webnovel

Episode 3

Di kampus Aldi lagi.. 

"Akhirnya sudah selesai mata kuliah hari ini, saatnya ke rumah Fina, oh ya hampir saja lupa aku messenger Irfandi untuk ke rumah Fina", kata Aldi. 

                     ** 

Percakapan Renaldy dan Irfandi lewat messenger.

"Assalamu'alaikum Fandi, nanti kamu dan Titah ke rumahnya teman aku ya, Titah tau kok rumahnya, nanti tanya saja dengan Titah rumahnya Fina, gitu ya..", kata Aldi. 

                     ** 

Di sekolah Titah 

Di kelas Titah.. 

"Akhirnya catatan hari ini selesai juga, tinggal ke kantin sekolah deh..", kata Titah. 

Di kantin sekolah.. 

"Fandi..", seru Arfan. 

"Ya fan, kenapa ?", tanya Irfandi. 

"Kamu kenapa, cari apa ?", tanya Arfan juga. 

"Saya sedang mencari Titah, Titah kemana ya fan ?", tanya Irfandi lagi. 

"Mana lah saya tau, memangnya saya pengasuhnya apa, masih di kelas kali..", jawab Arfan. 

"Pesankan siomay atau batagor dua ya untuk saya dan Titah", kata Irfandi. 

"Iya, loh kamu mau kemana ?", tanya Arfan lagi. 

"Ke kelas Titah dong..", jawab Irfandi. 

"Oh ya sudah, cepat ya, nanti saya pesankan", kata Arfan. 

"Oke..", seru Irfandi.

Di kelas Titah lagi.. 

"Assalamu'alaikum", Irfandi memberikan salam pada Titah. 

"Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari Irfandi. 

"Yuk kita ke kantin", kata Irfandi. 

"Iya tunggu sebentar, masukin buku dulu", sambung Titah. 

"Ya sudah cepat, aku bantuin ya", kata Irfandi lagi. 

"Gak usah, sudah selesai kok, yuk ke kantin", sambung Titah lagi. 

"Yuk..", seru Irfandi. 

Di kantin sekolah lagi.. 

"Sudah belum fan ?", tanya Irfandi. 

"Sudah nih, batagor dua, minumnya ke sukaan yayang mu es teh manis", jawab Arfan. 

"Terimakasih ya mas Arfan", kata Titah. 

"Iya sama-sama", sambung Arfan. 

Di rumah Fina 

Di ruang tv.. 

"Duh kok belum ada balasan juga ya dari Irfandi", kata Aldi di dalam hati. 

"Kamu kenapa di ?", tanya Fina. 

"Nungguin balasan dari teman adik gua Fin..", jawab Aldi. 

"Oh..", seru Fina. 

"Ya sudah yuk lanjut ke ini nih", kata Fina. 

"Ke apa Fin ?", tanya Aldi. 

"Ke tugas maksudnya di", jawab Fina. 

"Oh oke..", seru Aldi. 

Di sekolah Titah 

Di kantin sekolah lagi.. 

"Hp mulu Fandi, kan di sini sudah ada bebeb Titah..", kata Arfan. 

"Yang boleh panggil bebeb atau dede Titah itu cuma aku doang ngerti gak Arfan", sambung Irfandi. 

"Emm iya..", seru Arfan. 

"Emm Fandi, bisa gak usah nyembur", kata Arfan. 

"Haha, basah ya, sini aku lap", kata Titah yang mengelap kening Arfan menggunakan tisu yang terkena semburan dari Irfandi, dan membuat Irfandi cemburu. 

"Iya maaf ini masalah nya kakak, iih Arfan itu dede Titah ku sayang, iih..", Irfandi cemburu karena Arfan di lap keningnya oleh Titah menggunakan tisu. 

"Hehe, sekali-kali kenapa masa kamu terus sih ya gak, dan lagian juga ya Fandi selama janur kuning belum melengkung sah, sah, saja Titah di miliki oleh siapapun, ya gak bebeb Titah ?", tanya Arfan. 

"Iya boleh kok mas Arfan, hehe..", jawab Titah. 

"Tetap saja tidak boleh Arfan, dede Titah tetap punya ku", kata Irfandi yang masih cemburu. 

"Haha..", Titah dan Arfan tertawa bersama. 

"Sttss sudah diam, ini nih kakak ipar gua messenger nih..", kata Irfandi. 

"Haa.., kakak ipar siapa mas Irfandi ?", tanya Titah. 

"Muhammad Renaldy Ramadhan alias mas Aldi dong..", jawab Irfandi. 

"Hemm..", keluh Titah. 

"Emangnya mas Aldi messenger apa ?", tanya Titah lagi. 

"Nih baca saja", jawab Irfandi yang memberikan hpnya pada Titah. 

                     ** 

Percakapan Renaldy dan Irfandi lewat messenger.

"Assalamu'alaikum Fandi, nanti kamu dan Titah ke rumahnya teman aku ya, Titah tau kok rumahnya, nanti tanya saja dengan Titah rumahnya Fina, gitu ya..", kata Aldi. 

                     ** 

Masih di kantin sekolah.. 

"Oh.., aku balas ya boleh gak ?", tanya Titah. 

"Boleh dong balas saja", jawab Irfandi. 

"Emangnya mas Aldi chat apa sih, mas Arfan juga mau lihat dong", kata Arfan yang mendekati Titah, dan Irfandi masih cemburu karena Arfan mendekati Titah. 

"Emm Arfan, kan sudah saya bilang jangan dekat-dekat dengan dede Titah ku sayang, dia itu punya aku tau..", kata Irfandi yang masih cemburu. 

"Kan sudah ku bilang juga tadi selama janur kuning belum melengkung sah, sah, saja Titah di miliki oleh siapapun, ya gak bebeb Titah ?", tanya Arfan. 

"Iya mas Arfan", jawab Titah. 

"Tuh di jawab dengan bebeb Titah, Fandi", kata Arfan. 

"Iih.., sekali gak boleh ya gak boleh, hemm, minggir", kata Irfandi yang pindah dan duduk di dekat Titah. 

"Sudah, sudah, kok kenapa jadi rebutan saya sih, saya mau balas chat dari mas Aldi gak bisa, bisa nih..", keluh Titah. 

                     ** 

Percakapan Renaldy dan Irfandi lewat messenger. 

"Assalamu'alaikum Fandi, nanti kamu dan Titah ke rumahnya teman aku ya, Titah tau kok rumahnya, nanti tanya saja dengan Titah rumahnya Fina, gitu ya..", kata Aldi. 

"Wa'alaikumussalam mas Aldi, iya nanti aku ke sana dengan mas Irfandi, ini aku Titah", sambung Titah. 

                     ** 

Di rumah Fina 

Masih di ruang tv.. 

"Nah akhirnya di balas juga", kata Aldi. 

                     ** 

Percakapan Renaldy dan Irfandi lewat messenger. 

"Assalamu'alaikum Fandi, nanti kamu dan Titah ke rumahnya teman aku ya, Titah tau kok rumahnya, nanti tanya saja dengan Titah rumahnya Fina, gitu ya..", kata Aldi. 

"Wa'alaikumussalam mas Aldi, iya nanti aku ke sana dengan mas Irfandi, ini aku Titah", sambung Titah. 

"Oke..", seru Aldi. 

                     ** 

Di sekolah Titah 

Masih di kantin sekolah.. 

"Oh..", seru Titah. 

"Kenapa ?", tanya Arfan. 

"Gak apa-apa mas Arfan, mas Aldi balas chat", jawab Titah. 

"Emang balas chat apa ?", tanya Irfandi. 

"Balas oke saja", jawab Titah lagi. 

"Oh..", seru Arfan dan Irfandi. 

"Ya..", sambung Titah. 

"Alhamdulillah, tinggal bayar", kata Titah. 

"Biar mas Irfandi saja yang bayar", kata Irfandi. 

"Loh kok gitu, gak usah mas Irfandi, kan aku ada uang, pakai uang ku sendiri saja", kata Titah lagi. 

"Gak apa, mas berapa ?", tanya Irfandi. 

"Batagor dua jadi sepuluh ribu, es teh manisnya dua jadi enam ribu, dan semuanya jadi enam belas ribu", jawab mas Sigit. 

"Saya gak sekalian Fandi ?", tanya Arfan. 

"Iya deh, baksonya berapa mas ?", tanya Irfandi lagi. 

"Baksonya sebelas, es jeruk manis nya tiga ribu, jadi semuanya empat belas ribu", jawab mas Sigit lagi. 

"Oke, nih uangnya", kata Irfandi yang memberikan uang pada mas Sigit. 

"Iya, terimakasih", kata mas Sigit yang menerima uang dari Irfandi. 

"Iya sama-sama", kata Irfandi lagi. 

Di depan kelas Irfandi.. 

"Loh Fandi mau kemana ?", tanya Arfan. 

"Antar dede Titah ke kelasnya dong..", jawab Irfandi. 

"Emm..", keluh Arfan. 

Di kelas Titah lagi.. 

"Dah sampai kelasku ya, dah sampai sini saja, aku masuk dulu ya", kata Titah. 

"Oke siap..", sambung Irfandi. 

Bel sekolah Titah pun berbunyi menandakan jam pelajaran hari selesai dan semua murid pulang ke rumah masing-masing dan sebelum pulang Irfandi mengantarkan Titah dulu ke rumah temannya Aldi, kakak Titah. 

Seperti tadi pagi juga Arfan juga naik angkot mengikuti Titah dan Irfandi ke rumah temannya Aldi, kakak Titah. 

Di kelas Irfandi.. 

"Dadi inyong mulih kaya mau esuk nih, munggah angkot ?" 

(Jadi saya pulang seperti tadi pagi nih, naik angkot ?), tanya Arfan. 

"Inggih fan.." 

(Iya fan..), jawab Irfandi. 

"Ya wis mangga awake marang kelas e dede Titah ku sayang" 

(Ya sudah yuk kita ke kelasnya dede Titah ku sayang), kata Irfandi. 

"Mangga.." 

(Yuk..), sambung Arfan.