webnovel

LUKA DI SMA

Fiona. Gadis berusia 18 tahun yang cantik, berprestasi, dan menjadi kebanggaan keluarga serta teman-temannya. Sejak kecil ia bercita-cita menjadi seorang Arsitek karena ia memiliki keinginan untuk bisa membangun rumah yang mewah dan nyaman. Itu semua dia inginkan karena sejak kecil hingga berusia 18 tahun ini Fiona hanya bisa tinggal di sebuah rumah yang sangat kecil dan tidak layak huni oleh kedua orangtuanya. Sehingga Fiona ingin sekali membangun rumah yang layak huni untuk kedua orangtuanya dengan tangannya sendiri. Sejak kecil Ayah dan Ibu Fiona sudah mewanti-wanti Fiona untuk menjaga anak perempuan semata wayangnya supaya tidak salah dalam pergaulan sehingga bisa menjadi anak yang sukses suatu saat nanti sesuai dengan yang dia cita-citakan selama ini. Fiona juga pernah berjanji kepada kedua orangtuanya jika dia akan fokus sekolah dan tidak akan pacaran. Tetapi semuanya berantakan sejak Fiona mulai mengenal Lukas hingga akhirnya Fiona hamil dengan Lukas, pacarnya, yang kemudian pergi ke luar Negeri dan meninggalkannya. Inilah perjalanan hidup Fiona di mulai, yaitu llika-liku Fiona untuk menghadapi kehamilannya. Semua cita-cita yang sudah dia bangun sejak kecil hancur seketika. Kehilangan kepercayaan orangtua, di kucilkan teman, di tinggalkan kekasih, perjuangannya menjadi seorang Ibu muda namun dia juga harus tetap meraih cita-citanya. Ternyata Fiona masih memiliki keberuntungan. Ketika dia sedang dalam keadaan sangat terpuruk seperti ini bisa bertemu dengan laki-laki baik bernama Kendrick. Sejak saat itu cinta segitiga di mulai, persaingan dengan Jane dan masalah lainnya yang ada di dalam kehidupan Fiona.

Arummsukma · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
21 Chs

Tersingkir

"Saya tuh yakin banget Bu kalo Fiona itu emang hamil," ucap Jane krmbi untuk meyakinkan Guru nya jika Fiona itu memang sedang hamil.

"Sudah. Kita liat aja nanti hasilnya."

"Iya, Bu. Fiona, cepat dong. Jangan lama-lama," teriak Jane kembali.

Tidak lama kemudian Fiona keluar dari dalam kamar mandi dengan membawa hasil test pack nya. Jane dan kedua temannya sudah sangat yakin jika Fiona itu memang sedang hamil. Mereka bertiga tidak sabar untuk melihat hasil test pack Fiona.

"Kalian semua sabar dong. Biar Ibu yang melihatnya," ucap Guru itu. Guru itu pun langsung melihat hasil test pack Fiona kali ini. Dan hasilnya negatif.

"Hasilnya negatif. Fiona ga hamil. Makanya kalian berdua jangan asal nuduh orang lain gitu aja."

"Masa si Bu?" tanya Jane tidak percaya.

"Ini kamu liat aja kalo ga percaya."

Jane langsung mengambil test pack dari tangan Guru nya itu. Dan dia juga melihatnya jika garis di test pack itu hanya ada satu. Itu artinya Fiona tidak hamil.

"Fiona. Sekali lagi Ibu minta maaf ya karena sudah meragukan kamu. Sekarang Ibu udah percaya kalo kamu emang ga hamil."

"Iya Bu. Ga apa-apa. Saya paham kok maksud Ibu."

"Yaudah kalo gitu Jane, Dhira dan Esha. Kalian semua minta maaf sama Fiona sekarang juga. Karena kalian bertiga sudah menuduh Fiona yang enggak-enggak."

"Apa? Minta maaf Bu?"

"Iya. Ayo, cepat."

"Iya, iya. Fiona kita minta maaf ya karena udah nuduh lu hamil."

"Iya gua juga minta maaf Fiona."

"Gua juga."

"Iya ga apa-apa."

"Ayo kalian semua bubar. Kembali ke kelas kalian masing-masing."

"Iya Bu."

Jane dan kedua sahabatnya langsung bubar pergi meninggalkan kamar mandi siswi itu. Begitu juga dengan Guru nya. Sekarang hanya ada Fiona di toilet itu. Fiona merasa sangat lega karena akhirnya Fiona bisa membuktikan kalau dirinya tidak hamil.

"Huh, untung aja tadi gua ga sengaja bawa minuman ini. Jadinya gua aman," ucap Fiona sambil menunjuk ke sebotol kecil air teh.

Fiona itu memang sedang meminum air teh buatan Ibunya yang biasa dia bawa ketika pergi ke sekolah. Sehingga Fiona menggunakan air teh itu untuk test pack. Pantas saja jika hasilnya tadi negatif. Jika tidak ada air teh itu, sudah pasti Fiona akan ketahuan jika dirinya sedang hamil saat ini. Setelah semua urusannya selesai, Fiona juga kembali ke kelasnya. Karena kegiatan belajar mengajar sebentar lagi akan dimulai.

******

Jam istirahat sudah di mulai. Fiona dan kedua temannya sedang makan di kantin sekolah. Tiba-tiba saja Jane dan kedua temannya datang menghampiri mereka bertiga. Mau apalagi mereka bertiga jika bukan mau mengajak ribut Fiona.

Jane dan kedua temannya sudah sengaja membelikan segelas minuman untuk Fiona. Tetapi di dalam minumannya itu sudah dia kasih saos yang sangat banyak supaya Fiona kepedasan.

"Halo Fiona," sapa Jane sok manis di depan Fiona.

"Mau apa lagi si kak? Emangnya ga puas ya lu udah liat hasil test pack tadi pagi?"

"Apa? Test pack? Lu test pack Fiona?" tanya Kaila.

"Iya."

"Terus hasilnya apa?"

"Ya negatif lah."

"Tenang dulu dong Fiona. Lu jangan marah-marah dulu kaya gitu sama gua. Gua ke sini cuma mau minta maaf aja sama lu. Gua minta maaf karena selama ini gua udah curigai kalo lu itu hamil di luar nikah. Makanya nih gua beliin minuman terenak di kantin ini sebagai permintaan maaf gua. Lu terima ya."

Fiona terdiam sejenak. Dia bingung harus mengambilnya atau tidak. Tetapi karena Fiona adalah gadis yang baik dan tidak tegaan, akhirnya Fiona mengambil minuman dari Jane.

"Iya. Udah gua maafin kok."

"Makasih banyak ya Fiona. Kalo gitu di minum dong. Enak banget loh itu minumannya."

"Iya."

Jane dan kedua sahabatnya sudah merasa sangat senang karena sebentar lagi Fiona akan meminum minuman yang sudah di taruh saos banyak di dalamnya. Tetapi sebelum Fiona meminumnya, tiba-tiba aja perut Fiona terasa sangat sakit. Dia bahkan hampir pingsan.

"Aduh, aduh perut gua sakit banget."

"Sakit? Sakit kenapa?" tanya Kaila.

"Gua juga ga tau. Gua ga kuat lagi. Perut gua sakit banget."

Kaila dan Elina sebagai kedua sahabat Fiona juga bingung harus berbuat apa kali ini. Hingga akhirnya Fiona tidak bisa menahan rasa sakit di perutnya dan dia jatuh pingsan. Untung saja ada Kendrick yang datang dan langsung menolong Fiona.

"Fiona kenapa dia?" tanya Kendrick.

"Ga tau kak. Tiba-tiba perutnya sakit gitu aja dan pingsan," jawab Kaila.

"Yaudah kalo gitu biar gua bawa dia ke unit kesehatan sekolah."

Dengan sigapnya Kendrick langsung menggendong Fiona untuk di bawa ke Unit Kesehatan Sekolah. Jane emosi melihat pemandangan itu. Jane sangat cemburu dengan sikap Kendrick yang sangat perhatian kepada Fiona.

"Kendrick apa-apaan si? Kenapa dia perhatian banget coba sama Fiona. Lagian Fiona kenapa tiba-tiba sakit perut kaya gitu? Minum minumannya aja dia belum."

"Makanya itu. Kita mending ke sana aja deh. Mungkin dia sakit perut karena hamil? Kan bisa jadi," jawab Esha.

"Tapi tadi kan hasilnya udah jelas kalo dia negatif."

"Ya kita coba liat aja dulu."

"Yaudah deh, ayo."

Akhirnya Jane dan kedua temannya pergi menyusul Fiona ke Unit Kesehatan Sekolah untuk memastikan apakah Fiona sakit perut memang karena hamil atau bukan.

*******

Ketika Kendrick sedang menggendong Fiona untuk dibawa ke Unit Kesehatan Sekolah, mereka bertemu dengan Lukas, kekasih Fiona.

"Lu apain cewek gua sampai bisa pingsan kaya gini?" tanya Lukas.

"Eh lu jangan asal bicara ya."

"Udah, udah, kalian jangan bertengkar. Itu kasihan Fiona nya," sambung Kaila.

Akhirnya Kendrick melanjutkan langkahnya untuk membawa Fiona ke Unit Kesehatan Sekolah. Sesampainya di sana Kendrick langsung menaruh Fiona di atas kasur. Tetapi setelah itu Lukas datang dan mendorong Kendrick begitu saja.

"Awas. Biar gua aja yang urus cewek gua."

Kali ini Kendrick hanya bisa terdiam. Karena dia memang tidak memiliki hak apapun untuk mengurusi Fiona yang sedang pingsan. Lukas memang lebih pantas untuk melakukan semuanya. Kebetulan juga Jane tiba di Unit Kesehatan Sekolah.

"Udah sayang. Kamu ga emang ga usah urusin Fiona. Kamu itu bukan siapa-siapanya Fiona. Biar Lukas aja yang urus semuanya," ucap Jane dan Kendrick hanya terdiam saja sambil memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada Fiona kali ini.

Lukas dengan sigapnya langsung mengambil minyak angin untuk di oleskan ke kepala dan hidung Fiona supaya Fiona cepat sadarkan diri. Ternyata cara Lukas benar. Tidak lama kemudian Fiona tersadarkan dari pingsannya. Tetapi setelah itu Fiona langsung mual-mual begitu saja.

"Huek, huek, huek."

-TBC-