webnovel

I'm not a Princess

Victoria Angelica Klinski, gadis cantik berusia 18 tahun yang sedang mengemban pendidikan di Oxford University dengan jurusan bisnis. Victoria merupakan gadis yang pintar, kehidupannya makin sempurna karna ia lahir sebagai pewaris tunggal perusahaan raksasa di Amerika. Ia bisa mendapatkan apa pun yang ia inginkan dengan jentikan jari. Sangat dimanja oleh sang Ayah membuat banyak orang iri akan kehidupan sempurna gadis cantik itu. Namun kesempurnaan itu harus terenggut karna Victoria mengalami ‘Kecelakaan’ yang mebuat jiwanya terlempar dan memasuki tubuh seorang Putri yang hidup dimasa kerajaan kuno. Banya misteri yang harus dipecahkan Victoria agar ia bisa kembali ketubuh aslinya. Meskipun kehidupan sang Putri juga sangat sempurna, tapi bahaya selalu menyertai dirinya. “i’m not a Princess! Aku Victoria!” *** Athanasia de Arandelle, merupakan gadis yang sangat cantik. Tidak ada satu orang pun yang bisa menandingi kecantikan Athanasia. Ia merupakan calon putri mahkota dari kerajaan Arandelle, namun beberapa hari sebelum penobatannya sebagai seorang putri mahkota Athanasia mengalami ‘Kecelakaan’ yang membuat jiwanya keluar dari tubuhnya. Tidak ada yang tau dimana jiwa sang putri berada. Entah karna sayang atau ingin mempermainkan kehidupan dua gadis cantik itu, dewa membuat tubuh Putri Athanasia diisi oleh jiwa seorang gadis dari masa depan dan membuat jalan cerita gadis tersebut penuh misteri. Dimanakah jiwa Putri Athanasia yang asli berada? Apa ia menjalani kehidupan dimasa depan sebagai Victoria? Dan apakah Victoria mampu menajalani perannya sebagai calon Putri Mahkota di Arandelle? Sebenarnya ‘kecelakaan’ seperti apa yang dialami dua gadis cantik itu sehingga jiwa mereka terlepas dari tubuh mereka? Sejauh apa para dewa memainkan takdir mereka? Temukan semua jawaban dari misteri kehidupan Athanasia dan Vicoria di Novel ini

zaharafth_ · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
21 Chs

Tapi Mereka Yang Akan Memilih Saya

Luisa kembali menarik napas panjang lalu membuangnya pelan untuk meredakan kegugupannya. Memperhatikan satu persatu siluman yang akan ia pilih, membandingkan siapa diantara mereka yang paling kuat.

'Tidak peduli seperti apa rupanya, kau harus memilih siluman terkuat yang ada disana.'

Mengingat apa yang dikatakan ibunya sebelum dia maju membuatnya pusing, bagaimana cara dia mengetahui siapa yang terkuat diantara mereka? Kesempatan hanya sekali, sekali ditolak maka tidak akan ada lagi kesempatan untuk memilih siluman.

Beruntung dia lebih dulu maju dari pada Athanasia, jadi dia bisa memilih siluman yang paling kuat sebelum gadis menjengkelkan itu memilihnya.

Luisa berjalan mendekati siluman berwujud rubah putih, ia punya firasat rubah ini memiliki kemampuan yang hebat. Karna seiring berjalannya waktu siluman rubah akan semakin kuat ditandakan dengan ekor mereka. Dan siluman rubah ini sudah memiliki dua ekor yang artinya kekuatannya akan terus bertambah sampai ia menjadi siluman rubah seutuhnya. Siluman rubah terkuat dengan kekuatan sembilan ekor.

Siluman rubah putih itu menatap Luisa yang sedang menatapnya, lalu dengan pelan berkata. "Aku tidak sekuat yang kau bayangkan."

Luisa sedikit terkejut, namun detik selanjutnya ia tersenyum miring. "Kau mengetahui apa yang aku cari, itu sudah cukup membuktikan. Jadi, ingin bekerja sama?" tidak ada yang mendengar percakapan mereka karna jarak yang cukup jauh.

"Apa yang kau tawarkan?" tanya siluman rubah tersebut,

"Akan kuberikan apa pun yang kau inginkan," UCAP Luisa yakin. Ia tidak boleh terlihat lemah, meskipun sebenarnya ia sedikit merasa takut.

Siluman rubah itu tertawa pelan, "Kau tidak memiliki apa-apa, Lady. Aku lebih memilih bekerjasama dengan putri itu yang sudah pasti akan memberikan segalanya padaku saat dia menjadi ratu."

Mendengar itu Luisa menggeram marah, dengan sinis ia berkata. "Tidak akan ada yang tau apa yang akan terjadi dimasa depan, apa kau yakin jika putri yang selalu dielu-elukan itu akan menjadi ratu?"

Perkataan penuh arti Luisa membuat siluman rubah itu tersenyum, "Kalau begitu tunjukkan padaku siapa yang akan menjadi pemimpin Arandelle selanjutnya."

Setelah mengatakan itu, siluman rubah tersebut berubah wujudnya kembali menjadi wanita yang sangat cantik. Rambut putih yang bergelombang panjang sampai betisnya dibiarkan tergerai, ia memakai hiasan rambut ornamen berbentuk bunga yang terbuat dari perak berkualitas tinggi. Gaun bertali satu dengan belahan dada rendah yang panjang sampai menyentuh lantai. Bahkan belahan baju itu juga cukup tinggi, memamerkan kaki jenjang dan putihnya. Gaun yang terbilang seksi memang, namun karna dia siluman, ia bebas memakai gaun apa pun yang dia mau.

Tentu saja banyak yang bersorak senang saat Luisa berhasil memilih salah satu siluman terkuat. Siluman yang mampu memikat lawannya hanya dengan kecantikan, terdengar sepele memang. Namun sangat fatal jika lawannya sampai terpedaya, karna siluman rubah akan menghabisi mereka tanpa sisa saat musuhnya sudah terbuai dengan kecantikannya. Ditambah lagi, siluman rubah memiliki racun yang cukup mematikan dan tidak memiliki penawarnya.

Luisa tersenyum angkuh, ia berjalan kehadapan Raja dengan langkah anggun dan dagu yang terangkat tinggi. Sementara wanita cantik disampingnya berjalan dengan langkah sensual dan menggoda. Membuat kaum adam yang hadir disana menelan kasar ludah mereka, kecuali Yang Mulia Raja yang hanya menatap datar kedua wanita yang berjalan kearahnya, dan seorang pemuda yang sedari awal tidak lepas menatap Athanasia.

"Saya Shalom, siluman rubah putih dari gunung agung mulai saat ini akan mengabdi pada Lady Luisa dan keluarga kerajaan." ucap siluman rubah yang bernama Shalom, suaranya terdengar seksi dan menggoda.

"Aku percayakan dia padamu," ujar Raja tenang,

Shalom membungkuk dengan senyuman yang teramat manis, bisa dipastikan jika dia adalah wanita penghibur akan banyak pria bangsawan yang rela menghabiskan uang dan bermalam dengannya. Tidak perduli jika mereka sudah memiliki istri atau kekasih.

Meskipun manusia dan siluman tidak diijinkan memiliki perasaan satu sama lain, tapi jika mereka menginginkan untuk bercinta tidak ada larangan untuk itu. Asal tanpa paksaan dan perasaan, dan jangan sampai ada keturunan. Dan sudah banyak yang melakukannya. Karna tidak ada satu manusia pun yang tahan akan rupa fisik yang siluman miliki, entah itu wanita atau pun pria bangsawaan, jika mereka memiliki kesempatan dan keuntungan, mereka pasti akan melakukannya.

Luisa dan Shalom kembali ke kursi mereka, dan sekarang saat yang paling ditunggu oleh semua orang. Calon pemimpin Arandelle akan memilih silumannya. Semua orang penasaran akan sekuat apa siluman yang akan dipilih oleh penerus tahta itu, karna para pemimpin sebelumnya memiliki siluman yang sangat kuat dan tidak tertandingi.

Yang Mulia Raja sendiri, memiliki siluman singa, siluman nomor empat terkuat diseluruh penjuru negri. Sekarang semua mata tertuju pada Athanasia, gadis tercantik di Arandelle yang bahkan kecantikannya mengalahi sang ratu yang tak lain adalah ibunya sendiri.

Carissa menatap putrinya, memberikan senyuman hangat sebagai bentuk dukungan. Sedangkan Clude menatap dalam mata Athanasia yang sangat mirip dengan miliknya, berwarna biru permata. Ia mengangguk kecil, yang dibalas Athanasia.

Menarik napas penjang gadis itu bangkit, lalu turun dengan bantuan Felix. Seperti yang lain, ia membungkuk hormat pada Raja dan Ratu sebelum melangkah ketempat para siluman berada.

Berbalik ia melangkah dengan langkah pasti dan anggun, semua mata tidak lepas menatapnya. Namun ia menghentikan langkahnya ditengah, membuat semua orang mengernyit heran dan mulai berbisik apa yang akan dia lakukan, dan kenapa ia tidak melanjutkan langkahnya.

Athanasia menatap para siluman yang masih berjarak cukup jauh dengannya, kembali ia menarik napas kemudian berbalik. Matanya langsung bertemu tatap dengan Clude yang sedari tadi juga menatapnya.

Memejamkan mata sesaat, "Yang Mulia, saya tidak akan memilih mereka." kalimat yang dilontarkan gadis cantik itu tentu membuat semua orang terkejut dan bingung. Begitu pun dengan ratu, sedangkan raja tetap tenang menatap putrinya. Sementara, Rasta dan Luisa juga merasa bingung, tapi mereka senang jika Athanasia tidak memilih silumannya.

"Apa maksudmu, Princess?" suara raja tenang, namun sarat akan kelembutan. Berbeda saat beliau berbicara dengan yang lain.

"Saya tidak akan memilih mereka, tapi mereka yang akan memilih saya." ucap Athanasia yakin. Tentu kalimat itu membuat semua orang semakin bingung. Karna belum pernah ada yang melakukannya, pasti manusia yang akan memilih, bukan siluman. Apalagi Athanasia adalah calon pemimpin, dimana ia sendiri harus memilih siluman yang kuat untuknya. Tapi apa yang dilakukan, Sang Putri malah sebaliknya.

"Apa kau tau konsekuensinya jika kau melakukannya seperti itu?" tanya Clude, "tentu saya tau, Yang Mulia." jawab Athanasia.

"Dan kau masih ingin melakukannya?" Clude kembali bertanya untuk memastikan pilihan putrinya.

"Ya,"

"Apa kau yakin dengan pilihanmu Putri Athanasia?"

Athanasia menarik napas pelan, "ya! Saya yakin, Yang Mulia." jawabnya yakin.