webnovel

Mimpi dan Rahasia

Tác giả: hasdianks
Thiếu niên
Đang thực hiện · 6.9K Lượt xem
  • 1 ch
    Nội dung
  • số lượng người đọc
  • N/A
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Jangankan melihat, bahkan namamu saja tidak pernah terlintas dalam pikiranku. bagaimana bisa aku berpikir bahwa kamu adalah jodoh yang dikirim Allah untukku. Kita adalah orang asing, aku juga tidak mengenal siapa dirimu. tapi anehnya mengapa namamu selalu hadir dalam mimpiku. nama yang sebelumnya tidak pernah ku ketahui siapa pemiliknya itu sungguh mampu memberikan efek yang sangat besar dalam hidupku - SYAMIL aAku tidak pernah tahu seperti apa rencana yang telah Allah susun untukku. Menemukanmu bukanlah sebuah keinginanku. tapi ini adalah takdir. Bahkan, untuk mencintaimu pun aku tidak pernah terpikirkan akan hal itu - SYANIA

Thẻ
7 thẻ
Chapter 11. Topeng

Mungkin saat ini, bisa saja orang menganggapnya turut bahagia. Mungkin saat ini orang akan menganggapnya begitu antusias dengan acara pernikahan sederhana ini. Mengingat sedari pagi buta Ia sudah sibuk dengan semua pekerjaan-pekerjaan untuk persiapan hingga keberlangsungan sebuah pernikahan yang sebenarnya sangat tidak ingin Ia lihat.  Semua kesibukan yang Ia lakukan hanyalah sebuah alibi agar dirinya tidak terlalu terlihat mengenaskan dan juga agar fokusnya teralihkan dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan ijab qabul itu. Karena nyatanya hatinya pun tidak bisa berbohong, bahwa rasa sakit itu memang ada di saat Ia menatap sepasang pengantin yang tersenyum bahagia di atas pelaminan itu.

Tidak mau menyalahkan takdir Allah. Ia hanya manusia biasa yang terkadang merasa iri. Termasuk saat ini, Ia sangat iri kepada si pengantin pria. Mengapa bukan dirinya saja yang ada di posisi itu?. Bukankah Ia yang lebih dulu mengenal sang perempuan?. Tapi apakah jodoh bisa di tentukan dengan seberapa lama Ia mengenal? Tidak.

Ia melangkah gontai tatkala sepasang pengantin itu memanggilnya dan memintanya untuk berfoto bersama. Kakinya membawa melangkah mendekat, namun hatinya berteriak untuk menjauh. Ingin sekali Ia lari dan menjadi seorang pengecut saja, tapi nyatanya Ia tidak bisa. Karena sekeras apapun hatinya berteriak, nyatanya kakinya tidak pernah mengindahkan. Ia terus berjalan sembari memasang senyum indah di wajahnya. Senyum yang menampakkan beribu-ribu kepalsuan. Senyum yang Ia gunakan sebagai topeng penutup penderitaannya.

Tubuhnya kaku, seolah menolak untuk di ajak bersikap baik-baik saja tatkala Ia berdiri tepat di samping mempelai perempuan. Perempuan itu cantik seperti biasanya. Ditambah senyum manis yang menghiasi bibirnya seakan menambah lipat ganda kecantikannya.

Namun, ketika Ia melirik pada sosok pria yang juga berdiri di samping perempuan itu, Ia hanya bisa menelan kepahitan. Sekali lagi dalam hatinya berujar 'seharusnya aku yang disana'.

"Semoga keluarga kalian menjadi keluarga yang bahagia, ya." Ucapnya tulus walau di hati menyimpan segala luka.

"Jadi istri yang sholeha. Aku selalu bahagia jika kamu bahagia." Ucapnya membohongi diri sendiri. Karena nyatanya sekarang, Ia tidak merasa bahagia saat melihat perempuan bergaun putih ini bahagia.

"Siap boss!" Jawab perempuan itu yang membuatnya tersenyum di tengah-tengah keperihan hatinya. Langkahnya kini membawanya ke arah si pengantin pria, menjabat tangan pria itu seolah menyerahkan segalanya. "Jaga sahabat Gue, kak. Sekarang dia tanggung jawab Lo."

Pengantin pria itu tersenyum, lantas menariknya untuk memberikan pelukan.

"Jangan buat dia terluka. Dia sangat berharga buat Gue."

Pengantin pria itu mengangguk mantap "Pasti."

Dan setelah mendengar jawaban itu Syam langsung melepas pelukannya dan memilih berpamit untuk kembali.

**

"Gue pulang dulu ya.. capek." Syam mengambil sapu tangan untuk mengelap wajahnya yang basah akan keringat.

Ia berjalan mendekati beberapa temannya sembari menyampirkan tas di pundaknya. "Gue pulang."

"Baru juga jam 8, Syam." Rendi yang masih asik memainkan bola menatap Syam yang sudah siap untuk pulang.

"Besok gue ada meeting pagi. Dan malam ini gue harus prepare dulu." Jelas Syam.

"Oh. Ya sudah sono kalau lo mau pulang. Gue masih mau main."

"Terserah lo sih. Ya sudah ya, gue pulang dulu."  Syam melangkahkan kakinya menuju pintu keluar lapangan futsal, meninggalkan teman-temannya yang tampaknya masih  akan melanjutkan permainan.

Selain hobi, untuk saat ini futsal menjadi salah satu pelampiasan Syam agar dirinya tidak terus menerus terjebak dalam kesedihan setelah penikahan Ara. Bagaimanapun Ara adalah sahabat baiknya.

Seharusnya, Syam bahagia karena akhirnya sahabatnya menemukan pendamping hidup. Tapi bagi Syam, pernikahan Ara adalah sebuah kesedihan, karena siapa sih yang tidak sedih jika orang yang kita cintai menikah dengan orang lain?. Tentu sakit bukan?. Begitu pula Syam. Terlebih saat Ia mengingat hari di mana Ia menyatakan perasaan namun ternyata sahabatnya itu memilih orang lain.

Sakit, Sedih, Hancur, semua bergabung menjadi satu. Tapi di saat itu juga, Syam tidak bisa menyalahkan Ara. Terlebih saat Ia tahu bahwa dulu Ara sempat mencintainya dan Ia malah menyia-nyiakan Ara. Rasa sakit dan kecewa itu kian bertambah besar, terutama kecewa terhadap dirinya sendiri. Syam membelokkan mobilnya menuju taman kecil yang letaknya tidak jauh dari kompleks rumahnya, sebuah taman yang sejak dulu menjadi tempat Ia bermain serta tempat pelarian saat Ia ingin menenangkan pikiran. Mendadak Syam membutuhkan ketenangan, mungkin dengan menghirup udara malam, pikirannya bisa sedikit jernih dan perihal meeting masih bisa Ia urus nanti.

Setelah memarkirkan mobil, Syam duduk di sebuah bangku yang menghadap ke sebuah gedung perkantoran. Lalu kepalanya mendongak menatap langit malam yang malam ini tampak suram karena tidak ada satupun bintang yang terlihat. Berbicara masalah bintang, Syam jadi rindu. Rindu pada seseorang yang dulu selalu menemaninya menatap bintang.

"Kamu tau dari sekian banyak benda langit, kenapa aku paling suka lihat bintang?" Tanya seorang gadis berjilbab hitam yang tengah menengadahkan kepalanya menatap bintang.  Syam yang saat itu masih berseragam putih abu-abu pun menggeleng.

"Kenapa?"

Gadis berjilbab itu tersenyum sembari menatap Syam. Gadis itu masih terlihat lugu, sangat ceria dan selalu membuat Syam nyaman.

"Kenapa, Ra? Sudah ditungguin, nih." tagih Syam karena Ara tidak kunjung memberi tahu alasannya.

Gadis itu tampak tersipu. "Karena.. apa ya? Mungkin karena aku lihatnya bareng kamu. Jadi aku punya teman buat lihat bintang."

"Lah, enggak jelas banget alasannya."  Syam tergelak mendengar alasan lucu sahabatnya.

"ahh.. aku tahu.. atau jangan-jangan sebenarnya kamu suka kan, berdua sama aku? Bintangnya cuma sebagai alasan??" Syam menggoda Ara, Ia bisa melihat Ara yang tetsipu dan salah tingkah. Pemandangan itu sangatlah lucu bagi Syam.

"Ngarang banget! Siapa yang bilang kayak gitu?"

"Aku yang bilang, barusan."

"Ih.. Kamu tuh bisa nggak sih, nggak usah kepedean gitu?. Siapa juga yang suka sama kamu. Udah keringetan. Bau, belum mandi pula." Cibirnya yang membuat Syam tertawa. Malam itu memang Syam belum mandi selepas selesai sparing futsal.

"Tapi kamu suka kan?" Godanya lagi. Entahlah sejak kecil Syam memang senang sekali menggoda Ara. Bagi Syam, Ara akan terlihat sangat lucu dan cukup manis ketika salah tingkah. Pipinya mendadak akan berubah menjadi merah yang menjadi penanda jelas bahwa dia salah tingkah.

"apa sih.. sana kamu mandi dulu yang wangi. Baru nanti aku pikirin mau suka atau enggak. Kalo kamu jelek gini yaaa aku sih ogah lah." Ucapnya lalu mengusir Syam. Mendorong jauh-jauh Syam yang terus mencoba menggodanya.

Syam tersenyum mengingat kejadian itu. Kejadian dimana saat Ia dan Ara masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Saat itu belum pernah terpikirkan akan sebuah rasa yang tiba-tiba hadir dalam persahabatan mereka. Semua berjalan apa adanya. Indah dan menyenangkan yang tanpa sadar membuat Syam merasa rindu. Rindu dengan Ara juga rindu dengan kenangannya.

Syam menghela nafasnya tatkala tersadar bahwa ia telah kembali terjebak dalam kenangan masa lalu. Masa lalu yang terus membayanginya hingga saat ini. Syam beristrigfar, Ia mencoba untuk mengingatkan dirinya sendiri agar tidak terus mengingat masa lalu tentang persahabatannya dengan Ara. Karena dengan Ia mengingat, sama saja Ia telah menambah luka dalam hatinya.

***

Bạn cũng có thể thích

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Thiếu niên
5.0
405 Chs

FALLING IN LOVE

Khusus Dewasa!! "Mungkin Dia hadir di hatiku di awal perjalananku, tapi kamu hadir di akhir dari perjalananku hingga akhir hidupku nanti." (Aska Aliando) Berawal hanya karena sekedar candaan Karin, di sebuah kamar pasiennya di rumah sakit. Karin yang selalu jahil dengan tiap laki-laki yang baru di kenalnya. Karena di mata Karin, laki-laki semua adalah hidung belang. Yang patut untuk di permainkan. "Apakah kamu mau menjadi kekasihku?" Kata Karin dengan santainya. "Oke...aku mau menjadi kekasihmu." jawab Aska Aliando "Tapi ada syaratnya, kamu harus menyerahkan semua hartamu..apa kamu mau?" lanjut Karin dengan suara merayu. "Baik,..aku setuju! tapi harus ada surat perjanjian kontraknya..jika kita bisa menjalani 6 bulan hubungan ini, maka semua hartaku untukmu." sahut Aska dengan serius. Perjanjian sudah tertulis dan sudah di tandangani masing-masing..bersamaan hasil lab Aska yang sudah keluar. Aska di vonis Leukimia stadium 4. Dunia Karin berubah seketika, ingin dia membatalkan perjanjiannya namun takdir mengharuskan Karin di samping Aska. Mampukah Karin bertahan dengan hubungannya tanpa berdasarkan cinta?? Dan apakah Aska bisa bertahan dari penyakitnya..dan harus meninggalkan Karin beserta harta yang di berikannya pada Karin?? 'Jangan tinggalkan aku, aku mohon..kamu harus bertahan hidup untukku..jika aku harus bertahan untuk hubungan ini..kamu pun harus bertahan untukku..karena aku sudah jatuh hati padamu!! ( Karin Aadvantika )

NicksCart · Thiếu niên
4.9
529 Chs
Mục lục
Âm lượng 1

số lượng người đọc

  • Đánh giá xếp hạng tổng thể
  • Chất lượng bài viết
  • Cập nhật độ ổn định
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới
Các đánh giá
Ôi! Bạn sẽ là người đánh giá đầu tiên nếu bạn để lại đánh giá của bạn ngay bây giờ!

HỖ TRỢ