Langkah kakimu terasa berat setiap kali kau berjalan pulang, angin malam yang berhembus membuat tubuh mu menggigil.
Kau benar-benar sial hari ini.
Terlambat, dimarahi bos dan sekarang kau pulang larut karena dipaksa bekerja lembur. Dan sekarang sesampainya di rumah kau dihadapkan dengan suami mu yang protektif dan cemburu.
"Jelaskan" ucapnya dingin.
Tatapan matanya yang tajam membuat tubuh mu gemetar, kakimu segera jatuh berlutut dihadapan suamimu yang merupakan raja kutukan itu.
"A-aku tadi di h-hukum bos ku dan terpaksa kerja lembur... Aku juga menunggu lama karena taksi hampir tidak ada dimalam hari" ucapmu gemetar.
"Nyonya kau pikir aku akan percaya padamu?" Pria maskulin itu berlutut dan menyesuaikan tinggi kalian. Seringai nakalnya terpasang di wajah tampannya.
Jari-jarinya menulusuri wajahmu dengan lembut. Jempolnya jatuh pada bibirmu, membuat tubuh mu memanas.
"S-sayang..." Kau memerah.
Ini bukan pertama kalinya sukuna bertindak seperti ini.
"Kau tidak mengabari ku sama sekali satu harian ini, bahkan ketika kau pulang kenapa kau tidak menghubungi ku untuk menjemputmu hm?" Mata merah sukuna memanas. Dia mencengkram dagumu.
Pipimu merona samar. Seolah-olah tidak memperhatikan rasa malumu, sukuna melangkah lebih jauh. Dia meletakkan tangannya ke belakang kepalamu dan mendorong wajahmu lebih dekat dengannya.
Nafas hangatnya menyapu wajahmu.
"Apakah kau bertemu dengan pria liar diluar sana?" Nada mengancamnya membuat mu membeku.
Kau segera berkata dengan cepat "aku tidak!"
Sukuna terkekeh pelan "lalu buktikan kepadaku...."
Kata-kata nya yang menggodamu membuat tubuh mu bergetar, wajah mu kian memerah. Kau tentunya menyadari arti kata-katanya.
Kata "buktikan" itu sendiri memiliki arti bahwa kau tidak berbau seperti pria lain.
Yang mengharuskan mu untuk.....
"Lepaskan bajumu"
Kau perlahan-lahan menggerakkan jari-jari mu, tanganmu dengan cepat melepaskan jas kerjamu.
Sukuna mendekati mu dan mengendus kaos mu, kau memerah dan merasa malu.
Lagipula seharian bekerja membuat tubuh mu berkeringat... Terutama ketika kau berlari cepat untuk sampai ke rumah...
Kau lupa untuk menyemprot kan parfummu sebelum masuk.
Diam-diam kau merasa menyesal. Suamimu tidak jijik kan?
Tangannya yang besar perlahan-lahan menyusuri dagu kecil mu bergerak dengan lincah menuju kemeja putih mu dan melepaskan dua kancing bajumu.
Perlahan-lahan sukuna mendekati leher mu dan menghirup aroma tubuh mu seolah-olah dia kecanduan.
"Hm..."
Dia terkekeh dan mengecup pelan lehermu "kau benar... Ini tidak berbau seperti pria liar.."
Kau akhirnya menghela nafas lega. Tentu saja tidak berbau seperti pria lain, ini karena kau sendiri menolak untuk berada satu ruangan yang sama dengan laki-laki lain dan menjaga jarakmu dengan mereka.
Kau tahu betapa berbahayanya pria ini saat dia cemburu dan kau tidak ingin hal itu terjadi.
Sukuna menarik mu ke dalam pelukannya, tangan besarnya mengusap rambut mu dengan lembut.
"Kau tidak akan pernah meninggalkan ku bukan?"
Samar-samar terdengar kekejian yang membuat bulu kuduk mu berdiri. Insting bertahan hidupmu berdering keras.
"Tentu saja sampai maut memisahkan kita aku akan tetap bersamamu selamanya!" Tegasmu.
Sukuna akhirnya tersenyum lembut, dia meletakkan tangannya di bawah ketiak mu dan menggendong mu layaknya seorang putri.
Kau mencengkram kemejanya. Perasaan mu tidak enak ketika sukuna meletakkan mu didalam kamar tidur kalian berdua. Perasaan itu semakin kuat dikala sukuna melantunkan pelindung di dalam kamar sebelum mengunci pintu.
Sukuna kemudian berbalik dan menatapmu dengan seringai lebar. Dia mendekati mu seraya melepaskan kancing-kancing bajunya.
Tubuh nya yang kekar dan berotot membuat mu menelan ludah.
Sial.
Kau berusaha untuk bangun dari tempat tidur tetapi sukuna dengan cepat menindih mu dan mengikat kedua tanganmu dengan kemeja nya.
"Sayang.... aku harus bekerja besok" kau berusaha untuk mencegah tindakannya. Jika dia melakukan kau tidak bisa menjamin kapan kau bisa keluar dari kamar ini.
2 hari? 3 hari? Atau seminggu?
Kau tidak yakin.
Kau harus mencegahnya!
Tetapi apakah sukuna akan berhenti dengan mudah?
Tentu saja jawabannya adalah..... Tidak.
Dia mengabaikan kata-kata mu dan tetap bergerak menyentuh seluruh tubuhmu dengan tangannya. Dia sama sekali tidak berhenti bahkan ketika kau memohon.
"S-sakit... Hiks" kau mengerang lembut layaknya anak kucing kecil.
Sukuna terengah-engah. Seluruh wajahnya dipenuhi nafsu. Otot-ototnya mengencang, dia mengerang rendah seperti binatang buas.
"Ssst... Tenanglah kucing kecilku" ucapnya lembut.
Kau sama sekali tidak merasa lebih baik. Tetapi tidak butuh waktu yang lama ketika kau akhirnya merasakan kesenangan dan ekstasi.
"Pelan.... Lebih pelan kumohon" tangismu memohon.
"Gadis baik.... Kau milikku"
Malam itu sukuna dengan agresif memakan mu luar dalam tanpa ampun hingga kau tidak bisa bekerja selama tiga hari.
________________________________
Kau hamil.
"Astaga!"pekik mu ketika melihat dua garis merah mencolok pada alat yang kau pegang di tanganmu.
Kau menatap perut datarmu dengan kosong.
Disisi lain sukuna mengerutkan keningnya. Dia terlihat tidak puas. Untuk sementara pandangan nya tertuju pada perutmu.
Disitulah anak kalian berdua berada.
Nampaknya sukuna tidak bisa memonopoli mu untuk selamanya.
Sukuna menghela nafas dan melingkari pinggang mu, mengecup kening mu lembut.
"Kita akan menjadi orang tua" kau bergumam. Meskipun awalnya kau terkejut tetapi kau sama sekali tidak merasa sedih ataupun kecewa.
Kau sangat bersemangat!
Bukankah itu artinya sukuna tidak bisa menjadi agresif selama kau mengandung?
Hehe... Meskipun kau menyukai suamimu tetapi jujur saja kau tidak ingin terlalu sering lumpuh di tempat tidur.
Sukuna yang melihat wajah bahagia mu merasa tidak berdaya. Dia mencubit hidung mu dengan lembut.
"Huh... Apakah kau senang melihat ku menderita?"
Kau hanya terkekeh.
"Besok ayo ke rumah sakit" ucap sukuna sambil mengusap rambut mu.
Kau mengangguk "ya"
Kehamilan pertama mu terasa sangat baru untukmu. Kau terkadang sering muntah di pagi hari. Kau tidak bisa makan ikan dan udang karena kau membenci bau amis. Kau lebih sering memakan buah dan sup ringan.
Kau menjadi lengket pada sukuna. Setiap kali suamimu akan pergi bekerja kau akan merengek minta ikut. Setiap kali dia pulang terlambat kau akan menangis sedih mengatakan bahwa dia tidak mencintaimu.
Kau seringkali meminta hal-hal aneh seperti meminta penutup mata gojo kemudian memakainya untuk berpura-pura menjadi buta, menggunakan pisau Nanami untuk memasak dan meminta sukuna untuk menyanyikan lagu pengantar tidur untuk mu setiap malam.
"Kau benar-benar...." Sukuna memijat kakimu yang membengkak dan menatap wajah mengantuk mu.
Meskipun berat badan mu bertambah, tetapi kau sama sekali tidak terlihat gemuk. Dimatanya kau terlihat semakin cantik dengan pipi mu yang memiliki daging ekstra untuk dicubit.
Dia terkekeh kecil dan mengusap lembut perut mu, gerakan kecil di dalamnya membuat hati sukuna dipenuhi dengan perasaan aneh.
"Anakku" seolah-olah menjawab kata-katanya, bayi di dalam perutmu bergerak kecil yang membuat senyuman sukuna semakin lembut.
"Besok jangan merepotkan ibumu ketika kau lahir" dia bergumam sebelum akhirnya menggendong mu dan meletakkanmu di tempat tidur.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Selamat putri anda lahir dengan aman!"
Sukuna menghela nafas lega. Dia akhirnya melangkahkan kakinya memasuki ruanganmu dan menatap sosok mu yang tengah menggendong putri kalian.
"Sayang lihat lah ini bayi kita!" Kau tersenyum bahagia, meskipun penampilan mu terlihat lelah.
Sukuna mengambil bayi dari tanganmu dengan hati-hati. Perasaan kepuasan membuat nya tersenyum tanpa sadar. Dia menatap wajah putrinya dan mengerutkan keningnya
"Jelek"
Kau tertawa lucu dan menjelaskan dengan ramah "ketika dia baru lahir bayi memang memiliki kerutan-kerutan kecil dan fitur-fitur wajahnya belum terlihat jelas. Kau akan melihatnya dalam beberapa hari lagi sayang. Dia cantik"
Sukuna menatap mu dan mencium pipimu lembut "terimakasih atas kerja kerasmu..... Aku mencintaimu"
Kau tersenyum cerah "aku mencintaimu juga"
"Beristirahatlah aku akan menjaganya" sukuna dengan lembut mengusap rambut mu.
Kau akhirnya merasa tenang dan segera menutup matamu. Kelelahan setelah melahirkan membuatmu segera tertidur dalam sekejap mata.
Sukuna hendak meletakkan putrinya tetapi sesosok tubuh dengan cepat merebutnya dari tangannya.
"Hehehe aku adalah seorang paman sekarang~" itu adalah Gojo Satoru yang dengan santainya menggendong anak sukuna.
"Oh putrimu sangat imut terlihat sama seperti istrimu" ucapnya tanpa beban.
Sukuna memutar matanya "apa yang kau lakukan disini?"
Satoru tersenyum hippie "ayolah aku adalah mantan tunangan istrimu. Tidak ada salahnya melihat anaknya"
Sukuna menatapnya dengan tajam. Dia akan memukulnya jika saja dia tidak menggendong putrinya. Dia akan berbicara tetapi tamu-tamu lainnya segera datang.
"Sukuna... Bagaimana bayinya?" Yuuji, Megumi dan nobara segera memasuki bangsal mu.
Sukuna mengerutkan keningnya dan berkata dengan serius "jangan terlalu berisik, istriku sedang tidur"
Yuuji mengangguk dia melirik sedikit ke arah sosok mu yang tidur dengan tenang.
"Wow... Ini adalah bayi kalian? Sangat lucu!" Mata yuuji berbinar-binar.
"Aku adalah paman sekarang!!!" Yuuji menatap putri mu dengan penuh semangat.
"Bagaimana perasaan mu?" Nobara dengan penasaran menatap sukuna. Lagipula raja kutukan ini memiliki istri dan anak sekarang. Kira-kira apa yang dirasakannya?
Dia yang dulunya adalah seorang iblis kutukan rela menundukkan kepalanya di hadapan seorang wanita dan mengabdikan dirinya sebagai seorang suami.
Megumi juga menatap ke arah sukuna.
"Tentu saja... Aku merasa luar biasa... Semua berkat dia. Nyonya ryomen, istriku tercinta" mata merahnya melembut ketika pandangan nya tertuju ke arah wajah tertidur mu.
Semua berkat dirimu. Kekasihnya yang telah memberikan semua kebahagiaan kepada nya.
"Ho? Aku tidak menyangka dia menjadi sentimental" bisik Nobara kepada yuuji dan Megumi.
Yuuji tersenyum "bukankah cinta mengubah segalanya?"
Megumi menghela nafas "aku tidak bisa mempercayai nya"
Bagaimana bisa sukuna yang awalnya akan menghancurkan dunia penyihir tiba-tiba saja berhenti di tengah jalan?
Dan semua itu karena dirimu.
Jika saja saat itu matanya tidak tertuju padamu... Mungkin Satoru dan sukuna hanya akan bertarung sampai mati.
Atau mungkin kau lah yang akan memiliki kata Gojo di dalam namamu.
"Ya~ aku akan memberikan nya nama. Hm... Namanya adalah Aina" Satoru tersenyum bahagia.
Sukuna yang merupakan ayah kandung bayi itu memiliki ekspresi gelap. Dia benar-benar ingin membunuhnya. Siapa dia? Berani-beraninya memberikan nama kepada putrinya!
".. Aina... Cukup bagus" kau perlahan-lahan bangun dan menatap tamu-tamu di ruangan mu. Sukuna yang melihat kau bangun segera mendekatimu dan melihat kondisi mu.
Setidaknya wajahmu tidak sepucat sebelumnya.
"Hehehe bagus bukan?" Satoru menatapmu dengan senyuman cerianya. Dia memberikan Aina ke dalam pelukanmu.
Aina yang ada di pelukan mu bergerak sedikit dan mengeluarkan suara lembut. "A..nga"
Kau terkekeh kecil "ibu disini Aina"
Sukuna akhirnya tidak bisa menahan senyumannya.
Lupakan saja. Meskipun Satoru dulu adalah tunangan mu lalu apa? Sekarang kau adalah istrinya.
Masalalu bukanlah apa-apa karena dimasa sekarang dan masa depan kau adalah miliknya. Apapun akan dilakukannya semua demi senyuman kebahagiaan mu.
Karena kau adalah hidup Sukuna.