiara bisa mengubah sikap anda yang arrogan tuan." gumam Leo saat mobil Dewa sudah tak terlihat.

______

Dewa sampai di sebuah restoran mewah khas Jepang,ia memang memang berjanji dengan koleganya di tempat ini sekaligus ingin menikmati makan siang bersama dan membahas tentang pekrjaanya.ia berencana membuka cabang pabrik Frozen food yang cukup menjadi trending akhir akhir ini.

ia berencana untuk membangun pabrik di Jepang dan koleganya ini adalah salah satu orang yang menjadi investornya yang berada di Jepang. MR Yamata namanya,beliau juga yang merekomendasikan tempat yang bagus untuk membangun pabriknya nanti di Jepang.

Dewa memasuki restoran itu dan menuju ruang VIP yang sudah di pesanya.

sambil menunggu Mr Yamata datang Dewa menelpon Leo untuk menanyakan,apakah Tiara sudah bangun atau belum.

"Leo,apa Tiara sudah bangun dan memakan makanannya?." tanya Dewa saat telponya sudah tersambung dengan Leo.

"nyonya baru saja bangun tuan,dan dia sedang berada di kamar mandi,anda tak perlu kawatir tuan saya akan memperhatikan nyonya Tiara." jawab Leo sopan.

"baiklah,sampaikan salam ku padanya." iapun menutup panggilannya,tepat saat panggilan berakhir tuan Yamata sudah datang,merek berbincang bincang mengenai kerja sama yang akan mereka lakukan nanti.

"bagaimana tuan Dewa apa anda setuju dengan ide saya? dan lebih baik anda pergi ke Jepang untuk melihat lokasinya langsung."

"baiklah saya akan datang langsung ke lokasi jika nanti sudah ada waktu luang,untuk sementara saya serahkan semuanya kepada anda tuan Yamata."

"baiklah jika begitu,saya harus kembali ke Jepang sekarang untuk menyelesaikan beberapa hal yang harus saya persiapkan."

"baiklah... terimakasih atas kerjasamanya." ucap Dewa tersenyum manis,dan mengulurkan tanganya kepada Mr Yamata dan langsung di sambut olehnya.

"saya kira anda tidak bisa tersenyum tuan Dewa." canda Mr Yamata

"anda ini bicara apa tuan,tentu saja saya bisa tersenyum seperti anda."

tawa mereka mengglegar memenuhi ruangan itu,akhirnya mereka berpisah, Mr Yamata langsung kembali ke negara asalnya dan Dewa pergi ke kantornya,masih banyak yang harus ia selesaikan. mungkin kurang lebih seminggu ia akan disibukkan dengan pekerjaan yang menyangkut rencana pembangunan pabrik barunya yang ada di Jepang nanti.

pukul 2 siang dewa sampai di kantornya,dia berjalan dengan muka datarnya tetapi itu tak menyurutkan nilai ketampanannya,banyak karyawan wanita yang mengaguminya tetapi tidak ada yang berani mendekatinya karena sikapnya yang begitu dingin dan kejam.

Dewa memasuki Lif yang khusua untuk para petinggi,ia berdiri menyender di tembok Lif bersama Wiliam.

"Wiliam,apa kamu pernah merasakan bahagia?" ucap Dewa setelah pintu lif tertutup dan menyisakan mereka berdua.

"maaf tuan saya tidak tau maksud anda." jawab Wili

"maksudku apakah kamu pernah merasakan kebahagiaan saat berada di dekat seorang wanita?" tanyanya lagi.

"apa anda sedang jatuh cinta dengan nyonya Tiara?" ucap Wili

Dewa langsung menoleh kearah Wili dengan pandangan penuh tanya.belum sempat Dewa menjawab pertanyaan Wili pintu lif terbuka.

"lupakanlah,pekerjaan menantuku dan Tak ada waktu untuk memikirkan hal bodoh seperti itu." ucapnya sembari melangkahkan kakinya keluar dari lif.

Dewa mendudukkan pantatnya di kursi kebesarannya,sementara Wili pergi menuju keruanganya. Dewa kembali teringat saat bersama Tiara,sungguh wanita itu mengubah hidupnya dan membuatnya bisa merasakan kebahagiaan yang begitu nyata.

dulu waktu bersama Calista dia tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti saat ia bersama dengan Tiara,

"apakah aku sudah jatuh cinta pada Tiara? tidak mungkin secepat ini aku bisa melupakan Calista dan jatuh cinta kepada Tiara. mungkin ini hanyalah pelarian saja karena aku merasa kesepian dan merindukan Calista makanya aku bisa dekat dengan Tiara." ucapnya pada diri sendiri.

Dewa lebih memilih untuk meneruskan pekerjaan mengecek beberapa dokumen dan harus segera menyelesaikannya, agar ia bisa lebih cepat untuk bertemu dengan Tiara.

"kenapa aku malah memikirkannya,fokus Dewa fokus." ucapnya pada diri sendiri.

saat berkutat dengan pekerjaannya pintu ruangan di ketuk oleh seseorang,dan Dewa langsung menyuruhnya untuk masuk.

seseorang masuk dengan ragu ragu,ia menutup pintu setelah dipersilahkan masuk.tetapi ia tak langsung duduk ia masih berdiri kaku di ambang pintu sambil menatap pria yang sudah lama ia tinggalkan.

Dewa yang merasa di perhatikan seketika mendongak dan melihat siapa yang datang keruanganya dan diam saja tanpa bersuara.

ia terkejut setelah tahu siapa yang datang dan berdiri kaku di ambang pintu yang tertutup,seketika ia berdiri dan melangkahkan kakinya dengan cepat bahkan ia berlari agar cepat sampai pada wanita yang selama ini ia rindukan.

Dewa menangkup wajah wanita yang sudah satu tahun ini ia rindukan dan ia juga sudah berusaha mencarinya.ia sungguh tak percaya Calista kekasihnya kini berada di hadapannya,wajah cantiknya tak berubah,tetapi tubuhnya menjadi sangat kurus dan tak terawat.tetapi itu tidak mengurangi rasa rindunya terhadap sang kekasih.

"Calista,apa benar ini kamu?" ucap Dewa yang masih tak percaya.

Calista mengangguk dan tersenyum lembut kepada Dewa.

Dewa langsung memeluk tubuh kurus itu,dan menghadiahi beberapa kecuapan di wajah Calista.

"iya sayang ini aku,Calista Dewa aku sangat merindukanmu sayang." ucap Calista meneteskan air matanya sungguh tak dinpungkiri ia sangat merindukan Dewa.

Dewa dan Calista saling melepas rindu,dan melupakan seseorang yang telah mereka tinggalkan.

sementara Tio terus mengumpat karena kecolongan. calistanya pergi meninggalkan dirinya sendiri sini di desa yang sudah satu tahun ini mereka tinggali. setelah banyak yang ia korbankan untuk Calista,ia rela meninggalkan keluarganya dan warisan hanya demi bisa hidup berdua dengan Calista.

ia sadar siapa dirinya di bandingkan dewa. tetapi ia nekat melakukan hal itu karena ia sangat mencintai Calista.

tetapi ia tidak akan tinggal diam,dia akan kembali merebut Calista dari tangan Dewa,dan Calista akan kembali di tanganya.

"ingat Calista aku tidak akan melepaskanmu, sesuatu yang sudah menjadi milikku tidak akan dengan mudah aku lepaskan." ucap Tio dengan penuh tekad