webnovel

LINDAP

Lindap mengisahkan tentang Alra, putri dari pasangan suami - istri bernama Dian, dan Aisyah. Kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah dari kota besar menuju kota kecil di pulau Jawa. Awalnya kehidupan Alra berjalan dengan baik-baik saja, hidup dengan sederhana karena pekerjaan ayahnya yang selalu berganti tempat. Akan tetapi, ketika Alra mulai duduk di bangku SMP, perselingkuhan ayahnya dengan Susi mulai terjadi, dan Alra ketahui tanpa sengaja. Hal itu membuat sekolahnya menjadi tidak terarah, Aisyah juga menjadi berbeda, dan lebih memilih untuk mendatangi berbagai dukun agar suaminya kembali pulang. Tak hanya permasalahan keluarga yang dia terima, dampak dari permainan dukun yang dilakukan Aisyah pun dia terima dengan gangguan yang hantu-hantu itu berikan. Alra semakin tidak tenang dengan kehidupannya di rumah, dia lebih suka di sekolah untuk bertemu dengan teman-temannya, tapi rupanya di sekolah pun masih ada konflik yang menurutnya lumayan rumit. Berbagai macam masalah datang secara bersamaan, tapi suasana yang memanas berubah manis ketika dia duduk di bangku kelas 9 semester akhir. Bertemu dengan cowok bernama Hazel merubah dunianya yang terasa hambar, banyak yang berubah menjadi manis, dan lebih berwarna. Alra juga bertemu dengan orang-orang yang sama rasa dengannya, terutama dengan masalah keluarga yang sama. Mereka berbagi cerita, dan memberikan uluran tangan agar gadis itu semakin kuat.

meybulansafitrii · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
156 Chs

SERATUS TUJUH BELAS

Alra menghembuskan napas panjangnya karena mulai bosan menunggu di depan ruangan sidang kedua orang tuanya. Sudah satu jam dia menunggu di sana, sendirian. Hanya dirinya yang duduk di sana, sementara kebanyakan orang duduk di kursi panjang yang tersedia di dekat toilet umum.

Waktu kali pertama dia datang dengan Yahya, dan Aisyah, mereka duduk di sana untuk menunggu panggilan. Namun, ketika sidang kedua, dan sampai sidang terakhir ini, Alra memilih untuk duduk di dekat pintu sidang milik ibunya.

Perhatiannya beralih pada dua orang tua di sana. Pria paruh baya itu duduk di kursi roda, rambutnya putih semua, bahkan kumisnya pun ikut memutih. Tak ada gurat bahagia yang terlihat, malahan pria tua itu nampak begitu sedih. Alra tidak tahu mengapa mereka harus berpisah, padahal hari tua lebih bagus di temani dengan belahan jiwa sampai akhir hayat.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com