webnovel

KETABAHAN CINTA

Ketabahan cinta Dewa dan Indri adalah murid di salah satu SMA di lampung selatan Saat pertama Indri bertemu Dewa, Dewa sangat cuek, dan sedikit berbicara begitulah karakter Dewa. Saat kelas 11 SMA dan satu malam Indri dirampok dan Dewa pun menolongnya namun Dewa kalah dan dia terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit. Saat mereka telah lulus sekolah mereka berpisah. Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka? Ig: Oipratama._1 blog: hujansajak.blogspot.com e-mail: riyanoi833@gmail.com

OiPratama · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
22 Chs

KISAH PERSAHABATAN DEWA

Keesokan harinya setelah pulang sekolah Dewa, Doni dan Jepri pergi main ke pantai hanya untuk menikmati pemandangan. Sesampainya di pantai mereka membeli kopi juga rokok.

Kemudian mereka tiduran dipasir pantai lalu memandang langit.

"Eh, Don langitnya indah banget ya?" Tanya Dewa

"Iya ya" Jawab Doni

"Emang sih, langit dan pantai itu menyajikan pemadangan yang indah banget"

"Hemm,, terus bagaiman kamu sama Indri Wa?" Tanya Jepri

"Ya, gitu deh, masih masa PDKT" Jawab Dewa

"Ohh, yaudah semangat ya Wa, kami dukung kamu sama Indri kok" Doni dan Jepri memberi semangat kepada Dewa.

Mereka pun memandang langit hingga datang senja, kemudian berfoto dipantai. Setelah itu mereka duduk bertiga menikmati pemandangan lagi. Lalu Dewa berkata.

"Tau gak sih Don, Jep?" Tanya Dewa

"Tau apa?" Jepri balik bertanya

"Terkadang saya mikir gini loh"

"Mikir apa?" Tanya Doni

"(Perenungan)

Apa yang bisa aku pahami dari langit sore tadi?

Yang hanya meninggalkan bekas-bekas cahaya matahari

Yang tak pernah menganggap cahaya matahari bagian dari langit.

Yang cuma menelantarkannya pada bukit-bukit ditengah ilalang.

Apa yang bisa aku pahami dari langit sore tadi?

Yang cuma mencoba mengukir awan menjadi butiran pasir juga debu-debu yang terbanting.

Yang cuma bisa mencoba mengenalkan sang surya kepada seluruh umat manusia.

Apa yang bisa aku pahami dari langit sore tadi?

Yang cuma bisa meninggalkan bekas-bekas kaki adam dibumi.

Sehingga jejak kaki membutuhkan pasangannya.

Jejak kaki yang tak bisa hidup sendiri tanpa kasih sayang dari burung-burung merpati yang biasanya mengibaskan bulu-bulunya pada tanah juga pasir ditengah bekas tapak kaki yang tersisa."

"Anjirr, kamu ngomong apaan sih Wa?" Tanya Jepri

"Gak kok, cuma perenungan aja, hehe" Jawab Dewa

"Yaudah yuk, pulang" Ajak Doni kepada Dewa dan Jepri

"Ayuk" Jawab Jepri

Dan mereka pun pulang meninggalkan pantai untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun, ketika di jalan tidak jauh dari pantai motor yang ditumpangi Jepri dan Doni mogok karena kehabisan bensin.

"Motor kamu kenapa Jep?" Tanya Dewa

"Bensinnya habis, hehe." Jawab Jepri

"Hadeh, pantas saja mogok, kenapa tadi gak mengisi bensin terlebih dahulu, astaga"

"Hehehe, maaf, soalnya uang saya abis buat beli rokok"

"Hadeh,, yaudah deh, ayuk kita meminjam tali ke warga kampung"

"Ayuk" Jawab Doni

Mereka pun mencari pinjaman tambang ke rumah warga. Sesampainya di rumah salah satu warga.

"Assalamualaikum" Mereka mengucap salam dengan bergantian

"Waalaikum salam" Jawab warga

"Pak, boleh minta tolong gak?" Tanya Dewa

" Boleh mas, minta tolong apa ya? "

"Gini pak, motor teman saya mogok karena habis bensin, bapak ada tambang gak? soalnya saya mau narik motor teman saya"

"Ada mas, bentar saya ambilkan"

Warga itu pun mengambil tambang kemudian memberikannya kepada mereka.

"Ini mas, tambangnya" Ucap warga sambil menyodorkan tambang kepada mereka

"Makasih ya pak, besok saya kesini lagi untuk mengembalikan tambangnya"

Setelah itu Jepri dan Doni pun memasang tambang itu ke motor Jepri. Kemudian Dewa menarik motor Jepri menggunakan motornya. Sesampainya di SPBU mereka mengisi bensin motornya Jepri. Namun, karena Doni dan Jepri tidak punya uang lagi akhirnya mereka meminjam kepada Dewa.

"Isi lah sana bensin motor kamu Jep" Perintah Dewa"

"Hehehe. Tapi uang saya udah abis Wa " Jawab Jepri

"Kamu Don?" Tanya Dewa kepada Doni

"Sama, kan tadi buat sumbangan beli rokok Wa" Jawab Doni

"Hadeh, yaudah nih saya kasih buat ngisi bensin (Sambil menyodorkan uang Rp.10.000 kepada Jepri)"

Akhirnya Jepri mengisi bensin motornya kemudian setelah itu mereka pun pulang kerumah masing-masing. Sesampainya dirumah Dewa langsung saja ditanya oleh Ibunya.

"Abis darimana anakku, Dewa?" Tanya ibu Dewa

"Abis main dari pantai sama Doni dan Jepri bu" Jawab Dewa

"Ohh,, yaudah shalat maghrib dulu gih" Perintah ibu Dewa

"Iya, ibu sayang (Kemudian mencium pipi ibunya)"

Dewa pun menunaikkan ibadah shalat maghrib. Kemudian sehabis makan malam Doni dan Jepri pun kerumah Dewa untuk mengjnap dirumah Dewa.

"Assalamualaikum, tante" Salam Doni dan Jepri

"Waalaikum salam, eh. Doni dan Jepri toh" Jawab Ibu Dewa

"Iya, tante" Kata Jepri

"Silahkan masuk" Kata ibu Dewa

"Makasih, tante" Kata Doni

Doni dan Jepri pun masuk kerumah Dewa. Kemudian ayahnya Dewa bertanya.

"Siapa bu?" Tanya ayah Dewa

"Ini loh yah, Doni sama Jepri temannya Dewa waktu di SMP dulu" Jawab ibu Dewa

"Ohh"

"Dewanya ada om?" Tanya Jepri

"Ada kok di kamar"

"Ohh, yaudah kami kekamarnya Dewa ya om?" Tanya Doni

"Yaudah, sana"

Mereka pun menuju ke kamarnya Dewa untuk mengobrol dengan Dewa.

"(Tok, tok, tok) (Doni mengetuk pintu), Wa, Dewa" Panggil Doni

"Iya, masuk aja Don"

Mereka berdua pun masuk ke kamarnya Dewa dan mengobrol dengan Dewa hingga pukul 12:00 malam. Kemudian setelah mengobrol mereka bermain game hingga jam 02:00 malam.

Hingga keesokan harinya mereka hampir saja bangun kesiangan dan terlambat sekolah. Namun, karena ibunya Dewa sedang perhatian sekali dengan dirinya. Ibunya Dewa pun membangunkan mereka. Dan mereka bangun dari tidurnya.

Kemudian mereka berangkat sekolah dengan membawa motor beriringan. Sesampainya disekolah dan saat berjalan dari parkiran motor menuju kelas masing-masing mereka berbincang.

"Gara-gara kamu sih Wa, kan hampir aja terlambat" Ucap Doni

"Astaga, ya kamu Don" Jawab Dewa

"Udahlah, gak usah pada bertengkar, yang pentingkan kita gak terlambat sih" Jepri memotong percakapan mereka

"Iya, ya,, untung aja ada ibu saya yang membangunkan kita" Ucap Dewa

"Iya" Jawab Doni.

"Hemm.. Saya harap sih

Kita serupa pohon yang tak pernah ingin berpisah dari ranting juga daun-daunnya.

Kemudian serupa bulan yang hadir kala malam.

Tangan yang terluka

Dan ujung kaki pun ikut merasakan.

Lidah kita selalu terikat serupa tambang.

Mungkin hidup ini serupa permainan yang kita mainkan malam tadi.

Namun, lidah kita terikat, bukan?

Jiwa kita menyatu.

Dan kita tidak pernah ingin menjadi butiran debu."

"Iya Wa" kata jepri.

Tak lama kemudian mereka pun sampai dikelas Dewa.

"Eh, saya masuk dulu ya Don, Jep" Ucap Dewa

"Iya, Wa"

Doni dan Jepri pun pergi kekelas mereka untuk belajar karena bel mulainya jam pelajaran pun sudah berbunyi. Saat istirahat kedua Dewa main kekelas mereka hanya untuk mengobrol.

"Don, Jep. Lagi ngapain?" Tanya Dewa

"Gak lagi ngapa-ngapain, Wa" Jawab Doni.

"Yang bener"

"Bener, Wa"

"Emang kenapa?"

"Ya gak papa-papa sih?"

"Caelah, kamu ini, Wa" Ucap Jepri

"Kenapa, Jep?" Kata Dewa

"Gak papa-papa juga sih, haha"

" Gak jelas kamu, Jep"

"Bodo, Wa"

"Wa," Panggil Doni

"Apa Don?

"Indri nyariin kamu tuh"

"Bohong aja kamu"

"Eh. Serius aneh"

"Udahlah jangan bohong"

"Caelah, apa mau saya panggil orangnya biar kamu percaya?"

"Gaklah"

"Yaudah. Padahal Indri nyariin kamu loh"

"Aihh, udahlah pusing saya dengerin kalian ini. Lebih baik saya ke kelas"

Dewa pun pergi ke kelasnya. Saat dikelas dirinya hanya duduk dan bersantai saja di mejanya sambil menunggu bel masuk berbunyi.

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Saya sudah memberi tag untuk buku ini, datang dan mendukung saya dengan pujian!

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

OiPratamacreators' thoughts