webnovel

Istri yang Tak Dirindukan

Tác giả: Kariani_Sukadi
Thành thị
Đang thực hiện · 13.7K Lượt xem
  • 13 ch
    Nội dung
  • số lượng người đọc
  • NO.200+
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Anan merantau ke Jakarta untuk memperbaiki kehidupan ekonomi keluarganya. Selama di perantauan dia mengirim kabar hanya melalui ponsel. Anan juga mengirim uang nafkah kepada istrinya dengan dititipkan tetangga. Lima tahun merantau di Jakarta tak pernah pulang. Namun, setelah dia kembali hanya memberi hadiah talak kepada Ayi Fradilla. Wanita yang sudah memberinya dua orang anak anak. Anan pulang bersama dengan istri barunya. Seorang wanita muda dan kaya menggunakan mobil mewah. Hati Ayi hancur saat mengetahui suami telah menikah dengan perempuan lain. Kemudian hidup Ayi dan kedua anaknya berubah setelah Ustaz Rahman membawa kabar bahagia dengan mengikuti lomba MTQ, yang diadakan oleh seluruh provinsi. Habib mengikuti lomba dan memenangkan juara satu dengan hadiah 100 juta. Namun, di tengah kemenangan Habib, Ayi dan Ustaz Rahman difitnah dengan tuduhan berzina. Ustaz Rahman dan Ayi harus menikah siri karena fitnah. Kemudian Ustaz Rahman membawa Ayi dan kedua anaknya pulang ke rumah, tetapi ditolak ibunya. Umi Fatimah menolak Ayi menjadi menantunya karena statusnya yang janda miskin beranak dua. Dengan tegas sang ibunda meminta untuk menceraikan Ayi Fradilla. Ustaz Rahman menolak menjatuhkan talak kepada Ayi, akan tetapi ibunya murka dan menolak dengan tegas. Lantas Umi Fatimah menjodohkan Ustaz Rahman dengan gadis pilihannya. Ustaz Rahman terpaksa menceraikan Ayi Fradilla yang baru resmi dinikahi beberapa hari. Lantas Ayi diusir dari rumah besar itu. Hingga akhirnya keputusan untuk hijrah pun dia pastikan untuk kembali ke Jakarta mengadu nasib. Di sanalah kehidupan sukses berawal. Sampai pada akhirnya datang kembali Ustaz Rahman dan ibunya ke Jakarta untuk mencarinya. Umi Fatimah menyesal sudah mengusir Ayi beserta anak-anaknya. Ternyata menantu pilihannya divonis mandul. Kisah percintaan Ustaz Rahman dan Ayi kembali terulang saat bertemu di Jakarta. Umi Fatimah memohon maaf atas semua perbuatannya dan meminta Ayi untuk kembali menikah dengan anaknya demi mendapatkan keturunan. Seorang ahli waris dari keluarga Kyai Rasyid. Kedatangan Umi Fatimah dan mantan suaminya ditolak oleh Ayi. Lantas Nur Azizah melamar Ayi kembali untuk suaminya menjadi adik madunya. Ayi menolak permintaan itu. Sampai pada akhirnya Umi Fatimah menyerah karena harus bertarung dengan penyakitnya hingga menghembuskan napas terakhir. Sebelum Umi Fatimah wafat, dia telah berpesan agar Ustaz Rahman kembali menikahi Ayi untuk mendapatkan keturunan. Pada akhirnya Ayi menyerah dan menikah kembali dengan Ustaz Rahman.

Chapter 1Bab 1 Talak

"Mas Anan!"

Saat wajah lelaki yang kurindukan, selama lima tahun kini datang menemui tepat berdiri di hadapanku.

Lelaki yang sangat kunantikan bertahun-tahun merantau, kini telah pulang dengan membawa kesuksesan. Dia pulang dengan membawa mobil mewah bermerek dan memakai pakaian rapi. Seperti pekerja kantoran, dan di tangan kirinya tersemat jam bermerek berharga mahal. Dia pulang membawakan oleh-oleh untuk kedua anakku.

"Mas," panggilku lembut.

Lelaki yang kunantikan masih bergeming, menatap rumah yang dulu dia tinggalkan masih tetap sama, reot dan sudah tua. Bahkan tambalan atapnya pun masih terlihat bocor, kala hujan datang dengan deras membasahi bumi.

"Mas Anan," panggilku lagi. "Lihatlah anak kita sekarang sudah besar! Nara putri kita, sudah berumur lima tahun sejak kepergianmu. Dia cantik bukan? Habib juga sudah berumur sepuluh tahun sejak Mas pergi merantau meninggalkan kami," ucapku sembari menggendong Nara putri bungsuku.

Mas Anan meraih Nara yang ada dalam gendonganku. Dia memeluk, dan mencium Nara bertubi-tubi sembari meneteskan air mata. Mas Anan sudah lima tahun merantau di kota Jakarta. Dia tidak pernah sekali pun pulang kerumah gubuk tuaku. Tiap bulan hanya mengirimkan uang belanja yang dititipkan pada tetangga, kebetulan berdekatan dengan tempat tinggalnya. Jika aku rindu padanya, maka aku akan meminjam telepon tetangga untuk menanyakan kabarnya.

"Ayi, aku hanya pulang sebentar untuk mengabarimu tapi .... bukan untuk kembali padamu," ucapnya kemudian.

"Maksudnya?"

"Ayi Fradila, mulai sekarang kau, aku bebaskan dari kewajibanmu. Aku menalakmu. Surat perceraian segera akan aku urus. Masalah biaya kamu tidak usah kawatir aku yang akan menanggung semuanya," lanjutnya.

Jantungku berhenti berdetak seketika mendengar ucapan talak dari lelaki yang kurindukan, selama bertahun-tahun. Bagai anak panah tepat mengenai dada ini, kata-kata pisah itu membuat tubuhku lunglai seketika. Bak petir menyambar di siang hari, Mas Anan dengan begitu mudah menjatuhkan kata cerai tepat di hari kedatangannya.

Selama lima tahun aku menunggunya di sini kembali. Saat dia datang hanya menghadiahiku kado perpisahan. Lelaki bertubuh tinggi, dan berkulit putih tersebut telah memberiku dua orang anak. Saat dia pamit merantau untuk mengadu nasib putri bungsuku masih berumur tiga bulan, si sulung berumur lima tahun.

Masih kuingat saat melepas kepergiannya, berjanji akan segera kembali membawa keberhasilan hidup yang lebih baik, dan akan membawaku beserta kedua buah hati kami jika dia sukses, dan bisa mempunyai rumah yang lebih layak dari yang sekarang aku tempati.

Rumah yang aku tinggali adalah rumah peninggalan. Gubuk keedua orang tuaku yang sudah reot dan bocor di sana-sini. Dindingnya pun sudah lapuk digerogoti rayap. Para tetangga yang iba membantuku memperbaiki ala kadarnya, dengan menempel dinding yang keropos dengan papan bekas seadanya.

"Dek, Mas pamit merantau. Jaga baik-baik anak kita! Jika nanti aku kembali dan berhasil akan kubawa kalian pindah ke rumah yang lebih bagus dari ini," ucapnya sembari mencium kening ini.

"Sebenarnya aku keberatan Mas pergi merantau. Kami masih membutuhkanmu di sini Mas. Apalagi Nara masih berumur tiga bulan, dia masih membutuhkan kasih sayang ayahnya," kataku sembari menangis.

Dengan lembut Mas Anan mengusap air mataku yang menetes di pipi. Sementara Nara, bayi mungilku masih dalam gendongannya.

"Percayalah padaku. Aku akan kembali menjemputmu dan anak-anak jika sudah berhasil. Doa'kan aku selamat sampai ke tujuan, dan berhasil. Agar bisa membahagiakanmu dan anak kita berdua," bisiknya lembut.

Aku mengangguk. "Iya, Mas."

Kupeluk tubuh lelaki yang sangat kucintai selama lima tahun sudah menemani perjalanan hidup, mengarungi bahtera rumah tangga. Kulepas kepergiannya di ambang pintu bersama kedua permata hati. Mas Anan pergi dengan menumpang pada sebuah mobil pik up, milik tetangga yang mengantar dan menjual barang dagangnya ke Jakarta tiap bulan.

Tetanggaku punya bisnis menjual buah pisang, ke Jakarta setiap satu bulan sekali dia pasti akan menjual barang dagangannya bila sudah ada yang meminta banyak. Tidak hanya buah pisang yang menjadi bisnisnya tapi juga buah jeruk yang dia ambil, dari petani jeruk yang ada di daerah Berastagi.

Kulepas kepergian lelaki yang sangat aku cintai dengan derai air mata. Senja itu menjadi kelabu saksi bisu melepas kepergian Mas Anan merantau ke kota Jakarta.

"Assalamualaikum, Bunda," ucap Habib yang baru pulang mengaji dari rumah Ustaz Rahman.

Ucapan salam Habib membuyarkan lamunanku.

"Waalaikumsalam, Nak," jawabku. Segera kuhapus air mata yang sedari tadi menggenang di pipi, dengan menggunakan hijab syar'i yang aku pakai.

Habib segera menyalamiku dengan tazim dan memciumnya. Begitu pula dengan Mas Anan tak lupa disalami dan mencium punggung tangannya.

"Ayah," seru Habib. Segera saja Habib menghambur dalam pelukkan ayahnya. Kerinduan yang sudah bertahun-tahun dia nantikan untuk bertemu dengan ayahnya kembali kini telah terobati. Sayang hari ini adalah hari terakhir dia akan memeluk ayahnya, karena setelah ini Mas Anan akan kembali ke Jakarta.

"Nak, kamu sudah besar dan tampan sekali. Ayah, bangga melihatmu menjadi anak sholeh. Tetaplah seperti ini! Jadilah anak yang berbakti pada orang tua," ucap Mas Anan mengusap rambut Habib.

"Ayah, aku sangat merindukanmu. Bunda juga," celotehnya. "Ayah, pasti pulang untuk menjemput Bunda dan kami' kan?"

Mas Anan menghela napas berat. "Maafkan Ayah, Nak. Ayah, kembali bukan untuk menjemput kalian, tapi...." Mas Anan menjeda ucapannya.

"Tapi ... apa Yah?" tanya Habib penasaran.

"Ayah, kesini karena ingin bercerai dengan Bunda."

Aku hanya berdiri di pojokkan ruang tamu yang berukuran sempit sembari menyembunyikan tangis. Aku tidak ingin kelihatan lemah di hadapan anak lelakiku.

"Nak, ayahmu hanya sebentar ke sini. Setelah ini dia akan kembali ke kota Jakarta. Setelah kamu besar nanti kamu bisa menemuinya di kota Jakarta," selaku. Memberi pengertian padanya agar dia tidak berkecil hati karena ayahnya setelah ini tidak akan pernah kembali ke sini.

"Em ... kenapa Bunda?" tanyanya lagi. "Ayah, barusan saja kembali sudah mau pergi lagi. Emang Ayah gak sayang sama kita?"

Ucapan Habib terasa menusuk-nusuk jantungku dengan ribuan jarum runcing yang tajam. Aku berusaha setegar mungkin di hadapan kedua buah hatiku, agar tidak kelihatan lemah. Mas Anan hanya tersenyum kecut menanggapi ucapan Habib. Meskipun Habib hanyalah seorang bocah berumur sepuluh tahun tahun tapi Habib, sangat cerdas. Di kelas satu sampai sekarang, dia selalu mendapat juara satu umum dalam semua mata pelajaran. Dalam mengaji Habib juga dipercaya Ustadz Rahman untuk mewakilinya mengajar anak di bawah umurnya.

Setiap bulan Ustaz Rahman akan membayarnya dengan upah ala kadarnya, sebagai jasa telah membantu meringankan pekerjaanya. Kami setiap hari hanya bertahan hidup dari pengiriman Mas Anan yang hanya dua ratus ribu per bulan. Itu pun dikirim lewat tetangga Pak Nurmin yang biasa menjual barang dagangnya ke Jakarta melalui penyeberangan Lampung pelabuhan Bakauheni.

Tentu saja aku tidak bisa hanya mengandalkan hasil uang kiriman Mas Anan yang berjumlah sedikit. Setiap hari aku harus mengambil cucian warga Kampung dan menyetrikanya hingga rapi, barulah mendapat upah untuk mencukupi kebutuhan dapur. Untuk biaya yang lainnya membayar uang sekolah Habib, ataupun membayar tagihan listrik tiap bulan aku harus menjual kue dan menitipkannya ke warung-warung tetangga, barulah bisa terbayar itu pun kadang kue buatanku banyak yang sisa.

Jika sudah sore hari barang daganganku tidak laku, aku akan memberinya pada anak panti yang di pimpin oleh Ustaz Rahman. Letak panti tersebut di ujung jalan kampung.

"Nak, Ayah dan Bunda sekarang sudah bercerai. Kami tidak akan mungkin bersatu kembali," jelas Mas Anan.

"Ayah, bercerai itu apa?" tanya Habib polos.

Mas Anan terdiam. Dia tidak mampu menjawab pertanyaan Habib yang mampu menohok hatinya. Dengan susah payah dia menelan salivanya.

"Sayang, suatu hari nanti kamu akan mengerti jika sudah besar," potongku memberi penjelasan.

Kuraih tubuh kurus Habib yang tinggi dan memeluknya dengan erat, tanpa terasa air mata mengalir deras, sementara putri kecilku masih bermain dengan boneka pemberian ayahnya.

Putri kecilku Nara tak sedikit pun bertanya tentang Mas Anan, karena memang sedari kecil ia tidak pernah melihat wajah Ayah kandungnya.

Berbeda dengan Habib yang saat itu sudah berusia lima tahun, dia sudah bisa mengenali wajah ayahnya. Hatiku terasa teriris-iris dengan pisau merasakan sakit dan perih yang begitu dalam, saat lelaki tampan di hadapanku dengan mudah menghadiahiku talak.

Selama lima tahun lamanya aku menunggu kedatangannya kembali tapi saat dia datang, bukan manisnya cinta atau terobatinya rindu yang membara, aku dapatkan. Namun, kata talak yang dihadiahkan.

"Nak, ini hadiah dari Ayah untukmu," Mas Anan mengeluarkan bungkusan dari peper bag dan memberikannya pada Habib. "Pakailah untuk mengaji!"

Sepasang baju koko dan peci hitam di keluarkan dari peper bag yang dibawa tadi.

Mas Anan memberikan Habib baju koko baru lengkap dengan pecinya. Dia memberikan baju itu pada Habib. Lalu, menghujani Habib dengan ciuman.

"Maafkan Ayah, Nak. Ayah belum bisa membahagiakanmu. Setelah kamu besar nanti Ayah harap kamu akan mengerti dan memaafkan Ayahmu ini," ucap Mas Anan lirih.

Setelah itu ia beringsut dari tempat duduknya hendak meninggalkan gubukku.

"Ayah!" panggil Habib. Mas Anan seketika menoleh kebelakang dan menghentikan langkahnya.

"Jaga Bunda dan adikmu Habib! Jadilah anak yang sholeh dan membanggakan orang tua." Mas Anan mengucapkan kalimat itu dengan mata yang berkaca-kaca. Sedetik kemudian dia berlalu keluar dari gubukku dan masuk ke dalam mobil mewahnya.

Habib mengejar ayahnya yang sudah memasuki mobil dan memanggil nama Mas Anan dengan nyaring.

"Ayah, jangan pergi! Kami merindukanmu," ucapnya sambil berlari mendekati mobil Mas Anan.

Namun, Mas Anan tidak menghiraukan panggilan Habib yang memanggilnya sembari mengetuk pintu mobilnya. Mas Anan malah menutup kaca mobilnya dan melajukan menjauh dari gubukku.

Sekilas kulihat di mobilnya duduk seorang wanita cantik berkacamata hitam duduk di sebelahnya dengan tersenyum tipis. Mas Anan sudah mempunyai wanita lain yang lebih cantik, hingga memilih membuangku dan meninggalkanku dengan anak-anak.

Kupeluk Habib yang masih menangis melepas kepergian ayahnya. Lambat-laun mobil Mas Anan hilang menjauh sampai yang terlihat hanya seperti titik hitam.

***

Bersambung.

Bạn cũng có thể thích

Transmigrasi: Nyonya Chi Merayu Profesor Jun yang Dingin

Ketika Chi Lian meninggal di buminya, ia terbangun dalam tubuh gadis lain yang memiliki nama sama seperti dirinya di bumi yang berbeda. Bumi dengan kekaisaran dan keluarga kerajaan. Miskin dan putus asa untuk bertahan hidup, ia terikat pada sistem peliharaan virtual yang dapat mengakses teknologi dari planet asalnya untuk digunakan olehnya. Hanya ada satu masalah. Satu-satunya pekerjaan yang bisa ia lakukan adalah sebagai paparazzi. Dari situ, ia bertekad untuk membangun kekaisaran media miliknya sendiri dan mengambil kembali apa yang hilang dari keluarganya. Target berita utamanya adalah para bujangan yang paling diinginkan tapi sulit didapatkan di kekaisaran. Mereka kaya, tampan dan media takut menerbitkan gambar dan informasi mereka. Namun entah bagaimana, Chi Lian berhasil melakukan yang mustahil, ia mengambil gambar mereka sepanjang waktu. Lagipula, wanita mana yang tidak mau membayar untuk gambar dan berita eksklusif mereka. Satu di antaranya sangat menarik perhatiannya, CEO dingin sekaligus Profesor Jun Muyang yang semua orang bilang cuek terhadap wanita. Dengan teknologi dan kecerdasannya, Chi Lian dan putri angkatnya menemukan segala cara untuk masuk ke ruang pribadinya dan dalam prosesnya, mencuri hatinya. Tapi sejauh mana ia bersedia untuk melelehkan hati profesor Balok Es dan menjaga para pesaingnya pada jarak? Semua wanita di kekaisaran yang menginginkan Jun Muyang dengan sabar menunggu penolakannya. Tapi itu akan menjadi penantian yang panjang. Minggu pertama..."Jun Muyang, aku membelikanmu bunga-bunga ini." Jun Muyang: "Pergi sana." Tahun pertama..."Sayang, aku butuh ciuman lain." Chi Lian..."Pergi sana." Karya lainnya. Bertransmigrasi dari dunia zombie menjadi istri raja mecha[berlangsung]

1cutecat · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
340 Chs

Pernikahan Kontrak: Pengantin Pengganti

Beberapa menit sebelum pernikahannya, Jeslyn mengetahui bahwa calon suaminya hanya mengincar keuntungan yang akan didapat dengan menikahinya. Patah hati dan merasa dikhianati, dia memilih satu-satunya pilihan yang ada pada saat itu, yaitu untuk melakukan pernikahan kontrak dengan pria yang bisa ia temukan, atau jika tidak, kekayaan keluarganya akan jatuh ke tangan musuh. … "Tuan, tolong, maukah Anda menikahi saya?" Dia bertanya padanya. Seorang pria yang dia lihat masuk ke kamar kecil tempat pernikahan. 'Dia pasti salah satu tamu,' pikirnya. Maverick terkejut dengan proposal itu. Dia melihat Jeslyn mengerutkan dahi ketika dia menoleh untuk menatapnya. Jelas dia ketakutan padanya, namun dia menenangkan diri, siap untuk melompat ke misteri di hadapannya. "Ini akan menjadi kontrak pernikahan. Kita akan bercerai setelah satu tahun," katanya. Dia juga memerlukan seorang wanita untuk anak nakalnya, jadi dia menjawab, "Deal." Tanpa sepengetahuannya, dia baru saja membuat kesepakatan dengan setan termanis yang pernah ada. ... Dia adalah mimpi buruk negara M, negara di mana kejahatan memerintah. Dia adalah kelinci kecil yang dibesarkan dengan cinta dan kasih sayang. Membunuh lalat? Tidak, dia belum pernah melakukan itu sebelumnya. Namun, terpaksa menjadi istri iblis, dia tidak punya pilihan selain melepaskan kepribadiannya yang palsu. Kelinci kecil apa? Siapa bilang dia tidak bisa menginjak jari-jari tangan seorang pianis dengan tumitnya dan pura-pura seperti tidak bermaksud melakukannya? Ha, selebriti ini ingin memainkan kartu kasihan? Apakah mereka ingin mendapatkan simpati masyarakat? Nah, mengapa lagi dia disebut 'kelinci kecil'? Bukankah itu karena dia terbaik dalam berakting imut? Apakah tidak ada yang memberi tahu teratai putih ini yang ingin menyelam ke tempat tidur suaminya bahwa dia mencuri jiwanya ketika dia menampar anak nakal itu?

Hassy_101 · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
501 Chs

WANITA-MALAM

Demi mendapatkan banyak uang, Ariela terpaksa memilih jalur cepat sebagai wanita malam. Ariela sendiri merupakan wanita yang sangat terkenal di club malam mewah yang berada di kota Manhattan ini. Ia terpaksa bekerja di tempat ini demi menyembuhkan penyakit ibunya yang sangat membutuhkan biaya banyak. Suatu malam, seorang pria yang cukup misterius itu meminta wanita yang dilihatnya untuk tidur bersama dengannya. Wanita itu adalah Ariela—wanita yang sangat professional dalam pekerjaannya. Pria ini terkenal sudah banyak meniduri wanita. Dan dia tidak suka tidur dengan wanita yang sama. Rey—pria yang sudah tidur dengan Ariela itu merasa ketagihan. Baru kali ini ia ingin tidur dengan wanita yang sama. Ia tidak merasa rugi membayar Ariela dengan harga yang fantastis. “Layani aku setiap malam. Dan aku akan memberikan kamu satu juta dollar untuk sekali main, jika dalam satu malam kita bercinta tiga kali. Maka kau akan menerima tiga juta dollar. Pindahlah ke rumahku, bagaimana?” tawar Rey saat melihat wanita yang memiliki tubuh seksi itu sedang memakai pakaiannya. “Aku akan memikirkannya,” jawab Ariela dengan tenang. Walau ia bekerja sebagai wanita malam, tetap dirinya masih memiliki harga diri. Ia tidak mungkin tinggal di tempat pria asing. “Menarik, baru kali ini ada orang yang ingin berpikir lebih dulu untuk mendapatkan tawaran yang fantastis,” ucap Rey di dalam hatinya. Follow ig author @natalia_theresyana87

Natalia_Theresyana · Thành thị
5.0
275 Chs

số lượng người đọc

  • Đánh giá xếp hạng tổng thể
  • Chất lượng bài viết
  • Cập nhật độ ổn định
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới
Các đánh giá
Ôi! Bạn sẽ là người đánh giá đầu tiên nếu bạn để lại đánh giá của bạn ngay bây giờ!

HỖ TRỢ