webnovel

I. Pertemuan

Setiap orang memiliki sifat, sikap dan pikiran mereka masing-masing. Begitu juga dengan cinta. Cinta hadir tanpa mengenal waktu dan kita sendiripun tidak tau kapan cinta untuk kita hadir. Dan cinta yang datang pada setiap orang juga berbeda-beda caranya. Yang pasti cinta sejati adalah cinta yang saling mengisi kekosongan dan kekurangan pada diri mereka masing-masing.

Dan inilah kisah cintaku.

Aku Nathalia, panggilanku Nath. Aku sedang kuliah di salah satu Universitas di Jakarta dan baru tingkat I.

Pagi ini aku kuliah dan dosen langsung memberikan banyak tugas. Siang ini saat jam kuliah selesai, aku berniat untuk mencari beberapa referensi dari buku lain supaya bisa mendapatkan nilai yang baik. Jadi aku memutuskan untuk datang ke perpustakaan umum di tengah kota.

Siang hari di perpustakaan umum.

"Ehm.. sebelah mana ya bukunya?" tanyaku dalam hati saat mencari buku yang akan kugunakan untuk referensi. Setelah lama mencari, ternyata bukunya berada di rak sebelah atas. Aku berusaha meraih buku di rak atas sambil berjinjit tapi buku nya tidak dapat aku raih.

Tiba-tiba seseorang berdiri di belakangku mengambil buku tersebut. Aku kaget, lalu aku menengok ke arah orang yang mengambil buku itu. Ternyata ia seorang cowok yang tinggi dan penampilannya rapi dan wangi.

"Nih buku yang mau kamu ambil." kata orang itu sambil memberikan buku tersebut.

"Terima Kasih." jawabku singkat sambil mengambil buku dari tangan cowok tersebut.

Ia pun tersenyum. Cowok itu tidak hanya tinggi dan rapi, tapi ia juga ramah, dan tampan. Kemudian aku pergi meninggalkannya dan duduk di salah satu tempat duduk yang berada di dalam perpustakaan itu.

Sekitar 40 menit aku fokus pada buku yang sedang kubaca karena aku sedang mengerjakan tugas kuliah dan harus dikumpul besok, kemudian aku beristirahat sebentar.

" Udah belajarnya? " tanya seseorang.

Aku langsung melihat ke arah orang yang bertanya padaku, ternyata cowok tadi duduk di sebelah aku entah sejak kapan.

" Iya udah ni. Lho kamu daritadi di sini? " tanyaku heran.

" Yahh.. sekitar 25 menit. " jawabnya.

" Kenalin, William. Dan kamu? " tanyanya sambil mengulurkan tangan.

" Aku Nathalie. Panggil aja Nath. " jawabku.

Kami memutuskan untuk pindah ngobrol di luar perpustakaan supaya tidak mengganggu pengunjung lain.

William mengajakku duduk di kedai kopi tak jauh dari perpustakaan tadi.

" Jadi kamu kuliah di Universitas X? " tanya William.

" Iya. Dan kamu di universitas Y? " tanyaku balik pada William.

" Ternyata kampus kita nggak jauh ya. " sambung William sambil tertawa.

Kami ngobrol dan bercerita seperti orang yang sudah akrab saja. Kemudian tak lama aku dapat telepon dari mamaku. Menanyakan aku dimana karena aku belum sampai rumah. Akhirnya aku ijin untuk pulang duluan, kemudian William menawarkan diri untuk mengantarku, tapi aku tidak mau karena aku tidak enak dan bahkan kami baru saja kenal. Akhirnya kami hanya tukeran nomor handphone kemudian kami berpisah dari kedai kopi tersebut.

Aku pulang naik angkutan umum, biasanya aku pulang kuliah dijemput sopirku Pak Agus. Tapi karena aku mau mampir ke perpustakaan umum, jadi aku minta supaya Pak Agus tidak perlu menjemputku.

Sesampainya dirumah mama sudah menungguku di ruang tamu.

" Sayang, kok lama banget sih? Mama khawatir banget. Kamu kan nggak bisa kalau kecapean. " tanya mama khawatir.

" Aku nggak apa-apa ma, tadi dari perpustakaan aku ketemu temen eh keasikan ngobrol deh. " jawabku sambil memeluk tangan mama.

" Oh gitu, besok-besok biar Pak Agus tetap jemput kamu aja ya walaupun pulang sore. " kata mama lagi

" Tenang aja ma, aku bisa kok jaga diri. Mama nggak perlu khawatir yah. " jawabku lagi " Ma, aku mau mandi dulu ya. " kataku sambil mencium pipi mama lalu segera ke kamar untuk membersihkan badan.

Mama sangat khawatir padaku, karena aku sering mimisan kalau terlalu lelah. Padahal kata dokter tidak ada penyakit apa-apa.

Sampai di kamar aku mandi dulu, kemudian aku tiduran di kasur sambil memegang HP ku. Ternyata ada pesan masuk dari William.

From : William

Sampai rumah kabarin aku ya.

Aku tertawa membaca pesan dari William, lalu aku membalas pesannya.

From : William

Sampai rumah kabarin aku ya.

√ Males ahh.. sok peduli. 😋

SERIUSSS..!!

√ Iya udah sampai.

√ Aku Istirahat dulu ya. Bye..

Kemudian aku istirahat dulu karena capek sekali.

Papaku sering kerja di luar kota, seperti saat ini papa sedang kerja di Surabaya. Kadang sebulan 1 atau 2 kali baru pulang. Jadi aku bersama dengan mama dirumah.

Tapi tidak cuma berdua, ada Bi Inah dan Pak Agus juga yang tinggal dirumah. Mereka sudah seperti keluarga sendiri, karena mereka bekerja sudah lama sekali sejak aku kecil.

Aku dan William sering berkirim pesan atau teleponan untuk bercerita.

Jadi semenjak itu aku tau kalau William berasal dari keluarga yang cukup berada, ia tinggal bersama kedua orang tua nya tetapi kedua orang tua nya kerja. Ia tinggal dirumah bersama asisten rumah tangga.

William merupakan mahasiswa di Universitas Y tingkat 5. Dan ia anak yang pintar juga aktif dalam olahraga. Ia sering mengikuti berbagai perlombaan antara kampus di bidang olahraga basket.

Suatu hari aku janjian dengan William untuk menonton di bioskop di salah satu mall. Kami mau menonton film horor luar negri yang sedang tayang dan katanya sangat bagus. Kami janjian bertemu di mall tersebut. Karena William juga tidak tau dimana rumahku, karena setiap ia menanyakan alamat rumahku, aku tidak pernah memberikannya.

Sesampainya di mall tempat kami janjian aku langsung menuju tempat nonton. Sampai di sana aku melihat kalau William sudah menungguku disana. Aku melambaikan tangan ke arahnya. Kemudian William menghampiriku juga.

" Udah beli tiketnya belum? " tanyaku padanya

" Nih udah. " jawab William sambil mengeluarkan 2 tiket. " Yuk sebentar lagi filmnya mulai. " Kata William sambil menggandengku.

Setelah masuk kami duduk di nomor bangku sesuai pesanan kami. Cukup ramai pengunjung yang datang saat itu.

" Kamu suka film horor ngga? " tanya William

" Ngga juga sih. Takut sebenarnya. " jawabku

" Lho kenapa kamu nggak bilang? " tanyanya nggak enak padaku

" Ngga apa-apa. Kamu kayaknya pengen banget nonton ini. " jawabku

Tak lama filmnya dimulai. Kadang aku kaget di setiap adegan-adegan seram di film tersebut. Jadi aku sering menutup mataku dengan kedua tanganku. Pada saat musiknya kencang, aku kaget dan tanpa sadar aku malah bersandar di lengan William sambil menutup mataku. William mengusap kepalaku supaya aku merasa tenang, dan aku baru sadar kalau aku bersandar di lengan William.

" Maaf " Kataku padanya

" Nggak apa-apa kok. " jawab William

Setelah filmnya selesai, William mengajakku makan bersama di restoran di dalam mall tersebut juga. Setelah selesai makan, aku pamit pulang. William menawarkan diri untuk mengantarku, tapi aku menolaknya secara halus.

Akhirnya aku pulang jalan kaki untuk mencari angkutan umum atau taxi. Saat akan menyebrang, tiba-tiba

Tiiiiinnnn..!!

suara klakson motor hampir menyerempetku, tapi ada seseorang yang menarik tanganku dan memelukku dengan erat. Setelah aku lihat ternyata itu William. Pengemudi motor itu minta maaf karena ia tidak melihat lampu merah.

" Nath, kamu nggak apa-apa? " tanya William.

Aku hanya mengangguk karena aku masih kaget, kemudian William memaksa untuk mengantarku. Aku ikut bersamanya kembali ke dalam mall, menuju basement untuk naik mobil yang dibawanya.

Sampai di tempat parkir mobil, kami masuk ke dalam mobil.

Sebelum berangkat William mengecek seat belt tempat dudukku, ternyata aku belum memasang seat belt.

William menarik seat belt disampingku, kemudian memakaikannya padaku. Sangat dekat sekali, membuatku sangat gugup sampai-sampai aku takut William bisa mendengar detak jantungku yang sangat cepat. Setelah seat beltku terpasang kami jalan. Aku memberitahukan pada William supaya merahasiakan kejadian tadi pada mamaku, karena aku takut mama khawatir. Dan William menyetujuinya, tapi sebagai gantinya alu harus mau diantar olehnya.

Di tengah perjalanan, William berhenti di sebuah toko bunga.

Aku diajak turun olehnya untuk memilih bunga yang aku sendiripun tidak tau untuk siapa.

Setelah memilih dan membeli 1 buket bunga rose warna merah dan putih, kami kembali kedalam mobil.

" Ini.. " kata William sambil menyodorkan bunga tadi padaku.

" Maksudnya? " tanyaku bingung.

" Kamu mau jadi pacar aku? Aku janji akan jadi cowok yang selalu jagain kamu. " jawab William. Aku tersenyum karena William begitu romantis pikirku.

Lalu aku mengambil bunga dari tangannya.

" Iya, aku mau jadi pacar kamu. " jawabku.

" Makasih ya. " Jawab William, lalu ia memelukku. Jantungku rasanya berdetak sangat cepat.

Kemudian aku mengajak William untuk pulang. Agak khawatir juga selama di jalan aku terpikir apa yang akan dikatakan mama kalau aku pulang dianter cowok dan cowok itu sekarang sudah jadi pacarku.

Sesampainnya di rumahku, mama terlihat sedang menyiram bunga. Kami turun dan menghampiri mama.

" Ma, aku udah pulang. " kataku pada mama. " Ma, kenalin ini William. " kataku lagi.

Mama tersenyum

" Sore tante, maaf mengganggu. " kata William.

" Ngga kok, sama sekali nggak ganggu. Ayo.. ayo.. kita masuk ke dalam. Tante belum pernah dikenalin sama teman laki-lakinaya Nath selama ini. " kata mama senang sekali sambil mengajak William masuk ke dalam rumah. Aku yang anaknya berasa jadi tamu.

Mama mempersilahkan William duduk, sementara mama mengajak Bi Inah untuk membuat minuman.

" Maafin mama aku ya. " kataku

" Lho.. Kenapa minta maaf? justru aku seneng, pertama kali ketemu mama kamu tapi langsung disambut hangat. Lagian aku jadi tau kalau selama ini belum ada cowok yang kamu ajak kerumah. " kata William sambil meledek.

" Ih apaan sih. " jawabku agak kesal karena malu.

Tak lama mama dan bi inah datang membawa minuman. Mama ikutan ngobrol bersama aku dan William. Setelah beberapa lama mama meninggalkan kami berdua di ruang tamu karena mama mau membantu bi inah masak. Aku ngobrol-ngobrol dengan William. kira-kira satu jam setengah William main di rumahku sambil ngobrol, ia pun pamit pulang. Setelah William pulang, mama mulai mengintrogasiku.

" Sayang, kamu kenal dimana sama William? " tanya mama penasaran. Lalu aku menceritakan awal aku bertemu dengan William.

" Gimana ma menurut mama soal William? " tanyaku pada mama

" Mama suka sama William, anaknya sopan. Dan terlihat kalau dia itu bertanggung jawab. " jawab mama. Aku senang dengan jawaban mama, aku memeluk mama. Aku juga menceritakan kalau aku dan William sudah pacaran.

Semenjak William tau dimana rumahku, ia sering mampir kerumah. Belajar bersama, kadang ia hanya sengaja mampir untuk bertemu mamaku.

Kami sudah pacaran 6 bulanan dan hubungan kami sangat baik.

Kadang William menjemputku di kampus sampai membuat teman-temanku iri. Sesekali aku yang datang ke kampus tempat William kuliah untuk membuat surprise padanya karena ia begitu baik padaku dan aku sangat menyayanginya

Beberapa hari lagi adalah hari ulang tahunku, tapi sebelumnya aku belum pernah bilang pada William kapan hari ulang tahunku, jadi aku juga berencana untuk tidak bilang padanya.

Kemudian hari ulang tahunku tiba, tapi hari ini William bilang tidak bisa datang menjemputku karena dia ada tugas kuliah yang harus diambil di rumah temannya.

Akhirnya aku berangkat ke kampus sendiri, sampai di kampus, ada seorang perempuan menghampiriku lalu ia memberikan satu tangkai bunga mawar. Aku bingung, tapi aku menerima nya saja. Mungkin memang ada pemberian bunga gratis pikirku.

Aku terus berjalan, bertemu dengan beberapa orang lagi juga mereka memberikan aku setangkai bunga mawar, ada yang berwarna merah ada yg berwarna putih. Sampai sembilan belas kali aku diberikan bunga oleh setiap orang yang aku temui.

Ini ada apa pikirku, tak lama William datang menghampiriku. Aku kaget sekali saat itu, benar-benar nggak menyangka kalau ini perbuatannya.

William datang membawa setangkai mawar merah dan sebuah boneka teddy bear berwarna cokelat.

" Selamat ulang tahun, sayang " kata William

" Ini ulah kamu? " tanyaku, kemudian William mengangguk sambil tersenyum " Kok kamu bisa tau ulang tahun aku? Kan belum pernah tanya. " tanyaku lagi.

" Kan aku tanya mama. " jawabnya dengan santai.

Dari kejauhan teman-teman kampusku mulai menyoraki aku dan William yang mesra. Akhirnya aku menyuruh William untuk berangkat ke kampus nya sendiri, karena kelas mata kuliahku juga sudah mau mulai. Akhirnya kami berpisah.

Aku naik ke gedung lantai 3, karena kelasku disitu.

Sampai di kelas ternyata masih ada waktu sekitar 15 menit lagi sebelum masuk mata kuliah. Jadi aku ngobrol dengan beberapa teman dikelas.

Tak nn? dosen lain datang ke kelas, Pak n? n?? namanya bersama dengan seorang laki-laki yang sepertinya mahasiswa baru.

" Hari ini Pak Rahmat tidak masuk, beliau cuma menitipkan tugas yang harus dikumpul minggu depan. File tugasnya ada di saya. Nah Nathalie nanti kamu ke ruang dosen ya. Nanti kamu copy file tugasnya dari laptop saya." kata pak Angga. Aku hanya mengangguk.

" Oh ya satu lagi, ini mahasiswa baru di kelas Pak Rahmat juga. Nathalie, kamu bisa pinjamkan catatan kamu kan? biar dia copy. " tanya Pak Angga lagi.

" Bisa pak. " jawabku.

Lalu Pak Rahmat pergi, kemudian cowok yang datang bersamanya menghampiriku.

" Hai.. gue Kevin " katanya sambil mengulurkan tangan

" Gue Nath. " jawabku

" Mohon bantuannya ya Nath. " kata cowok itu yang ternyata namanya Kevin. Aku tersenyum.

" Nih catatan mata kuliah ini. copy aja ya. Gue mau ke ruang dosen mau ketemu Pak Rahmat yang tadi. " kataku

" Eh bareng aja, gue sekalian ke bawah copy catatan lo. Jadi bisa langsung gue balikin. " kata Kevin.

Akhirnya kami bareng ke ruang dosen, selesai aku meng copy file tugas, Kevin juga sudah selesai copy catatan karena catatannya juga belum banyak.

Lalu kami berjalan ke atas bersama lagi menuju kelas kami.

Sepanjang jalan kami saling cerita. Pada saat naik tangga ke atas, banyak mahasiswa yg turun berjalan beramai-ramai. Aku terdorong oleh salah satu dari mereka karena terkena tas nya.

Hampir saja aku terjatuh, tapi Kevin yg berada di sampingku sempat memegang tangan dan menahan pundakku supaya aku tidak jatuh.

" Nath, lo nggak apa-apa? " tanya Kevin.

" Iya.. makasih ya Vin " jawabku.

Lalu kami naik lagi ke atas. Kemudian sampai di kelas, aku mengirimkan file tugas ke teman-teman. Kevin tau kalau aku masih kaget karena kejadian tadi. Lalu Kevin menghampiriku.

" Nath, mau gue anter pulang? " tanya Kevin

" Nggak apa-apa. Makasih. Nanti pulang kuliah gue ada janji Vin. " jawabku.

Lalu aku ngobrol-ngobrol bersama Kevin dan teman-teman lain.

Kira-kira jam setengah empat kuliahku selesai. Aku dan William janjian bertemu setelah pulang kuliah.

Aku berjalan ke luar kampus, karena William sudah datang menjemputku. Sampai depan kampus ternyata benar William sudah menungguku, lalu aku dan William pergi dengan mobilnya. Ternyata Kevin dari jauh melihatku.

William membawaku ke sebuah restoran yang suasananya sangat indah. Kami sampai disana sekitar jam enam karena lokasi tempatnya juga lumayan jauh. Restoran ini restoran outdoor yang berada di atas gedung yang cukup tinggi, sehingga kami bisa melihat langsung ke langit, juga pemandangan lampu-lampu kota yang terlihat sangat indah di malam hari. Jadi saat itu kami bisa makan dibawah langit yang penuh bintang.

Hanya ada beberapa orang yang berada di lantai atas, karena memang hanya ada beberapa meja dan sebelumnya harus melakukan pemesanan jika mau dapat tempat itu.

" Kamu suka suasananya? " tanya William sambil duduk di sampingku.

" Iya, aku suka banget. Makasih ya. Oh iya, aku belum bilang mama. " kataku teringat belum ijin mama kalau pulang telat.

" Tenang aja sayang, aku udh bilang mama sebelum ajak kamu pergi. Masa aku bawa pergi anak orang yang cantik ini nggak ijin orang tua nya. " ledek William. Aku tertawa karena William meledekku.

Kami melihat menu makanan. Setelah selesai memesan makanan, kami ngobrol bersama sambil melihat pemandangan yang indah.

" Nath, aku benar-benar sayang kamu. " kata William

" Aku juga sayang kamu. " jawabku.

William memegang tanganku, kemudian wajahnya semakin mendekat ke wajahku.

William mencium bibirku. Jantungku yang tadi berdegup kencang sekarang terasa berhenti karena kaget. Aku hanya bisa menutup mataku.

Tak lama terdengar suara ledakan kembang api diatas langit.

" Hei.. lihat kembang api itu. Bagus ya? " kataku mengalihkan pembicaraan karena gugup dan malu setelah dicium William sambil menyenderkan kepalaku di bahu nya.

" Iya.. bagus.. " jawab William. " Oh ya, sabtu depan ada acara pensi di kampusku. Nanti kamu datang ya ke kampusku. "

" Memangnya boleh? " tanyaku.

" Boleh dong. Acara nya bebas kok. Tapi karena aku panitia acara, kayaknya seminggu ini aku sibuk urus persiapannya. Nggak apa-apa kan kalau kita nggak ketemu dulu? " jawab William lagi. Aku mengangguk mengiyakan pertanyaan William.

Kami ngobrol dan menikmati suasana di restoran tersebut. Selesai makan kira-kira jam 8 William mengajakku pulang supaya tidak terlalu malam sampai rumah. Sampai dirumahku, ia mengantarku sampai dalam rumah juga bertemu dengan mamaku. Kemudian setelah berpamitan, ia langsung pulang. Aku memintanya untuk mengabariku begitu ia sampai dirumah. Kira-kira 50 menit kemudian, William mengabariku.

William

• Sayang, aku udah sampai rumah.

• Kamu udah tidur?

√ Belum..

√ Aku tunggu kamu

sampai dirumah.

√ Makasih ya sayang😘

• Sama-sama.

• Aku cinta kamu..

√ Aku juga cinta kamu

√ Kamu mandi terus

istirahat ya sayang.

Aku senyum-senyum sambil chat dengan William. 20 menit kemudian William menelponku.

" Hei.. kok bukannya istirahat malah telepon? " tanyaku pada William

" Aku masih kangen kamu. " jawabnya

" Gomballl.. " balasku

" Serius sayang, aku mau dengar suara kamu. kamu cewek yang bener-benar aku harapkan. " jawabnya lagi

" Makasih. Aku juga bahagia, punya cowok yang benar-benar sayang sama aku. " jawabku.

Kami ngobrol sekitar setengah jam, lalu aku menyuruhnya istirahat.

Aku pun tidur karena sudah larut juga.

Aku dan William benar-benar saling menyayangi, seperti pasangan lainnya yang sedang jatuh cinta, kami pun merasakan hal yang sama.

William mulai sibuk urusan pensi di kampusnya, aku juga mencoba mengerti karena pasti sangat sulit.

Sesekali William berusaha chat atau telepon untuk mengabariku, itu saja sudah cukup.

Senin pagi aku mulai berangkat ke kampus, sampai di kampus aku bertemu dengan Kevin.

" Pagi Nath. " kata kevin

" Pagi.. " jawabku sambil tersenyum

" mata kuliah pak Hendra, gue boleh gabung sama lo? " tanya Kevin.

" Ya.. tentu aja. Yuk kita kerjain bareng di taman. " ajakku.

Aku dan Kevin mengerjakan tugas bersama, aku merasa Kevin teman yang baik. Obrolan kami juga nyambung, kami juga sering menghabiskan waktu bersama untuk belajar dan mengobrol.

Sepulang dari kampus aku mampir ke kampus William untuk melihat keadaannya karena seharian ini aku belum sempat teleponan sama dia.

Sampai di depan kampusnya, aku berusaha telepon ke handphone William tapi tidak di angkat, aku coba chat juga tidak dibalas. Jadi aku memutuskan untuk bertanya ke mahasiswa yang ada di depan gerbang kampusnya. Aku melihat dua orang cewek dan aku mulai bertanya kepada mereka.

" Maaf.. kenal William Admaja? " tanyaku pada dua cewek tadi

" Lo siapanya? " tanya salah satu cewek itu

Saat aku mau menjawabnya, William datang karena membaca chat ku yang memberitahu kalau aku didepan gerbang kampusnya.

" Maaf aku tadi lagi meeting jadi ga bs angkat telepon kamu. Yuk ikut aku. " kata william padaku. Aku memberi salam dan berterima kasih pada dua orang cewek tadi. Kemudian aku pergi meninggalkan mereka.

William mengajakku berkeliling kampus melihat persiapan pensi yang akan diadakan di kampusnya sebentar lagi. Ia pun terlihat sangat bersemangat.

" Semangat ya sayang. Pasti acara nya bakal sukses. " kataku pada William

" Makasih sayang, aku harap begitu " jawab william

" Aku pulang duluan ya, biar kamu fokus juga nyiapinnya " kataku

" Tapi masa kamu pulang sendiri? " tanya William yang sangat khawatir. Tapi aku meyakinkannya kalau aku tidak apa-apa.

Akhirnya aku pulang duluan supaya William bisa lebih fokus dalam mempersiapkan acara pensi nya.

Sampai dirumah aku hanya mengabarinya kalau aku sudah sampai.