Pagi ini Ghita terbangun lebih dulu, padahal suara speaker masjid pun belum terdengar diputar. Jam masih menunjukan pukul setengah empat pagi. Ghita duduk di kasur mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya.
Rasa penasaran tentang kenapa sang kakak mengaku kalau Rini ibu kandungnya membuat Ghita pun bermimpi yang tidak-tidak. Berbagai pertanyaan yang muncul seketika membuat dia bermimpi berbagai hal tentang pengandaian yang dia pikirkan.
Ghita langsung bangkit ke kamar mandi. Wudhu mungkin bisa membuat pikirannya lebih jernih lagi karena lelah rasanya berada dalam posisi begitu penasaran. Namun, dia bingung harus betanya pada siapa perihal ini.
Usai dari kamar mandi, dia memutuskan langsung turun ke lantai bawah. Tentu saja masih dengan membawa serta segala pemikiran dan pertanyaan yang terus menghantuinya tanpa bisa sedikitpun bisa dia tinggalkan. Akhirnya, kurang konsentrasi membuat Ghita hampir terjatuh dari tangga.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com