webnovel

lomba KSN

"Bisa GK sih Sha gk usah mengaitkan sesuatu masalah denganku!" marah Nathan.

Shasa bukannya merasa bersalah karena memfitnah Nathan ia malah memarahi nya .

"Ohhh... Ya suka-suka aku dong kan yang punya mulut aku kok kamu yang repot" ,sindir Shasa .

Nathan jadi tambah cemberut.

Ia mengepalkan tangannya seperti akan memukul Shasa.

"Cieeeee.....cieee..."ledek teman sekelasnya..

Wajah Nathan dan Shasa menjadi merah. Apalagi Shasa,

ia seperti salah tingkah. Hingga tanpa sengaja tangannya memegang pipi Nathan.

"Heiii!! Sembarangan kau !!" marah Nathan.

"Kaburrr!!!!...",teriak Shasa sambil melarikan diri.

Teman sekelasnya hanya tertawa melihat tingkah laku keduanya seperti anak kecil.

Shasa pun tetap berlari, ia akan menghindari kemarahan Nathan.

"Woiii!!!".teriak seseorang.

Brukkkk.....!!!!!! Ternyata Nathan. Shasa pun tak sengaja menabrak Nathan yang sudah berada di depannya.Shasa melihat sekeliling, tidak ada orang. Shasa jadi takut. Takut jika Nathan akan memukulnya.

"Kenapa sich luu selalu fitnah gue?" tiba-tiba Nathan sudah berdiri di dekatnya.

Shasa hanya diam tak menjawab, tetapi pandangannya fokus pada Nathan.

"Oii!! jangan melamun kambing!! lu mikirin siapa?"

sindir Nathan.

Wajah Shasa jadi kusut, ia pun melangkahkan kakinya ke kantin dengan cepat. Nathan menjadi agak heran. Belakangan ini Shasa jadi agak pendiam,tidak seperti biasanya yang selalu cerewet.

Keesokan harinya....

Jam di kelas 7 menunjukkan pukul 7 tepat tapi Bu Retno belum datang. Tadi guru pengganti datang ,ia menyampaikan bahwa Bu Retno mewakili Bapak kepala sekolah untuk datang di sebuah rapat. Para murid pun jadi ramai. Ada yang gosip, ada yang main HP , ada yang main gitar malah ada yang main nikah-nikahan

"Sha, main yuk!"ajak Nathan.

"Enggak"jawabnya

"Kenapa? Bukan aku saja yang mengajak kamu main tapi Seluruh kelas.."jelas Nathan.

Shasa manggut-manggut mendengar penjelasan Nathan.

"Main apa? Kok banyak yang ikut"

"Gak tau. Tapi aku disuruh Fatih buat ngajak kamu ikut"

"Oh.. boleh juga."

Mereka pun ikut berkumpul di tengah kelas. Fatih menjelaskan cara bermainnya. Ternyata.

"Kita main pura-pura nikah. Yang jadi pengantin siapa enaknya?" Fatih mengedipkan mata ke Shasa dan Nathan

"Nathan dan Shasa". teriak anak sekelas

Nathan dan Shasa pun pasrah.

Y Allah kenapa kesialan ku selalu dengan cewek cerewet ini? batin Nathan.

Murid sekelas pun mulai bekerja layaknya di pesta pernikahan. Cindi dan Vindy menata penampilan Shasa seperti pengantin, Shasa hanya cemberut.

"Jangan cemberut dong! Nanti Nathan GK mau sama kamu", Goda Cindy.

Shasa hanya cemberut. Cindy dan Vindy hanya tertawa melihat wajah Shasa yang makin cantik.

Sementara itu, anak laki-laki mendandani Fatih sebagai pak ustadz. Fatih memang punya cita-cita menjadi pak ustadz. Sementara yang lainnya menata meja supaya seperti tempat duduk pengantin.

"Ya nabi salam alaika... Ya rosul sallam alaika... Ya habib salam alaika...." Teman-temannya menyanyikan sholawat saat permainan dimulai.

"Saya nikahkan Jonathan Hermawan dengan Shasa Anastasya binti Pak Moh. Ibrahim.. dengan mas kawin 1 gram emas dan seperangkat alat sholat di bayar syah". Ujar Fatih

"Saya terima nikahnya Shasa Anastasya bin Moh. Ibrahim dengan mas kawin 1 gram emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai.."jawab Nathan yang terpaksa tersenyum palsu

"Bagaimana para saksi? Syah?"

"Syah"jawab teman-temannya serentak

"Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah hirobbil alamin....." Fatih pun berdoa dengan berlagak seperti penghulu.

Setelah bagian 1 selesai teman-temannya berbaris mengucapkan selamat kepada pengantin.Sementara Cindy dan Vindy mengipasi Nathan dan Shasa dengan gagang sapu.

Tanpa sengaja, sapu ijuk yang dibawa Cindy mengenai kepala Shasa.

"Lu punya mata GK sih?Mengipasi GK pecus".Omel Shasa.

"Maaf y Sa, aku GK sengaja." Mohon Cindy.

Nathan yang melihatnya hanya tersenyum.

"Tidak apa-apa Cindy , lain kali hati-hati." Kata Nathan.

"Iy Nathan terima kasih sudah memaafkan saya". Ujar Cindy.

Raut muka Shasa tetap kusut. Dari tadi Nathan memperhatikannya.

Kenapa akhir-akhir ini Shasa sering begini kalau aku maafin anak cewek? Jika dia suka aku GK mungkin , aku kan sudah punya. Batin Nathan.

Tiba-tiba terdengar langkah sepatu.

"Pengumuman!!!!!Bu Retno datang

....!". Teriak Rani . Semua anak berhamburan ke meja masing-masing, tetapi Nathan dan Shasa tidak sempat kembali ke tempat duduknya. Mereka berdua pun jadi malu. Apalagi Bu Retno melihat keduanya, Bu Retno memberikan sebuah ucapan selamat. Namun Bu Retno tidak marah.

"Selama ditinggal oleh saya, kalian semua bermain apa anak-anak?". Tanya Bu Retno.

"Main pesta pernikahan Bu. Tadi saya GK ikut." Ujar Hasan.

"Oooooohhh".

"Bu guru GK marah sama kita semua kan?", Tanya Fatih khawatir .

"Iya, hari ini ibu guru tidak marah karena kalian jujur dan mengakui kesalahan kalian. Sekarang ayo kembali ke tempat duduk kalian masing-masing. Ayo kita mengerjakan buku Matematika halaman 37." Pinta Bu Retno.

"Iyaaa... Bu". Jawab anak-anak serempak.

Para murid kelas 7 pun mengeluh sambil menatap buku LKS matematika halaman 37. Sementara itu, Shasa tersenyum sinis pada mereka. Huu.. emang enak enggak bisa ngerjain matematika, untuk hari ini aku ogah buat memberi contekan matematika ketika disuruh Bu Retno batin Shasa.

"Ada yang sudah dikerjakan ?".tanya Bu Retno.

"Saya,bu!!" Jawab Shasa dan Nathan serempak.

"Kalian mengerjakan di mana Shasa dan Nathan?"

"Kalau saya di buku tulis bu, lengkap dengan caranya"jelas Shasa

"Saya juga sama seperti Shasa bu," ujar Nathan.

"Oh oke, Nathan dan Shasa melanjutkan sampai halaman 40, nanti kalau sudah dikumpulkan terus istirahat"jelas Bu Retno.

Keduanya mengangguk.

Sementara yang lain hanya menggaruk-garuk kepala. Bu Retno yang melihat nya hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.

"Sa, boleh GK tanya halaman 39, yang Ayo berlatih nomor 1,3 dan 7?" tanya Nathan.

"Boleh, tapi duduk di samping ku sini, aku juga mau ajarin kamu. Terus yang mengerjakan matematika kamu siapa?".ujar Shasa.

"Okay gampang. Sebenarnya kalau mengerjakan matematika aku dibantu kakak aku, terus yang nulis di buku tulis ya aku." jawab Nathan sambil beranjak ke tempat duduk Shasa.

Dengan sabar , Shasa pun mengajari Nathan. Nathan pun jadi paham pelajaran aljabar.

"Aaaaaaaa...". Teriak Shasa sambil memeluk Nathan. Nathan pun kaget apa yang membuat Shasa takut seperti ini.

"Ada apa sih Sha? Main peluk aja jijik tau?". Omel Nathan.

"I....iii...tuuu....."jari telunjuk Shasa menunjuk seekor hewan yang berada di kaki kanannya. Tepatnya laba-laba besar.Dengan sigap, Nathan membawa laba-laba itu pergi.

"Kamu GK apa-apa kan?"

"Tidak terima kasih y!"

"Iya...iya... Yuk kita kumpulkan tugas matematika ke meja Bu Retno. Kita kan sudah selesai".

"Iya.."

Mereka berdua berjalan ke meja guru.

"Wow! Bagus! Kalian selesai 5 menit sebelum jam istirahat. Kalau begitu, lebih baik menunggu saja dengan membaca buku LKS, nanti saya akan kasih ulangan harian kimia.Oh y kalian duduk sebangku aja y! Nanti biar enak". Ujar Bu Retno.

Keduanya hanya mengangguk.

Nathan pun mengambil tas nya dan duduk di samping Shasa.Shasa membuka buku kimianya . Wajahnya tampak gelisah. Karena sesungguhnya ia tidak pintar di bidang kimia.

"Kok mukanya kusut begitu? Anak cewek cantik nya kalo senyum". Goda Nathan.

"Aihh.. Kenapa jadi begini? Langsung intinya saja". Marah Shasa.

"Iya... Kamu kenapa? Kok kusut banget kayak seragam belum di setrika?". Sindir Nathan.

"Ini... Aku GK terlalu paham kimia. Ajarin dong". Rayu Shasa.

"Ok..". Ibu jari dan telunjuk Nathan membentuk huruf O.

Tettt .. teettt... Bel istirahat pun berbunyi. Semua anak pun berhamburan ke luar kelas.

"Eits". Cegah Bu Retno saat melihat Farid ingin istirahat.

"Kerjakan dulu tugasmu! Shasa dan Nathan silahkan istirahat." Jelas Bu Retno.

Farid hanya menunduk memandangi jam dinding.

"Hey sa, aku punya buku baru.." Ujar Nathan sambil membuka tasnya.

"Buku apa?". Tanya Shasa penasaran.

"Buku komik, hadiah dari Bibi Lily. Aku tidak terlalu suka. Ini nanti sebelum pulang kamu kembalikan. Kamu pinjam juga tidak apa-apa kok". Tawar Nathan.

"Wow. Thanks y!. Aku pinjam saja. Di rumah buku koleksi ku sudah habis ku baca". Mata Shasa berbinar. Wajahnya semakin tersenyum.

"Ya Allah kenapa Shasa jadi manis begini? Aku jadi tak tahan. Tahan ajalah."batin Nathan.

Dengan gembira, Shasa memasukkan buku komik itu ke tasnya. Ia bakal kebayang betapa serunya buku itu.

Ia kemudian pergi ke kantin. Shasa sebenarnya jarang jajan di kantin, namun hari ini ia lupa menata wadah bekal.

"Mpok Ijah gado-gado nya satu". Pesan Shasa pada Mpok Ijah. Mpok Ijah adalah orang Sunda yang bekerja sebagai pengurus kantin. Ia kenal baik Shasa karena ia juga tetangga Shasa

"Baik neng, Gak kurang ? Shasa kan klo makan suka banyak, tapi kok GK bisa gendut ya?".

"Klo kurang tinggal tambah lagi, Mpok.

Aku juga sering bingung. Makanku banyak tapi kok GK gendut -gendut". Canda Shasa.

"Gak pakai sambal y neng?". Tawar Mpok Ijah.

"Tidak usah Mpok".

Tidak berapa lama kemudian, gado-gado pesanan Shasa sudah jadi. Ketika akan menyiapkan gado-gado itu, Shasa dikagetkan suara teriakan yang memanggilnya.

"Sha....". Teriak Nathan dari kejauhan sambil berlari , napasnya seperti terengah-engah.

"Klo ngomong, dari dekat aja knp sih? Dari jauh udh ngoceh kayak burung. Lebih baik burung, ocehannya merdu. Lu juga nge ganggu aku makan". Omel Shasa saat Nathan sudah berada di dekatnya.

"Iya... Iya maaf.. maaff.. Duh aku haus". Ujar Nathan sambil mengembalikan botol minum tersebut ke tempatnya.

"Ada apa?". Tanya Shasa singkat.

"Kata Bu Retno, kita berdua dipanggil Pak Kepala Sekolah. Disuruh ke ruang kepala sekolah sekarang juga. Ayo.....". Ujar Nathan sambil menarik tangan Shasa.Mereka pun berjalan di koridor sekolah.