"Jadi mau tidak mau kita harus menerima keputusan dia, Mas," kata Tika menepuk punggung tangan suaminya.
"Papah menginginkan Gilang untuk menjadi pewarisnya," desis Gunawan mengingatkan Tika pada wasiat yang diucapkan Syailendra.
Kalimat yang diucapkan Gunawan secara perlahan pada sang istri. Namun, bisa didengar jelas oleh Dinda, Ikhsan dan Rini yang berada di sana. Tika menyunggingkan enyum untuk suaminya.
"Aku yakin seiring waktu berjalan, Gilang juga akan semakin dewasa. Siapa lagi yang akan menggantikanmu di sana kalau bukan Gilang. Bukan begitu, Mbak Dinda ... Mbak Rini ...," ujar Tika meminta pendapat dari kedua wanita yang sama-sama berarti dalam hidup Gilang.
"Benar, Pak Gunawan. Dia masih anak-anak. Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita pada Gilang," timpal Dinda.
"Biarkan dia dengan kenyamanan versinya," sambung Ikhsan ikut memberikan pendapat meskipun Tika tidak bertanya padanya.
"Saya boleh ke sini untuk menengok Gilang?" tanya Gunawan pada Dinda.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com