Duladi dan Hindun bukan hanya sekedar mertua untuk Nisa. Mereka berdua sudah selayaknya ibu dan bapaknya sendiri, bahkan Nisa jauh lebih sering menghabiskan waktu dengan mereka berdua dibandingkan dengan Doni.
Andi keluar dari kamar Duladi untuk menuju kamarnya. Bima sendiri langsung mengambil wudu ke dalam kamar mandi yang ada di kamar mandi, setelahnya dia menyuruh Doni untuk segera berwudu agar mereka berdua segera melaksanakan salat sebelum mengurus jenazah Duladi.
Saat Andi membuka pintu, anak dan istrinya sudah siap untuk salat magrib. "Ayo ke musala," ajak Andi yang kembali melangkah keluar kamar.
"Abi kenapa Amih? Kok kayak habis nangis sih, matanya merah," celetuk Ghita dengan suara lirih.
Dinda juga menangkap sikap aneh dari suaminya, tapidia berusaha menepisnya dan segera mengajak Ghita ke musala untuk salat.
"Ayo kita salat,.Bang Fahmi iqomah ya," perintah Andi saat dia sudah sampai di musala.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com