Agha baru saja diangkat menjadi pemimpin redaksi di sebuah perusahaan penerbitan ternama saat kekasihnya, Elvina, mengajukan surat pengunduran diri. Elvina memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai editor fiksi. Cepat atau lambat, dia memang berencana melakukannya karena akan menikah dengan Agha dalam waktu dekat. Berdasarkan peraturan perusahaan, jika ada sepasang karyawan yang menikah, salah satunya memang harus mundur. Elvina tidak merasa terpaksa mengundurkan diri karena dia punya mimpi lain yang ingin dikejar, yakni menjadi penulis profesional. Agha pikir, hubungannya dengan Elvina akan menjadi semakin menyenangkan setelah sang kekasih mengundurkan diri. Dia bisa lebih leluasa menunjukkan perhatian dan kasih sayang karena tak ada lagi yang perlu disembunyikan. Namun, Agha mulai cemas saat perusahaan tiba-tiba memiliki CEO baru. Pria bernama Gara itu terang-terangan memperlihatkan bahwa dia tertarik kepada Elvina. “Saya bisa membuat Elvina menjadi penulis terkenal, sekaligus merebut kembali hatinya.” “Silakan membantu kariernya, tapi Anda tidak akan bisa merebut hati Elvina. Ingat, Anda hanya mantan kekasihnya. Sekarang, dia milik saya.” Ya, menjelang pernikahannya dengan Elvina, Agha tak menyangka bakal merasa terancam dengan kehadiran Gara, mantan kekasih calon istrinya. Akankah Elvina benar-benar kembali ke pelukan Gara?