**Happy reading**
Duduk lah dulu ya, nonton tv di sini, tante ke kamar mandi dulu ya untuk mandi, Aslan tunggu tante selesai mandi" kata Shafa seraya masuk ke dalam kamar mandi meninggal kan Aslan yang duduk sendiri di ranjang milik nya.
Setelah selesai mandi, Shafa menggunakan baju santai mini dres, dan merias wajah nya senatural mungkin yang menambah kecantikan nya.
Ia masih melihat Aslan yang sedang anteng menonton televisi kesukaan nya.
"Aslan suka nya acara apa sayang?" Tanya Shafa pada anak tiri nya itu.
"Film kartun aku suka nya" jawab Aslan.
Tok tok tok
suara ketukan pintu dari luar di iringi suara seorang pelayan yang memanggil nya, memecah konsentrasi nya saat ia sedang berhias di depan cermin.
"Nona dan tuan muda aslan sudah di tunggu di meja makan" panggil si pelayan
"yaa, sebentar lagi kami turun" ucap Shafa
Tidak lama berselang Shafa pun turun bersama Aslan.
Di meja makan ada ibu dan adik tiri suami nya, beserta Evelin dan devan yang telah menunggu nya, Shafa memilih duduk di pojokan meja makan,
Suasana di meja makan begitu hening, Devan yang melihat Shafa duduk di pojok menyuruh shafa pindah Ke sebelah nya yang telah di duduki ponakan dari ibu tiri nya.
Dengan muka masam akhir nya evelin pun pindah. Sepasang mata Devan terus memperhatikan Shafa, sementara Evelin di samping nya terus melihat devan yang tidak lagi mempedulikan diri nya.
Devan ternyata begitu dingin dan tegas saat di rumah nya, bahkan tidak ada yang berani membalas tatapan dingin sang suami.
Suasana sangat tidak bersahabat, tidak ada yang bersuara, hanya suara sendok yang sesekali terdengar di ruangan tersebut, sederet hidangan tersaji dengan sempurna, koki dan satu pelayan berdiri di samping meja makan menunggu majikan nya selesai makan.
Shafa begitu canggung dengan suasana tersebut, yang bagi nya sangat memmbosan kan. Seorang pelayan kembali menuangkan minuman pada gelas-gelas yang kosong
"Duuh ini orang-orang kaya nggak punya tangan, hingga menuang minum saja di bantu pelayan," batin Shafa.
Tentu berbeda sekali saat di rumah tadi terakhir makan bersama nya, Devan menuangkan air minum nya sendiri karena ia lupa menyiapkan nya.
Pesona devan memang luar biasa, sekertaris nya selalu berusaha memberi perhatian lebih dengan menyendok kan makanan ke piring nya.
Selesai makan malam Shafa memilih kembali masuk ke kamar nya. Ia tidak mempedulikan ibu tiri suami nya dan adik tiri nya yang selalu menatap sinis pada nya. Terlebih Evelin yang juga selalu lengket berusaha terus mendekati devan.
Suasana di dalam rumah tersebut benar-benar kaku membuat nya benar-benar tidak betah berada di ruangan tersebut.
Shafa melangkah kan kali nya dengan santai menuju ke kamar nya tanpa berpamitan pada orang-orang yang berada di sana.
Sebenar nya ia mencari sosok mertua nya, namun ia tidak menemukan nya,
"Entah di mana ayah mertua nya saat ini" batin shafa, ingin rasanya ia menanyakan keberadaan ayah mertua nya namun ia urung kan niat nya dan memilih menyimpan rasa penasaran nya di dalam hati.
Setelah berpamitan pada sang ayah, Aslan pun melangkah kan kaki nya mengikuti Shafa, ke dalam kamar milik seseorang yang kini telah menjadi ibu nya.
Shafa, menghela nafas panjang dan menghembuskan nya asal,
ia mengambil ponsel nya yang seharian ia silent, terlihat banyak pesan masuk dari Reno dan panggilan dari kedua orang tua nya, lalu ia pun berusaha menghubungi kedua orang tua nya karena banyak nya panggilan dari kedua orang tua nya.
"Ya mah," shafa
"Kamu ke mana saja fa?"mamah
"Shafa ada mah, baik-baik saja, maafin Shafa sudah membuat mamah cemas" Shafa,
"Kamu tidak tahu berita yang berkembang di luar sana? Tentang suami mu? Bagaimana bisa kamu setenang ini?" Ucap mama nya.
"Shafa merasa bingung dengan ucapan mama nya kali ini karena ia seharian sibuk dengan suami nya.
"Baik lah, mamah tenang ya, nanti Shafa lihat, mamah jangan sedih,
shafaPasti baik² saja" ucap shafa, menenangkan ibunda nya. segera mengakhiri percakapan nya.
Bertepatan dengan datang nya anak laki² tampan di depan nya yang masuk ke kamar nya setelah lebih dulu mengetuk pintu kamar nya.
"Aku tidur sini aja ya tante," ucap aslan.
"Boleh, ayo sini sayang" jawab shafa pada anak tiri nya.
Shafa berusaha mengesampingkan perasaan nya yang masih gundah terus memikirkan kedua orang tua nya, ia terus berusaha bermain dengan aslan meskipun di dalam hati nya menyimpan rasa penasaran yang luar biasa mendengar kata² ibunda nya.
Tak terasa aslan pun tertidur pules di samping nya setelah bermain sebentar.
Ia dengan hati-hati merebahkan putra nya lalu menyelimuti nya. Ia kembali mengambil ponsel nya dan membuka berita online hari ini, ia ingin tahu ada berita apa dengan kabar suami nya.
Saat ia asik dengan posel nya, ia melihat ke belakang, terlihat sebuah pintu rahasia terbuka dan seseorang masuk dari sana, ia tidak mengira ada sebuah pintu di sana, berwana senada dengan tembok sehingga ia tidak menyangka jika itu adalah sebuah pintu.
Tanpa suara devan segera membopong putra nya dan membawa ke kamar anak nya, setelah membaringkan di ranjang nya, devan lalu mencium dan menyelimuti tubuh putra nya. Shafa hanya melihat sekilas anak tiri nya itu di gotong oleh ayah nya lalu kembali melihat ponsel nya
Devan bermaksud kembali masuk ke kamar Shafa, pikiran nakal mulai merasuki ia bermaksud membopong tubuh Shafa ke kamar nya dan mengulangi kegiatan panas nya,
Pikiran liar kembali merasuki pikiran nya nya, tubuh Shafa yang kini seakan telah menjadi candu bagi nya, dan memberi kenikmatan luar biasa.
Saat Devan masuk kembali ke kamar Shafa, ia terkejut ketika melihat kamar yang sudah kosong. Ia mencari sosok istri nya ke kamar, ia tak menemukan istri nya, ia berlari mencari ke seluruh ruangan namun tak juga menemukan nya.
"Shiiit.. kemana dia," batin devan dengan sedikit emosi.
Ia harus memendam hasrat nya yang ingin segera bercinta dengan istri nya, kini mendapati istri nya tiada di kamar nya.
Devan lalu masuk ke kamar, dan menyandarkan tubuh nya di pinggir ranjang, ia mulai membuka laptopnya dan mengecek pergerakan cctv di seluruh rumah nya.
Mulai dari kamar nya hingga ruang tamu dan dapur tidak nampak ada Shafa di sana.
Namun ia terkejut ketika melihat shafa berjalan menuju ke luar gerbang. Ia melihat ada mobil di luar gerbang rumah nya yang seperti nya sedang menuggu nya.
"Mau ke mana malam² begini?" Batin devan.
"Mobil siapa yang telah menunggu nya? Apa itu mobil reno?" Devan Bertanya² dalam hati.
"Brengsek!!!" devan begitu kesal dan marah melihat shafa berusaha pergi tanpa pamit pada nya.
Tanpa berfikir lagi, ia lalu turun ke bawah dan secepat kilat mengambil kunci mobil nya lalu mengeluarkan mobil nya dan mengemudikan mobil nya bermaksud membuntuti mobil yang shafa tumpangi
**To be continue**