"Berhenti di sini saja, Pak," serunya kepada sang sopir online.
Kini mobil berhenti di depan semua pusat perbelanjaan. Setelah Jihan membayar dengan sejumlah uang. Kini mobil melaju. Jihan melihat ke sekeliling. Ia berharap sang ayah tidak mengetahui dirinya berada disini. Tapi sebentar lagi sang ayah pasti akan tahu jika dirinya telah kabur dari pelanggannya.
Gadis berambut panjang berwarna pirang dengan mantel panjang yang tebal itu memasuki toilet di seberang jalan. Ia mengamati pakaiannya dengan celana jeans dan Hoodie besar berwarna kuning. Kini ia sungguh sangat bebas. Ia memiliki banyak uang di tasnya. Sebentar lagi ia akan kabur dari kota ini.
Jihan keluar dari toilet dan melihat dirinya di kaca tembok. Ia sangat ingin sekali kabur sekarang juga namun keretanya belum datang. Jadwal kereta baru akan berangkat dua jam lagi.
Kini Jihan menuju ke sebuah restoran ayam goreng. Ia memesan ayam goreng dan minuman soda yang dingin. Tak ada telepon dari sang ayah. Karena ia menonaktifkan ponselnya. Restoran lumayan ramai. Ia bisa melihat keluarga kecil di sebuah meja yang sedang makan bersama. Lalu pasanga muda-mudi juga terlihat tertawa sambil memakan ayam goreng dan stik kentang.
Jihan sangat menikmati makanan yang ada di depannya. Ia mengunyah dengan sangat lahap. Musik Justin Bieber terdengar di seluruh telinga para pengunjung restoran. Ia berada lebih muda lagi. Ya memang ia seorang anak muda berusia sembilan belas tahun. Namun dulu ia tidak merasakan masa muda karena sang ayah telah merusak segala impiannya.
Saat Juga sedang meminum soda dengan sangat segar. Tiba-tiba dua orang teman ayahnya menemukan keberadaan dirinya. Jack memang ayah yang jahat. Ia bahkan menyuruh teman-temannya untuk mencari dirinya dan sekarang mata itu menemukan dirinya.
Jihan segera berdiri dari duduknya. Ia mengambil tas ransel miliknya dengan cepat. Kini ia berusaha keluar dari restoran itu. Ia berlari dengan cepat hingga beberapa orang di senggol lengannya dengan keras. Jihan berteriak meminta maaf sambil berlari. Ia tidak menyangka akan melakukan kejar-kejaran dengan dua orang pria suruhan ayahnya. Rupanya sang ayah sangat cerdik.
Kedua kaki Jihan yang menggunakan sepatu sneakers berlari dengan cepat melewati jalanan yang ramai. Tubuhnya yang tidak terlalu besar membuat langkah kakinya panjang dan mempercepat larinya. Rambut Jihan yang di biarkan terurai bergelombang panjang membuat dirinya begitu cantik. Ia berlari dengan sangat bebas. Ia yakin sekali kalau dua orang pria itu tidak akan bisa membawanya kepada Jack sang ayah.
Jihan berwajah panik karena ia kewalahan. Jalan yang di laluinya sangat ramai dan di depannya hanya ada tangga yang lebar. Ia tidak tahu tangga itu akan menuju kemana namun ia terus menaiki tangga itu dengan cepat. Kini dua orang pria berbaju hitam dan celana ripped jeans itu berlari mengejar sasaran. Salah satu pria berwajah Asia itu berhenti karena kelelahan namun si pria dengan kulit hitam yang merupakan teman kerjanya itu menarik tangannya dengan keras. Hingga dua orang pria itu berlari lari dengan cepat.
Jihan kini tiba di sebuah pasar yang sangat padat. Ia menyenggol seorang pedagang aksesoris yang sedang berdiri di depan dagangannya. Lalu tubuh Jihan juga menabrak gerobak yang berisi buah buahan. Gerobak itu jatuh dan membuat buah lemon berserakan hingga membuat dua pria itu kewalahan untuk berlari.
Gadis dengan mata coklat itu kelelahan hingga akhirnya ia harus bersembunyi di belakang seorang pedagang pizza. Ia berjongkok sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah. Ia meminum minuman yang berada di atas meja. Entah itu minuman milik siapa. Ia minum saja dengan cepat.
"Kemana perginya Jihan? Aku tadi lihat dia lari ke arah sini. Sialan, dimana kau Jihan?" Pria itu berwajah sangat kesal sekali. Wajahnya di penuhi oleh keringat. Karena ia berlari sangat jauh.
Kini saat dua pria itu sedang marah marah karena tidak menemukan Jihan. Tiba-tiba pedagang pizza mengomel karena melihat keberadaan Jihan yang sangat menganggu. Ia sangat kesal dengan jawaban Jihan. Lalu pedanga itu menarik tangan Jihan untuk berdiri dan hal itu di lihat oleh dua orang pria berbadan besar. Jihan menatap dua orang pria itu lalu ia segera berlari dengan cepat. Membuat pedagang pizza itu mengomel dengan keras hingga ia melempar pizza dengan rasa kesal membuat wajahnya memerah. Sayangnya pizza itu terkena salah satu suruhan Jack. Pria itu marah lalu memukul pedang pizza itu. Sementara pria satunya berlari dengan cepat karena ia harus menangkap Jihan secepatnya juga.
Kini Jihan berlari dan ia merasakan firasat yang sangat buruk. Ia melihat sekeliling yang hanya ada tembok yang bercat lusuh dan kotor. Ia pasti akan menemukan jalan buntu. Benar saja firasatnya. Ia tidak melihat apapun selain kayu-kayu dan tembok.
"Sudah tidak bisa lagi kau lari dariku. Kau pasti akan aku tangkap dan aku akan menyerahkan kau kepada ayahmu!" bentak pria berkulit hitam dengan rambut keriting itu. Kedua matanya melotot ke arah Jihan.
Jihan ketakutan namun ia mempunyai ide yang sangat cemerlang. Kedua tangannya dengan cepat mengambil kayu yang ada di belakangnya. Lalu memukul pria di depannya dengan keras. Setelah pria itu kesakitan. Ia segera berlari melewati pria yang jatuh kesakitan itu. Ia sangat takut karena baru kali ini ia memukul seseorang dengan sangat keras. Semoga saja pria itu tidak mati. Jihan sangat berharap itu.
Kini ia sudah sangat lelah. Ia segera menuju halte dan menaiki bus itu. Duduk di sebuah kursi yang berdekatan dengan jendela. Ia melihat keluar jendela. Semoga ia tidak melihat lagi orang suruhan ayahnya. Ia mengatur nafas dengan perlahan.
"Kau harus kuat Jihan. Kau tidak boleh berhenti kabur dari ayahmu." Kata Jihan dengan penuh keyakinan. Ia berusaha tegar dengan apa yang terjadi.
Ia tidak akan membiarkan sang ayah bersenang-senang sementara dirinya menderita. Ia bertekad tidak akan jatuh ke dalam lubang kegelapan untuk yang kedua kalinya. Hatinya sangat teriris jika pikirannya kembali terbayang akan kejahatan ayah bernama Jack itu. Jack selalu menyuruh Jihan untuk bertemu dengan pria hidung belang di dalam sebuah kamar. Ia sangat menyesal karena sudah bodoh melakukan apa yang disuruh ayahnya. Ia juga saat itu memang tidak memiliki kekuatan untuk kabur. Kini setelah satu tahun ia sudah bertekad tidak akan Sudi bertemu dengan sang ayah.
Jihan tiba-tiba mengeluarkan air matanya. Ia teringat dengan seorang keluarga kecil yang ada di restoran ayam goreng tadi. Ia sangat ingin memiliki kehidupan manis seperti itu. Mempunyai orang tua yang menyayangi dirinya dengan kasih sayang yang tulus. Ia juga tidak tahu bagaimana rasanya memiliki seorang ibu. Karena sejak kecil ia tidak memiliki seorang ibu.
Jihan hanya mempunyai satu kenangan yang menurutnya sangat indah. Ia dulu saat sekolah menengah pertama sangat dekat dengan seorang pengajar yang bernama Chrissy. Ia berpelukan dengan Chrissy seperti seorang ibu dan anak. Saat itu Chrissy benar-benar menjadi wanita penolong bagi seorang gadis kecil bernama Jihan. Jihan bisa seolah merasakan mempunyai ibu ketika berdekatan dengan Chrissy. Di dalam bus yang kosong itu ia membuka lembaran-lembaran kenangan yang dulu.