webnovel

Bab 150

saat ini di depan toko tua, seorang pria tampan sedang bertarung dengan tangan kosong melawan pria bertopi aneh dengan tongkatnya.

semua ini di saksikan oleh Rukia, ichigo dan staf toko yg ada.

tentu saja pria tampan ini adalah saya sendiri.

saya hanya menggunakan kemampuan fisik murni dan teknik bertarung yg saya miliki untuk melawan urahara.

hal ini untuk menjaga rahasia kekuatan yg aku miliki agar perjalanan di dunia ini lebih seru.

setiap tendangan dan pukulan ku selalu dapat di hindari dan di tangkis oleh uruhara dengan tongkatnya.

dia juga tidak menggunakan kekuatan spiritualnya sama sekali, hanya kemampuan fisik murni.

tapi tujuanku hanya bukan untuk mengalahkannya, tapi hanya untuk membuat pinggangnya sakit.

"aku tidak menyangka Nero sangat pandai bertarung" kata Ichigo yg mengamati pertarungan kami dengan wajah tidak percaya.

"jika bukan karena dia, kemarin kamu sudah di tangkap oleh petugas keamanan, kamu terlalu gegabah" jawab Rukia dengan santai

"siapa yg tahu akan ada petugas keamanan" jelas Ichigo dengan acuh tak acuh

"yang lebih penting lagi pertarungan ini sudah berlangsung lebih dari satu jam dan masih belum menunjukan hasil, apa mereka berdua tidak lelah" kata Ichigo dengan pelan

"entahlah, aku juga tidak menyangka Nero akan begitu gigih" kata Rukia dengan ragu ragu dan wajahnya menunjukan rasa kecemasan.

tapi saat itu saya langsung menendang kaki uruhara dan dia melompat tinggi di atas ku menghindari tendangan tersebut.

tapi dengan cepat saya melompat ke atas, tanpa menggunakan kekuatan spiritual dia tidak akan mampu bergerak di udara.

dengan cepat saya memperlihatkan pose memukul dan dia dengan cepat bersiap untuk menangkis pukulan ku dengan tongkatnya.

tapi pukulan ku hanya tipuan dan dengan cepat saya memegang tongkat tersebut dan menggunakan tongkat itu sebagai sarana untuk membalik posisi kami.

saat itu saya memegang kedua tangannya dan meletakan kedua kaki ku di perutnya dan dengan cepat meluncur ke bawah.

"meteor impact" dengan teriakan lantang kami berdua langsung jatuh ke tanah dengan suara yg keras dan debu pun mulai bertebaran.

saat debu mulai mengendap, terlihat kami berdua masih berdiri saling berhadap hadapan.

dan di antara kami terlihat retakan di tanah tempat kami berdua terjatuh.

"aku tidak menyangka kamu begitu kuat untuk seorang anak muda, walaupun kemenangan belum bisa di tentu kan, tapi mari kita sudahi hari ini, kamu memang sudah membuat pinggang ku sakit" kata urahara dengan tenang

"tentu saja, aku juga tahu kamu sedang menahan diri, sepertinya kamu memiliki kekuatan supranatural yg tidak boleh di tunjukan, apa kamu sedang mengujiku untuk menjadi murid mu dan mewarisi kekuatan mu, jangan pikirkan itu, aku tidak ingin hal hal merepotkan datang pada ku" jawab ku dengan acuh tak acuh

"nak jangan terlalu sombong, aku juga tidak akan Sudi menjadi guru mu, sekarang pergi dari sini" kata urahara dengan kesal.

"ok ok, mm di mana Rukia" saat itu saya melihat sekeliling dan melihat Rukia yg bersiap untuk kabur.

"oiii Rukia jangan mencoba lari dari ku, ingat janji mu" teriak ku sambil bergegas ke arah Rukia

"aku tidak pernah berjanji apapun pada mu, aku hanya bercanda saat itu, menjauh dari ku pria mesum" teriak Rukia yg sudah mulai berlari

dan kami pun langsung mulai bermain tom and Jerry untuk beberapa menit dan akhirnya si Jerry tertangkap juga.

di tempat yg di penuhi oleh pepohonan, seorang wanita pendek sedang berbaring di tanah dengan terengah engah dan di atasnya seorang pria sedang duduk di atas tubuh wanita itu.

"Nero lepaskan aku atau aku akan berteriak agar semua orang datang dan menuduh mu memperkosa ku" kata Rukia dengan terengah engah

"coba saja jika kamu bisa" saat itu saya langsung mendekat kan wajah ku ke wajah nya.

"Nero kamu mmmmm" dan kami pun mulai berciuman di bawah perlawanan Rukia yg tidak membuahkan hasil.

tapi setelah beberapa menit Rukia mulai berhenti melawan dan pasrah menerima nasibnya.

"apa sudah cukup, cepat bangun dari tubuh ku" kata Rukia dengan kesal.

"ok ok" saat itu saya mulai bangun dari tubuhnya dan menarik tangannya untuk membantu nya juga.

saat itu saya langsung menarik Rukia ke pelukanku dan menaikan tubuhnya sedikit agar wajah kamu bisa sejajar.

"apa lagi yg ingin kamu lakukan pria mesum" kata Rukia dengan acuh tak acuh

"tidak ada, aku baru menyadari kalo kamu memiliki wajah yg imut" jawab ku dengan santai sambil menatap Rukia.

saat itu aku juga merasakan detak jantung Rukia semakin cepat dan akhirnya saya pun menciumnya sekali lagi.

setelah beberapa saat saya melepaskan ciuman ku dan kami berdua saling menatap lagi dengan mata lembut.

lalu Rukia memeluk leherku dengan kedua tangannya dan mengambil inisiatif untuk mencium ku.

dan ciuman ketiga pun berlangsung lebih lama dan setelah selesai berciuman dia menyandarkan kepalanya di bahu ku.

"maaf Nero, bisakah kamu melupakan apa yg terjadi hari ini, kita tidak akan pernah bisa bersama, bukan karena aku tidak menyukaimu, tapi ada hal yg tidak bisa aku jelaskan pada mu, aku harap kamu bisa mengerti" kata Rukia dengan sedih

"apa kamu mengatakan sesuatu" kataku yg pura pura tidak mendengarkan

"Nero jangan seperti ini aku mohon, kita benar benar tidak bisa bersama, aku tidak ingin menyakiti mu Nero" kata Rukia dengan nada memohon

"ini sudah sore ayo kita pulang" jawab ku dengan acuh tak acuh sambil menurunkan Rukia yg ada di pelukanku

"neroo, kamu pria mesum, dengarkan aku saat bicara" teriak Rukia dengan kesal

"jangan sok dramatis seperti itu, mari kita bicarakan nanti saat itu terjadi, sekarang kita hanya perlu menikmati waktu kita dengan bahagia, jangan membuat suasana menjadi tertekan" jawab ku sambil melambaikan tangan ku dan berjalan menjauh.

"kamu tunggu akun dasar mesum" teriak Rukia sambil berlari mengejarku