17 Menelpon kekasih hati

Setelah berpikir cukup lama akhirnya Gakyoung memutuskan untuk menelpon sang kekasih dan menempelkan ponsel miliknya ke telinga menunggu panggilan teleponnya di terima oleh Youngdo.

Tuutt-

"Halo sayang"

Nada sambung berbunti satu kali panggilan telepon Gakyoung sudah di terima oleh kekasihnya diseberang sana, membuat Gakyoung berpikiran jika Youngdo memang menunggu pesan darinya.

Suara lembut Youngdo terdengar dengan jelas di telinga Gakyoung membuat gadis itu menelan salivanya gugup "H-halo Oppa"

"Kamu darimana saja, kenapa sedari tadi kamu tidak menjawab telponku. Apa kamu marah padaku, huh? Apa aku melakukan kesalahan yang tidak aku ketahui sehingga membuatmu marah dan tidak mau mengangkat tepon dan membalas pesanku"

Gakyoung terkekeh mendengar rentetan pertanyaan dari kekasihnya itu "Oppa~"

"Mwo (Apa)?"

"Bisakah kamu bertanya satu-persatu, aku bingung harus menjawab yang mana dulu jika pertanyaanmu sebanyak itu" ujarnya lalu tersenyum.

"Baiklah sayangku"

Mendengar sang kekasih memanggil sayang padanya membuat hati Gakyoung menghangat.

"Sebelum aku kembali bertanya lagi padamu, bagaimana kabarmu hari ini?"

Gakyoung duduk di tepi kasurnya "Ehmm aku baik-baik saja hari ini, bagaimana denganmu Oppa?"

"Aku juga baik-baik saja sayang"

"Lalu bagaimana dengan kabar keluargamu disana apa mereka semua baik-baik saja?"

Gakyoung sengaja menanyakan tentang keluarga dari kekasihnya itu, karena Youngdo sering sekali bercerita pada Gakyoung tentang keluarganya jadi wajar saja jika gadis itu bersimpati dengan keluarga kekasihnya.

Youngdo juga sering bercerita pada Gakyoung jika kedua orang tuanya hidup susah dikampung halamannya maka dari itu Gakyoung mencoba mengurangi beban kedua orang tua Youngdo disana, dengan cara memberikan tempat tinggal yang nyaman bagi kekasihnya itu tanpa membayar jadi Youngdo tidak perlu khawatir tentang pengeluaran untuk biaya tempat tinggalnya selama di Seoul.

Betapa enaknya menjadi Youngdo yang memiliki kekasih baik hati sekali seperti Gakyoung yang rela memberikan apartement mewah miliknya hanya untuk Youngdo yang notabenenya hanyalah seseorang kekasih, yang bisa putus kapan saja.

"Kabar kedua orang tuaku disini juga baik-baik saja Gakyoung-a, aku juga sudah menyampaikan salammu pada mereka dan mereka menyuruh aku untuk mengajakmu kesini dan mengenalkanmu pada mereka"

Mendengar itu Gakyoung tersenyum malu, ia baru pertama kali ini menjalin hubungan dengan lelaki yang menurut gadis cantik itu sendiri cocok dengannya, karena Youngdo adalah tipe lelaki yang penyayang keluarga yang menjadikan Gakyoung sangat jatuh ke dalam pesona seorang Lee Youngdo tersebut.

Gadis cantik itu mengusap tengkuknya "Ahh begitu ya, tapi Oppa sudah kesana sebelum aku libur sekolah bagaimana aku bisa ikut kesana"

"Ahaha iya sayang, maafkan aku ya. Lain kali aku akan mengajakmu kesini, okay?"

Gakyoung menganggukkan kepalanya meskipun diseberang sana Youngdo tidak dapat melihatnya "Hmm baiklah"

Sebenarnya Gakyoung tidak pernah percaya dengan perkataan Youngdo yang ingin mengajaknya pergi ke kampung halaman kekasihnya tersebut karena lelaki itu sudah beberapa kali memberinya harapan palsu dengan alasan yang bermacam-macam.

Gakyoung sendiri sebenarnya ingin pergi ke rumah Youngdo dengan niat ingin mengenal keluarga dari kekasihnya itu lebih dalam lagi dan ia juga ingin mengatakan jika kedua orang tua Youngdo tidak perlu khawatir tentang hidup Youngdo selama di kota, karena ada dia dan keluarganya yang selalu ada dan merawat Youngdo selama di kota.

Gakyoung tidak berbohong ketika mengatakan bahwa keluarganya juga ikut merawat Youngdo selama di kota, ibu dari gadis cantik itu yang bernama Lee Seojin sering mengirim makanan untuk kekasih anak gadisnya itu karena Seojin sudah menganggap Youngdo sebagai anaknya sendiri.

Ayah Gakyoung pun juga tidak kalah pedulinya dengan Youngdo, bahkan pria itu yang menyarankan Youngdo untuk tinggal di apartement yang sudah ia belikan untuk anak gadisnya dengan alasan Gakyoung yang belum terlalu membutuhkan apartement tersebut, jadi Seojun meminta Youngdo untuk menempatinya bahkan jika perlu Lee Seojun akan memberikannya secara percuma.

Namun Youngdo masih memiliki rasa malu dalam menerima semua bantuan dari keluarga Gakyoung.

"Oppa sendiri yang sepertinya tidak mengijinkan aku untuk mengenal keluargamu lebih dalam lagi, apa Youngdo Oppa malu memiliki kekasih seperti aku karena aku hanya anak sekolahan dan tidak memiliki pengalaman apa-apa, jika dibandingkan dengan Youngdo Oppa aku memang tidak pantas namun bagaimana lagi aku terlanjur cinta padanya" pikir Gakyoung dalam hatinya.

"Oh iya, bagaimana kabar adikmu itu, Oppa? Aku lupa siapa namanya" ujar Gakyoung sedikit tidak enak ketika melupakan nama adik dari kekasihnya itu.

"Ahh Donghyuk? Kabar dia juga baik-baik saja, Gakyoung-s. Dia masih menyebalkan seperti biasanya kkk"

Gakyoung terkekeh mendengar kekasihnya yang sepertinya sangat kesal dengan adiknya itu.

Youngdo memang sering bercerita tentang sikap jahil adiknya yang sering membuatnya kesal pada Gakyoung, lelaki itu juga mengatakan bahwa Donghyuk seumuran dengan gadis cantik itu.

"Yasudah kalau kabar kalian semua baik-baik saja, aku senang mendengarnya Oppa"

Diseberang sana Youngdo menganggukkan kepalannya "Kalau begitu bolehkah aku menanyakan pertanyaanku tadi padamu"

"Tanyakan saja Oppa"

Youngdo menyilangkan kakinya saat duduk dilantai kamarnya "Yang pertama, kau darimana saja kenapa tidak menjawab telponku sedari tadi, kau tahu seberapa banyak aku menelponmu. Apa kau tidak tahu jika aku mengkhawatirkanmu?"

"Ehmm aku tadi sedang makan malam dan mengobrol bersama dengan Eomma dan Dokyoung dilantai bawah jadi aku tidak sempat membuka ponselku. Lagi pula aku meninggalkan ponselku di kamar tadi, Mian (Maaf)"

"Apa kau tidak membunyikan ponselmu sehingga kau tidak mendengarnya saat aku menelponmu"

Gakyoung menggaruk kepalanya "Maafkan aku sekali lagi, karena aku menyetel ponselku dalam mode hening sehingga aku tidak bisa mendengar jika ada yang menelponku"

Youngdo hanya bisa menghela napasnya lalu menggeleng-gelengkan kepalanya mengingat sikap cerocoh yang sering dilakukan oleh kekasihnya itu, salah satunya adalah sering menyetel ponselnya dalam mode heningga tidak tahu siapa yang akan menghubunginya.

Awalnya Youngdo maklum jika Gakyoung menyetel ponselnya kedalam mode hening karena ketika sedang berada disekolah maka ponsel harus dalam keadaan hening agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.

Namun setidaknya setelah pulang sekolah Gakyoung bisa menyetel ulang mode yang ada di ponselnya namun kenapa gadis cantik itu selalu melupakan.

"Jawaban diterima hehe. Lalu pertanyaanku yang kedua, apa kamu marah padaku?"

Alis Gakyoung menukik keatas mendengar pertanyaan dari sang kekasih "Apa Youngdo Oppa sadar jika sudah membohongi aku maka dari itu dia takut aku marah padanya?" tanya Gakyoung pada dirinya sendiri lalu gadis cantik itu menggelengkan kepalanya "Kau tidak boleh berpikiran seperti itu. Gakyoung-a" ucapnya lagi dalam hatinya.

"Sayang"

Tiba-tiba Gakyoung tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara kekasihnya "Ehmm... Aku tidak marah Oppa, lagi pula untuk apa aku marah. Apa kamu berbuat sesuatu Oppa sehingga takut aku marah padamu?"

"Ehm tidak ada sih, aku hanya takut kamu marah padaku karena aku tidak membalas pesanmu dari tadi pagi"

Gakyoung mengangguk paham "Ahh begitu ya, aku tidak marah padamu oppa. Aku sama sekali tidak mempermasalahkannya"

Terdengar helaan napas lega diseberang sana "Syukurlah"

avataravatar
Chương tiếp theo