webnovel

Orang Baru

"Ya jadi kalian semua ga diperkenankan untuk suka sama adik gue, apalagi lo Andre, Bagus, sama Tara. Haram hukumnya buat lo PDKT an sama Naya atau gue kutuk seumur hidup kalau lo bertiga bakal lajang atau nikah sama ratu uler" Ucap Iksan keras keras sesaat setelah memperkenalkan Naya dengan cara yang sama saat memperkenalkan Rio.

"Wuuuuuuuuuuu" Teriak orang orang sekantor sembari melemparkan beberapa remasan kertas kearah Iksan. Disambut dengan gelak tawa Iksan yang menghantui ruangan kantor.

Hari ini, Naya datang dengan pakaian rapi ke kantor Iksan untuk pertama kali. Ia juga lengkap memakai blazer dan rok pendek serta kemeja putih. Dengan full riasan wajah , bahkan ia tak lupa memakai sepatu hak tinggi. Rambutnya diikat satu, dilengkapi dengan kacamata bulat yang mengkilap serta tas laptop yang menggantung dibahu kanannya.

Seperti biasa Naya disambut oleh Sinta, tepat jam tujuh pagi saat semua orang belum datang. Bahkan hari ini Rio datang siang. Selama dua jam Naya mendapat nasehat dari Sinta. Nasehat nasehat panjang dan aturan aneh perusahaan yang pernah didengar oleh Rio secara teliti.

Perempuan itu menggelengkan kepalanya saat melihat seluruh mahluk mahluk aneh datang satu persatu dan mulai bekerja. Hanya tampilan Rio yang menurutnya masuk akal, itupun jika tidak ditambah dengan sendal jepit yang berbeda warna.

"Heheh, ketuker sama punya si Bagus waktu di mushola kemaren" Ucap Rio saat itu.

Semua orang diruangan kantor mulai menyalami Naya satu persatu, dan menyampaikan ucapan ucapan selamat datang yang aneh. Sampai harus membuat Naya terus menggelengkan kepalanya dan tertawa geli. Namun tak banyak yang berani menggodanya karena Iksan ada disamping Naya sembari mengamati tingkah laku yang lainnya saat menjabat tangan Naya. Khawatir kalau mereka akan menjabat tangan Naya lama.

"Kotor kotor ya tatapan kalian semua" Goda Iksan saat Andre, Bagus dan Tara selesai menjabat tangan Naya.

Naya akhirnya bisa duduk tenang dengan meja yang ada disamping Rio. Iksan terpaksa harus mengubah tata letak kantornya yang semakin sempit karena kedatangan Rio dan Naya. Sejenak setelah Naya duduk ia memperhatikan seisi kantor yang hanya punya satu ruangan itu dan menaruh tangannya di dahi.

"Lo bikin perusahaan apa si kak" Gumam Naya.

Mendengar gumaman Naya, Rio sedikit tertawa kecil. Gumaman Naya memang tak kencang, namun cukup terdengar bagi Rio yang duduk disampingnya.

"Gue juga bilang gitu kok waktu pertama kali" Timpal Rio.

"Emang aneh si awalnya, tapi kalau udah lumayan lama disini lo akan sadar si kalau maksud Iksan itu ya demi kenyamanan karyawan disini juga. Kaka lo itu best boss ever i know deh" Tambah Rio.

Tak sempat Naya menjawab perkataan Rio, Iksan sudah berteriak pada Rio dan Naya serta dua orang lain untuk mengikutinya kedalam ruang rapat. Keempat orang itu membuntuti Iksan masuk kedalam ruang rapat dan duduk rapi menunggu Iksan memasang seluruh peralatannya.

Tak lama setelah siap, Iksan menampilkan beberapa profil perusahaan dan konsep baru untuk projek yang akan ditangani perusahaannya.

"Ada dua perusahaan, satu pengembang game dan didukung dengan perusahaan grafis terbaik di Jepang. Mereka minta kita untuk ikut dalam projek pembuatan game jelajah baru yang akan dirilis dalam tiga bulan kedepan" Terang Iksan.

Saat membahas pekerjaan, biasanya raut wajah Iksan akan berubah dengan sangat serius. Gaya bicaranya juga berubah. Ia seperti memperlihatkan sisi lainnya yang selama ini konyol.

"Tiga bulan ga mungkin lah San, untuk mematangkan konsep jelajahnya aja paling ngga kita butuh waktu satu bulan lebih" Ucap Andre.

"Apalagi jarak nya mereka di Jepang, kita bakal kesulitan buat komunikasi sama mereka. Belum lagi jadwal kita udah padat banget di dua bulan kedepan. Nanti yang ada semua projek jadi mundur" Tambah Tara.

"Kalian udah sepakat sebelumnya" Bantah Iksan.

"Tapi engga dengan tiga bulan kedepan San" Jawab Tara.

"Jujur gue gabisa nolak waktu mereka minta projek ini dipercepat Bro" Keluh Iksan.

"Loh kenapa? Klien kita yang lain juga lo tolak tolakin Bos. Bahkan gue inget banget, bulan lalu lo nolak projek dari US karena mereka cuma ngasih kita waktu setengah tahun. Ini tiga bulan loh" Andre mulai ngotot.

"Mereka mau bayar lima kali lipat dari tawaran punya US kemaren kalau kita sanggup masalahnya" Ucap Iksan.

Kali ini Andre dan Tara hanya bisa diam menganga saat tau bayaran yang diajukan oleh perusahaan tersebut. Sedangkan Iksan tersenyum puas karena merasa menang.

"Ok, gue pikir kita sepakat buat ngejar target projek ini. Siap siap nginep dikantor ya" Ucap rio iseng.

"Lalalalalala, Duit emang mengalahkan Nasionalisme dan Prinsip kerja" Goda Iksan sembari keluar dari ruangan.

Tak lama kepala Iksan muncul kembali diambang pintu, "Rio sama Naya mimpin projek ini. Tolong kirimin gue perencanaan projeknya sebelum jam pulang ya. Thanks"

"Gue ga nyangka, dia jadi segila itu selama gue tinggal di Jepang" Keluh Naya lagi.

"Udah lama" Sambut Andre.

"Lo ga tau kan, gue rasa tuh otak dia emang udah diisi setengah sama keanehan dari lahir" Timpal Tara.

Mereka kemudian tertawa, dan mulai serius setelah mulai membahas tugas mereka masing masing.

*****

Masih terngiang ngiang ucapan Iksan ditelinga Rio dan seisi kantor, sejak dua jam sebelum jam kerja berakhir laki laki itu sudah terus berkoar koar dan menyebarkan undangannya untuk mengajak seluruh orang kantor datang pada acara makan malam untuk menyambut kedatangan Naya di kantor. Biasanya, jika ada acara makan makan Hana akan memasak dan acara dilakukan dirumah Iksan. Tapi karena Hana sedang mengunjungi keluarganya diluar kota, maka dengan suka cita acara ini akan dilakukan di sebuah restoran.

Acara makan malam kali ini tidak ada satupun yang absen, Iksan sengaja memesan ruangan yang punya akses ke area luar ruangan langsung karena beberapa karyawannya harus merokok. Sembari menikmati makan malam mereka, beberapa pertanyaan muncul kearah Naya. Dan mengharuskannya untuk menjawab, dan cerita cerita kecil tentangnya dan Iksan.

"Jadi kalau mau tau, kenapa nama perusahaan kita itu Imagination Corp, kalian bisa tanya langsung sama yang kasih nama" Iksan mempersilahkan.

"Ka Iksan ini emang udah absurd daridulu, dari kecil. Tingkahnya bikin ketawa, dan ga kebayang aja suatu saat dia bisa punya perusahaan. Jadi pas dia bilang dia mau buat perusahaan sendiri gue bilang sama dia. Imaginasi lo sendiri kali. Nanti namanya ada imagination imaginationnya gitu biar terkesan keren. Eh beneran dipake" Jelas Naya mengenang.

"Terus kenapa mutusin buat gabung disini?" Tanya Tara.

"Kenapa ya, karena mau aja gitu bantuin dia ngembangin perusahaan"

"Aku denger kamu tinggal di Jepang beberapa tahun. Terus kamu tinggalin sekarang" Ucap Sinta memastikan.

"Iya, aku kerja beberapa tahun. Sekarang udah ada yang gantiin, jadi aku bisa pulang"

"Naya udah punya pacar? Atau yang lagi deket gitu?" Tanya Andre.

"Wuuuuuuuuuuuu" Teriak semua orang.

Naya tertawa geli mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Andre, ia menolak untuk menjawab pertanyaan itu karena tak ingin membuat Andre salah paham.

"Kalau diliat liat, kepribadian kalian beda banget sebagai kaka adik. Kok gue merasa ga yakin gitu ya kalian itu kaka adik beneran? Ini kalian benerann saudara kandung kan?" Tanya Andre lagi.

Tiba tiba Naya dan Iksan terdiam saat yang lain tertawa, pertanyaan itu memang sebenarnya hanya dimaksudkan untuk bercanda, Namun bagi Naya dan Iksan, pertanyaan itu bukanlah pertanyaan yang bisa dianggap sebagai bercanda dan membuat suasana menjadi terasa aneh seketika. Rio berusaha mencairkan suasana sampai akhirnya suasana mencair.

"Bentar ya, gue angkat telpon dulu" Ucap Rio meminta izin.

Tak lama Rio keluar dari ruangan untuk mengangkat telponnya.

"Lagi apa Ri?" Tanya Naomi diujung telpon.

"Malam ini mas Iksan ngajak makan makan, buat nyambut adiknya yang baru pulang dari Jepang" Jawab Rio.

"Oh, maaf ya ganggu"

"Ga masalah, maaf juga aku nggak sempet ngabarin. Kamu lagi apa?" Tanya Rio balik.

"Emmh, lagi tiduran. Baru pulang kerja aku"

"Yaudah istirahat ya, jangan tidur malem malem. Selamat malam" Ucapnya menutup telpon.

"Ngomongin soal Jepang, Pacarnya Rio juga sekarang di Jepang kan?" Tanya Tara saat Rio masuk kembali kedalam ruangan.

"Iya" Jawab Rio singkat.