webnovel

Metropolitan Quen : the return of imortal cultivation

Tác giả: pujawidiana
Kỳ huyễn
Đang thực hiện · 34.5K Lượt xem
  • 13 ch
    Nội dung
  • số lượng người đọc
  • N/A
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Qing An seorang imortal kutivator yang gak kuat-kuat amat mati kesamber api Phoenix terlahir kembali sebagai Xila anak imut yang berdiri di bawah rantai makanan.

Chapter 1Bintang Jatuh Ke Selokan

Malam sunyi ditemani nyanyian burung gagak di pedalaman hutan tujuh jiwa seorang wanita membungkuk berlari terengah-engah tersesat akan keberadaannya, mendekap luka di sekujur tubuhnya. Namanya Qing An pewaris dari sekte bulan terang, dia memiliki paman yang berambisi menggantikan kepemimpinan sekte.

"Qing er... berhentilah menghabiskan waktuku dan cepatlah mati" dengan mata dingin paman Fei Wu menatap Qing An dengan kilat ditangannya siap menembak ke arah Qing An.

"paman sialan kalau bukan karena permintaan tetua tanpa tau kau ingin membunuhku aku tak Sudi menerima gelar pemimpin sekte, ptuih.. malang nasibku". Qing An meludahkan darah di depan langkah pamannya Fei Wu.

"jadi akhirnya kau mengerti betapa bodohnya kau menerima permintaan tetua kampungan yang berkarat itu".

"bajingan jangan berani menghina kakek ku akan ku seret kau ke neraka dengan pusaka Phoenix pemakan jiwa ini". dengan gulungan sutra berpola rumit ditangannya dia membuka formasi tersebut.

Awan di langit gelap berkerumun melingkar disekitar hutan menyesatkan petir bergemuruh kilatan cahayanya menyentuh tanah.

"Ha ha ha anak bodoh benda sampah seperti itu tidak bisa menyeretku ke neraka, terimalah takdir dari raja Yama untuk mu, selamat tinggal keponakan bodoh" Fei Wu menulis formasi teleportasi dengan pedangnya di kehampaan menghilang ditelan malam.

"sialan pepatah memang benar yang jahat selalu sulit mati, haahhh.. malang nasibku akan musnah oleh formasi ku sendiri.. kakek, semoga kau baik - baik saja".

cahaya keemasan berdiri bagai tiang raksasa ditengah hutan tujuh jiwa, menelan segala kehadiran dilingkarkan termasuk wanita cantik yang tak beruntung Wu Qing An.

Qing An membuka matanya seakan baru terbangun dari mimpi buruk, bau busuk memenuhi Indra penciumannya melihat ke sekeliling hanya ada cairan hitam, sampah bertumpuk, tikus bergerombol disekitar Qing An.

"Uwwahh!! lelucon macam apa ini". memeriksa keadaan fisiknya Qing An menemukan tubuhnya menyusut sebanding anak 10 tahun luka fatal yang diakibatkan dari formasi Phoenix tidak terasa hanya ada baju kotor rambut gimbal berwarna debu menghilangkan warna rambut silver indah yang sedikit mengintip.

"aww kepalaku terasa sakit.. tidak.. aaaahhh!!"

bayangan klise berputar putar dipikirannya mengejutkan pemahaman Qing An.

"sepertinya disini aku dibuang oleh ibuku yang seorang pelacur, menderita kelaparan dan kekerasan setiap waktu, dan akhirnya mati... tidak, aku sekarang bernapas dan bukan mimpi, aku akan membawakan mu kebahagian wahai tubuhku yang baru Xila".

Bạn cũng có thể thích

PENDEKAR TAPAK DEWA

Kebiadaban yang dilakukan oleh gerombolan La Kala (Kelompok Merah-Merah) di bawah pimpinan La Afi Sangia makin merajalela. Terakhir mereka membantai penduduk Desa Tanaru beserta galara (kepala desa) dan keluarganya sebelum desa mereka dibumihanguskan. Mayat-mayat bergelimpangan di mana-mana yang sebagian besarnya hangus bersama rumah-rumah mereka. Darah Jenderal Hongli alias Dato Hongli mendidih menyaksikan bekas aksi kebiadaban yang di luar batas kemanusiaan itu. Darah kependekarannya menangis dan jiwanya menjerit. Tetapi ada sebuah keajaiban. Di antara mayat-mayat bergelimpangan ada sesosok bayi mungil yang kondisinya masih utuh. Tubuhnya sama sekali tak bergerak. Sang bayi malang seolah-olah tak tersentuh api walau pakaiannya telah menjadi abu. “Oh...ternyata bayi ini masih hidup,” desah sang mantan jenderal perang kekaisaran Dinasti Ming. Diangkatnya bayi itu seraya lanjut berucap, “Akan kubesarkan bayi ini. Dia adalah sang titisan para dewa. Akan kugembleng ia agar kelak menjadi seorang pendekar besar. Kelak, biarlah dia sendiri yang akan datang untuk menuntut balas atas kematian keluarganya serta seluruh penduduk desanya. Akan kuberi bayi ini dengan nama La Mudu. Ya, La Mudu, Si Yang Terbakar...!” Lalu sang pendekar besar yang bergelar Wu Ying Jianke (Pendekar Tanpa Bayangan) itu mengangkat tubuh bayi itu tinggi-tinggi dengan kedua tangannya. Ia berseru dengan suaranya yang bergetar membahana: “Dengarlah, wahai Sang Hyang Dewata Agung....! Aku bersumpah untuk menggembleng dia menjadi seorang pendekar besar yang akan menumpas segala bentuk kejahatan di atas bumi ini..!! Wahai Dewata Agung, kabulkanlah keinginanku ini...!! Kabulkan, kabulkan, kabulkan, wahai Dewata Agung...!” Sang Hyang Dewata Agung mendengar permohonannya. Alam pun seolah mengamininya. Cahaya petir langsung menghiasi angkasa raya yang disusul dengan guruh gemuruh yang bersahut-sahutan. Tak lama kemudian hujan deras bagai tercurah mengguyur bumi yan

M Dahlan Yakub Al Barry · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
89 Chs

số lượng người đọc

  • Đánh giá xếp hạng tổng thể
  • Chất lượng bài viết
  • Cập nhật độ ổn định
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới
Các đánh giá
Ôi! Bạn sẽ là người đánh giá đầu tiên nếu bạn để lại đánh giá của bạn ngay bây giờ!

HỖ TRỢ