webnovel

Laluna

kehidupan bahagia bersama keluarga tidak seperti yang ia harapkan, semuanya berubah dalam satu malam. Eden Georgia Ludwig dijadikan persembahan untuk dewa, dikirim ke neraka dunia demi menyelamatkan kotanya. tak disangka ia berhasil diselamatkan oleh tiga orang yang memanggilnya "nona". hidup sebagai perempuan normal hal ini lah yang menjadi keinginan besar Eden setelah berhasil selamat di dunia asing tersebut namun ia malah harus terjerat dengan ikatan pernikahan seorang tirani kejam dan harus melaksanakan misi besar di masa depan

msrully · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
93 Chs

Utusan Dari Kuil Suci

kegaduhan terjadi di istana The Great Aztec karena kedatangan utusan dari kuil suci, benar bahwa pendeta agung telah mengirim seorang utusan untuk membantu agar Eden segera sadar, utusan tersebut adalah Lloyd.

(sebelumnya di kuil suci)

pendeta Isaac Xavier sangat fokus membaca surat dari keluarga Lewis, isinya begitu tak terduga.

Jose menuliskan pesan bahwa ia sedang bersama keturunan Anna Lewis yang sekarang berada di The Great Aztec.

mendengar nama kota itu membuatnya berhenti membaca dan sedikit marah, ia bahkan meremas surat yang di pegang karena terdapat nama tersebut alu melemparnya ke lantai yang membuat Lloyd kebingungan,

"Sri apakah anda sungguh akan membuangnya seperti itu?"

tanya Lloyd sambil memungut surat yang telah kusut.

"kalau perlu bakar saja! aku tak suka dengan nama tempat yang ada di surat tersebut"

ucapnya dengan nada sedikit tinggi

"tapi Sri sampai kapan anda akan terus seperti ini, sudah bertahun-tahun lamanya anda melakukan perang dingin dengan pemimpin The Great Aztec"

ucap Lloyd mencoba menenangkan emosi pendeta Isaac Xavier.

"aku tidak akan datang kesana, tidak akan pernah!"

ucap si pendeta yang masih saja memendam rasa amarah pada the Great Aztec

"asalkan anda tau Sri, pemimpin terdahulu The Great Aztec sudah lama mati, dan sekarang sang anak lah yang menggantikan nya.. "

"apa bedanya!"

menyela perkataan Lloyd

"mereka itu sudah membiarkan Anna Lewis meninggal tanpa mengusut tuntas siapa pelakunya, bahkan mereka tak coba untuk mencari keturunan Anna Lewis yang memiliki takdir sesungguhnya"

imbuhnya mengungkapkan rasa kekecewaan yang mendalam.

bagi Lloyd yang telah mendampingi Sri Isaac Xavier selama tujuh belas tahun hal tersebut merupakan wajar, dan ia dapat mengerti kenapa Sri Isaac Xavier begitu marah pada The Great Aztec sampai menghentikan semua kegiatan ceramah nya di negara tersebut.

ia dapat memahami situasi itu, namun juga tetap berusaha membujuk Sri Isaac Xavier agar sedikit lebih luluh dan membuka hati karena surat yang datang hari ini.

Lloyd mencoba mencairkan suasana dengan berbicara kembali,

"hamba dengar sang raja baru juga akan segera menikah, nama calon ratu nya adalah Eden, padahal dia perempuan tapi kenapa namanya seperti laki-laki ya hahaha"

sontak ucapan Lloyd membuat Sri menoleh sinis ke arahnya, ia seperti mengingat sesuatu mengenai nama Eden.

Lloyd yang merasa tak nyaman dengan tatapan Sri Isaac Xavier kemudian mengalihkan pandangan dengan membuka surat yang ia pungut sebelumnya.

pelan-pelan ia membuka dan mulai membaca dalam hati, bola matanya bergerak dan tiba-tiba berhenti seolah terkejut.

"Sri hamba rasa anda harus membacanya sampai selesai, tertulis pesan darurat di dalamnya dan nama anak itu.."

ucapnya sedikit terbata-bata yang membuat Sri Isaac Xavier tak sabar kemudian merebut surat tersebut dan membacanya kembali sampai selesai.

sambil memperhatikan Sri Isaac Xavier membaca Lloyd memberikan analisa nya tentang isi surat tersebut dan menduga bahwa seseorang telah mencelakai keturunan Anna Lewis dengan sengaja.

"lalu nama nya kenapa bisa sama dengan nama calon ratu, bukankah itu kebetulan Sri"

ucap Lloyd yang masih saja tak sadar dengan kebenarannya.

setelah selesai membaca, Sri Isaac Xavier kemudian menuliskan sebuah pesan lalu membuka laci dan mengambil sebuah botol kecil.

ia kemudian membuka botol tersebut, mengisinya dengan air lalu menutup matanya, ia sedang fokus untuk memasukkan sesuatu ke dalamnya.

cahaya putih kebiruan keluar dari tangan nya yang kemudian ia masukkan ke dalam botol berisi air lalu cepat-cepat ia menutup botol tersebut.

bersama surat yang telah terlipat rapih, Sri Isaac Xavier memberikan botol tersebut pada Lloyd dan memberikan perintah,

"pergilah sampaikan pesan ku padanya, lalu minumkan ini pada keturunan Anna Lewis, setelah sadar kau harus membawanya kemari"

ucapnya dengan tegas.

tak mengerti situasi, Lloyd pun sempat kebingungan,

"apa?"

tanya nya heran

"lusa kau harus sudah membawanya kemari"

"apa? bagaimana bisa? jarak dari kuil suci menuju the Great Aztec s.a.n.g.a.t j.a.u.h"

ucapan Lloyd yang tadinya keras lama kelamaan semakin pelan karena Sri Isaac Xavier menatapnya dengan sinis dan seolah memintanya untuk mandi di danau suci hingga membuatnya tak kuasa menolak.

"kau ini benar-benar bodoh! kau kan bisa menggunakan gate! dasar asisten tidak berguna"

ucap Sri Isaac Xavier kembali memarahi Lloyd.

Lloyd sebenarnya masih tak terima dengan perintah Sri Isaac Xavier yang semena-mena terhadap dirinya, namun karena tak ingin mandi di danau suci hingga membuatnya menuruti perintah, ia pergi dengan perasaan sedih yang nampak jelas dari wajahnya.

begitulah kira-kira kronologi Lloyd di utus oleh pendeta agung ke The Great Aztec.

dengan wajah kuyu dan kantong mata yang semakin terlihat jelas Lloyd berjalan menuju istana Vie Rose tempat Eden di rawat, ia diantarkan secara khusus oleh Jose.

sesampainya di kamar Eden terlihat Cecilia masih setia menemani Eden dan merawatnya, kedatangan utusan dari kuil suci membuat Cecilia sedikit terkejut.

wajahnya tampak bingung dan lidahnya menjadi kaku karena tak tau apa yang harus ditanyakan pada utusan kuil suci tersebut.

hal ini dikarenakan Lloyd yang terlihat begitu kelelahan seperti mayat hidup,

"aku tau apa yang ada dalam benak anda nona, tolong jangan menanyakan hal itu"

merespon Cecilia lalu berjalan mendekati Eden.

"beliau adalah utusan kuil suci yang akan membantu agar nona Eden segera sadar"

ucap Jose mencoba menjelaskan identitas Lloyd.

"aah.. begitu, silahkan tuan"

kemudian mempersilahkan Lloyd untuk duduk di sebelah Eden.

Lloyd pun duduk di sebelah Eden, ia membuka tutup botol berisikan cairan yang sebelumnya berikan oleh pendeta agung Isaac Xavier.

ia pun meminumkannya pelan hingga tak tersisa setetes pun dalam botol tersebut.

setelah itu Lloyd mulai membacakan doa-doa untuk kesembuhan Eden, tak berselang lama cahaya perlahan muncul semakin lama semakin terang, bukti bahwa cairan telah bekerja membersihkan segala penyakit yang ada dalam tubuh Eden, lama kelamaan cahaya tersebut kembali meredup.

setelah selesai membacakan doa-doa, Lloyd pun berdiri agak menjauh dari ranjang Eden, ia menghampiri Jose dan berdiri tepat di sampingnya.

"braakkkkk"

suara pintu yang di buka secara paksa, Louise lah yang melakukannya.

"kak, kakak hentikan, ini demi kesembuhan Eden"

ucap Arthur yang berjalan mengikuti Louise, ia mencoba menghalangi Louise masuk ke kamar Eden karena Arthur tau bahwa utusan kuil suci sedang melakukan pengobatan terhadap Eden.

"kau! beraninya kau masuk ke istana tanpa seizin ku!!"

seru Louise yang terlihat sangat marah melihat Lloyd

"hamba lah yang mengundang utusan kuil suci yang mulia, jadi hamba mohon hukumlah hamba"

ucap Jose lirih sambil berlutut di hadapan Louise mencoba memohon ampun untuk Lloyd.

suasana dalam ruangan tersebut begitu menegangkan, Louise dengan raut wajah yang penuh amarah, Arthur yang bersikeras melawan Louise, Jose yang dengan rendah hati memohon ampun, dan Lloyd yang kebingungan dengan situasi dihadapannya.

"hentikan"

suara lirih memecah fokus mereka, suara itu berasal dari bibir seorang wanita,

"hentikan"

suara samar yang berasal dari ranjang, sedari tadi Eden telah sadar dan melihat Louise sedang melampiaskan amarahnya.

karena baru sadar Eden belum bisa berkonsentrasi namun pada akhirnya ia mampu berbicara dan mencegah Louise untuk tidak marah lagi.

Louise pun mendekati Eden, ia duduk di hadapannya..

"syukurlah kau sudah sadar"

ucap Louise begitu lembut pada Eden

Louise mencoba membelai rambut Eden namun Eden menepisnya.

setelah sadar ia bersikap sangat dingin pada Louise yang membuat Louise sedikit bingung dengan sikap Eden tersebut.