webnovel

Laluna

kehidupan bahagia bersama keluarga tidak seperti yang ia harapkan, semuanya berubah dalam satu malam. Eden Georgia Ludwig dijadikan persembahan untuk dewa, dikirim ke neraka dunia demi menyelamatkan kotanya. tak disangka ia berhasil diselamatkan oleh tiga orang yang memanggilnya "nona". hidup sebagai perempuan normal hal ini lah yang menjadi keinginan besar Eden setelah berhasil selamat di dunia asing tersebut namun ia malah harus terjerat dengan ikatan pernikahan seorang tirani kejam dan harus melaksanakan misi besar di masa depan

msrully · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
93 Chs

Cinta dan Pengorbanan

tak di sangka Anna malah melakukan hal tak terduga, ia mengayunkan pedang nya dan

"ccrriiiingggggggg!!!"

"!!!!!!!!!!!!!!!!!!!???!!!!!!!!!"

membuat seisi ruangan terkejut melihat tindakan Anna Lewis.

ia memanggil naga untuk keluar dari tubuhnya dengan cara menusukkan pedang tersebut ke arah dirinya.

"aa.. anna.. uhhuukk.. uhhuukk.."

ucap Eliot yang menyaksikan istrinya menusuk dirinya sendiri dengan terus batuk mengeluarkan darah.

Eliot merangkak menuju Anna Lewis, air matanya tak kuasa ia bendung, ia sedih melihat istrinya harus berkorban lebih banyak dibandingkan dirinya.

"bodoh!! apa yang kau lakukan!"

seru Rosemary

Adam Lewis mematung, ia bingung harus berbuat apa karena tindakan Anna Lewis yang di luar perkiraan.

"Adam Lewis! sadarlah!! cepat cabut pedang itu sebelum naga keluar dari tubuh Anna!!!"

Rosemary semakin kalang kabut, ia sangat khawatir rencananya akan hancur karena tindakan Anna Lewis.

melihat keduanya kebingungan membuat Anna Lewis sontak tertawa,

"hah.. haha.. hahaha.. hahahaha.. hahahaha.."

ia terus tertawa sambil memegangi pedang yang menusuk perutnya, saking kerasnya tertawa Anna sampai mendengakkan kepala karena senang melihat Rosemary dan Adam Lewis semakin takut karena tindakannya, kepalanya kembali menghadap ke depan, ekspresi wajahnya menjadi serius, ke dua bola mata merah menatap tajam ke arah Adam Lewis.

sedangkan Adam Lewis merespon Anna dengan berjalan mendekat padanya, tanpa ada keraguan ia terus melangkah, tanpa rasa takut ia pun memegangi pedang yang telah menusuk perut Anna Lewis.

"kau masih saja bodoh kakak"

ucapnya kasar

"kau sudah mau mati masih saja mempertahankan harga diri mu Anna!" .

seru Adam Lewis yang marah dengan ucapan Anna Lewis, ia masih terus memegang pedang yang menusuk Anna Lewis.

"tau kah kenapa kau ini bodoh kakak?!"

ucap Anna Lewis sambil tersenyum sinis melihat ke arah Adam Lewis

"berisik! diamlah!"

terus berteriak pada Anna Lewis

"kau.. heh.. pedang ini akan hancur bersama ku"

kemudian melepaskan pegangan tangannya pada pedang dan kini memegang erat tangan Adam Lewis, ia menatapnya tajam yang membuat Adam Lewis mulai ketakutan akan niatannya itu.

"lepaskan! lepaskan aku Anna!!"

meronta mencoba melepaskan pegangan tangan Anna yang erat menempel padanya.

"kau sendiri yang menginginkan pedang ini kakak"

ucap Anna Lewis terus menatap tajam penuh amarah pada Adam Lewis.

Adam Lewis semakin ketakutan, ia gusar karena tak bisa melepas tangannya, penganan tangan Anna Lewis semakin erat mencengkeram bahkan terasa semakin sakit.

"ingatlah seumur hidup mu, kau telah membunuh ibu sekaligus anaknya! ingatlah kau tak akan pernah hidup tenang!! suatu saat akan ada yang membalas semua perbuatan mu!!"

Anna Lewis mengucapkan sumpah serapahnya lalu keluarlah cahaya merah terang dari pedang yang menusuk Anna Lewis, cahaya itu sangat panas hingga membuat tangan Adam Lewis mulai terbakar,

"aarrrgghhhhhhhhhhhhhhhh"

Adam Lewis berteriak kesakitan, ia masih terus meronta mencoba menyelamatkan diri dari cahaya tersebut.

Rosemary bergegas mendekati Adam Lewis dan menarik tubuhnya dan berhasil melepaskan cengkraman kuat tangan Anna Lewis.

cahaya itu semakin melebar, Anna telah kehilangan kesadaran, cahaya itu keluar dari setiap sela tubuh Anna Lewis yang membuat tubuhnya melayang.

Eliot yang sedari tadi terus merangkak pun akhirnya sampai tepat di bawah Anna Lewis, saat akan melayang Eliot sempat memegang tangan Anna Lewis lalu berkata,

"ma.. maari pergi bersama"

ucapnya terbata-bata memandangi Anna Lewis sambil menangis, cintanya yang begitu dalam membuat dirinya bangkit lalu memegangi tubuh Anna dan menurunkannya, Eliot mendekap erat tubuh Anna Lewis sambil mencium keningnya.

pemandangan yang begitu mengharukan terlihat dari keduanya, bukti bahwa hanya maut yang dapat memisahkan cinta tulus dan suci dua orang manusia.

cahaya itu terus memancar menyilaukan hingga keduanya tak terlihat sama sekali lalu cahaya tersebut mengarah ke atas secara vertikal seolah membelah kumpulan awan gelap.

naga api keluar, terbang naik mengikuti cahaya tersebut di iringi dengan kilatan petir yang terus menyambar.

Adam Lewis dan Rosemary yang melihat kejadian tersebut sangat terkejut karena Anna telah mengeluarkan naga api yang berarti usaha mereka sia-sia.

keduanya marah dan kesal, begitupun Adam Lewis yang terlihat begitu kacau dengan luka bakar pada tangan dan sebagian wajah.

ia menatap penuh dendam karena Anna Lewis telah mengacaukan rencana nya.

* * *

'ktak.. ktak.. ktak.. ktak.. '

suara tepak kaki kuda, Jose memacu laju kudanya dengan cepat agar ia bisa segera kembali untuk menyelamatkan Anna Lewis.

hujan deras mengguyur, mengiringi perjalanan Jose, basah kuyup sudah tak terasa, ia menggendong bayi Eden di lengannya dengan sediki membukukan badan agar Eden tak basah terkena hujan.

Jose menjaga keseimbangan dan menyelimuti Eden kecil, anehnya ia tak menangis meskipun Jose membawanya dengan laju yang kencang.

tiba-tiba tangisnya pecah begitu saja, namun Jose tetap melaju dengan kencang.

petir mulai menyambar, awan hitam pekat mengepul bercampur dengan cahaya merah, cahaya yang menyilaukan berasal dari the great Aztec.

Jose menghentikan laju kudanya untuk melihat peristiwa tersebut.

cahaya merah itu naik ke atas langit bersama petir yang terus menyambar seolah menyambut keluarnya sesuatu, tak lama berselang naga api terbang mengikuti cahaya tersebut ke langit.

Jose melihatnya dengan jelas hingga membuatnya lemas, ia menduga bahwa Anna Lewis telah melepaskan naga tersebut dari tubuhnya.

ia tertunduk dengan raut wajah yang begitu sedih, kini ia tahu bahwa Anna Lewis telah mengorbankan nyawa.

tak ingin terlarut dalam kesedihan, Jose pun kembali mengarahkan kudanya agar berlari kencang menuju laut thalsa sesuai keinginan Anna Lewis sebelumnya.

* * *

(kuil suci)

para pendeta suci menyaksikan peristiwa besar tersebut, mereka berkumpul sambil berdoa agar tak terjadi bencana yang dahsyat.

namun ada satu orang yang dengan santainya melihat dari menara pengawas, dia adalah pendeta agung.

pemimpin dari para pendeta suci ini terus mengamati cahaya merah, ia sudah menduga sebelumnya bahwa peristiwa seperti ini akan terjadi,

"kau membuat keputusan yang tepat Anna"

ucapnya kemudian menutup mata dan tertuduk lalu mendoakan Anna Lewis.

(istana The Great Aztec)

Louise tak sengaja melihat cahaya merah dari dalam kamarnya, ia berjalan menuju balkon untuk melihat, Louise kecil terus mengamati dan begitu takjub dengan Kilauan merah tersebut.

terbersit dalam pikirannya sekelebat bayangan seorang perempuan berambut merah.

samar-samar namun terlihat perempuan itu memiliki senyum yang manis, sejak saat itu Louise selalu mengingat tentang bayangan perempuan itu, perempuan berambut merah yang seolah telah tinggal dalam benaknya.

* * *

sesampainya di laut thalsa, Jose turun dari kuda, ia mendekat pada ombak dan menyentuhnya.

Jose memanggil thalsa untuk keluar, tak berselang lama cahaya biru muncul yang lama kelamaan berwujud seperti seorang wanita, dialah thalsa sahabat dari Anna Lewis.

"aku mohon bantuannya"

ucap Jose sambil menyerahkan Eden pada thalsa lalu sedikit menundukkan kepala.

thalsa tak kuasa menahan tangis, ia menerima bayi Eden dan memandanginya penuh rasa kesedihan.

"kau mirip sekali anna, aku akan membawa mu ke tempat yang aman"

ucap thalsa pada bayi Eden lalu berpamitan pada Jose.

thalsa berubah wujud menjadi perahu biru transparan, ia melindungi Eden dalam dirinya agar tidak basah dan aman saat menyeberangi segitiga Bermuda.

Jose pun bergegas kembali menuju kediaman Anna Lewis, ia berpacu dengan waktu, berharap bahwa masih bisa menemukan Adam Lewis dan juga Rosemary.

ia begitu marah pada dirinya sendiri, ia merasa bersalah karena telah gagal menjadi guru bagi dua bersaudara yang memiliki potensi besar menjadi kesatria tak terkalahkan.

sesampainya di kediaman Anna Lewis semuanya telah musnah, jasad Anna Lewis dan Eliot tak ia temukan, yang tersisa hanyalah bangunan rumah yang telah hancur.

Jose terduduk kaku, ia sangat terpukul melihat kehancuran yang ada dihadapannya.

sejak saat itu Jose bertekad untuk melindungi Eden, ia berjanji pada dirinya sendiri suatu saat akan membawa Eden kembali menuju the Great Aztec demi menghentikan kekejaman Adam Lewis dan juga Rosemary.

"seperti itu lah cerita yang sesungguhnya yang mulia"

Jose menutup ceritanya mengenai Anna Lewis dan asal usul Eden.

"aku juga ingat pernah melihat cahaya itu"

ucap Louise sambil melihat ke arah Eden dan tetap memegangi tangannya.

"cahaya itu memberikan ku sebuah ingatan tentang wanita berambut merah, aku sempat lupa akan ingatan itu. namun aku malah tak sengaja bertemu dengan dia kembali, karena tatapan mata dan juga rambut merahnya yang membuat ku begitu terobsesi padanya"

imbuh Louise menceritakan alasan di balik rasa cintanya pada Eden sambil membelai rambut merah Eden.

"bagaimana cara untuk membuat nona Eden sadar?"

ucap Cecilia yang merasa khawatir terhadap kondisi Eden

"benar tuan Jose, jika seperti ini terus akan memperburuk kondisi kesehatan nona Eden, middlemist Camelia tak cukup kuat untuk membuat nona Eden sadar"

imbuh Chris mencoba meminta solusi terbaik.

"aku rasa kita bisa meminta tolong padanya"

ucap Jose mencoba memberikan solusi

"siapa yang kau maksud ?"

tanya Arthur sambil mendekat pada Louise untuk ikut memastikan kondisi Eden

"pendeta agung dari kuil suci, pendeta Isaac Xavier"

"!!!!!!!!!!!!!"

semua orang kemudian melihat ke arah Jose karena sedikit terkejut dengan nama yang ia sebutkan.