webnovel

ONE

Sembilan pemuda sedang berkumpul di sebuah ruang tamu. Mereka nampak membicarakan sesuatu yang begitu serius

"Kita mendapatkan misi"

"Misi? Misi apa hyung?"

"Entahlah. Yifan tidak memberitahuku tentang hal itu"

"Yifan gege ikut dalam misi kali ini?"

"Tidak. Seperti biasa, mereka akan menjadi pemantau"

"Aku merindukan mereka"

"Katanya secepatnya mereka akan kembali. Mereka masih sibuk mengurus sesuatu disana"

Benar, mereka adalah EXO sang agen rahasia. Cukup lama dan akhirnya mereka akan kembali bertugas lagi. Mereka akan menjalankan sebuah misi dengan hanya sembilan anggota

Hening, suasana di ruang tamu itu seketika berubah menjadi hening. Mereka nampak larut dalam pikiran masing-masing. Merasa jengah, salah seorang di antara mereka memilih menyalakan televisi

Beberapa hari menghilang setelah melakukan tour konser keempat mereka, kini manajemen mereka SM Entertainment mengklarifikasi jika boyband yang telah mendunia itu akan kembali hiatus untuk sementara waktu. Belum bisa dipastikan alasan apa yang membuat mereka memutuskan untuk hiatus. Para fans tetap memberi respon positif akan hal itu. Tak sedikit juga yang memberi respon negatif....Walaupun begitu para fans tidak mempermasalahkan hal itu. Mereka hanya berharap EXO segera kembali dan menjadi satu seperti slogan mereka...We Are One...EXO Saranghaja

"Minggu ini berita tentang mereka yang terus muncul. Padahal hanya hiatus untuk sementara waktu tetapi begitu heboh"

"Kau cemburu Park Chanyeol?"

"Sepertinya begitu. Chanyeol itu tidak suka tersaingi dalam hal popularitas"

"Kau perlu meralat itu Baekhyun. Chanyeol tidak suka tersaingi dalam segala hal"

"Eoh kau benar Jongdae"

"Terus saja membicarakanku" Baekhyun dan Jongdae berhigh five ria merasa senang melihat wajah kesal seorang Park Chanyeol

"Aku sebenarnya masih penasaran kenapa kita harus dipindahkan ke rumah besar ini? Padahal rumah Kyungsoo lebih baik" Baekhyun menatap satu persatu pemuda yang ada disana dan ditanggapi dengan gelengan kepala yang menandakan mereka juga tidak tahu

"Tentu saja rumah Kyungsoo lebih baik, tetapi berada disini jauh lebih baik"

"Kenapa?"

"Aku, Junmyeon hyung, Minseok hyung dan Yixing gege tidak perlu membersihkan kekacauan yang kau perbuat. Aku masih sayang rumahku"

Sehun, Jongin, Chanyeol dan Jongdae tentu saja tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Kyungsoo. Baekhyun hanya bisa mendengus sebal mendengar ucapan Kyungsoo

"Ini berlaku untuk Jongin, Chanyeol dan juga Sehun. Kalian berempat sama saja" Kini giliran Baekhyun yang tertawa mengejek mereka bertiga

Kyungsoo memilih untuk ke dapur memasak makanan untuk makan malam mereka. Walau rumah yang seluas istana itu memiliki teknologi yang canggih dalam melakukan segala pekerjaan rumah tetap saja tidak bisa membuat makanan sendiri. Teknologi canggih itu belum tentu murni hanya menggunakan teknologi. Adakalanya harus manusia ikut campur di dalamnya seperti yang dilakukan Kyungsoo

"Kyungsoo"

"Eoh Minseok hyung"

"Kau sudah menyiapkan semuanya?"

"Sudah hyung"

"Kau jangan terlalu memaksakan diri untuk melakukan semuanya sendiri. Kau bisa meminta bantuanku atau Yixing"

"Aku mengerti hyung. Aku juga tahu akan hal itu"

"Baiklah kalau begitu. Saatnya memanggil mereka"

Tak berselang lama setelah Minseok mengatakan hal itu, mereka semua sudah muncul dan duduk sesuai tempat mereka. Minseok hanya menjentikkan jari maka sistem di rumah itu sudah mengerti untuk hal itu. Setiap sistem di rumah itu sudah diatur sesuai dengan keinginan pemilik rumah. Bahkan hanya dengan bersiul, sistem di rumah itu akan menuruti perintah. Tetapi hanya pemilik rumah yang sudah menyesuaikan. Jadi jika itu orang asing, maka sistem tidak akan menuruti perintah

Matahari baru saja menampakkan dirinya namun ke sembilan pemuda itu sudah siap dengan pakaian kerja mereka. Begitulah rutinitas harian mereka saat belum mendapatkan perintah. Mereka memang akan menghadapi misi tapi hal itu tidak boleh mempengaruhi pekerjaan mereka juga. Apalagi mereka seorang pemilik sekaligus CEO yang setiap waktu harus bekerja demi kelangsungan perusahaan

"Apa kalian sibuk hari ini?"

"Aku sepertinya tidak. Aku hanya ke perusahaan sebentar untuk melihat keadaan disana"

"Ada apa hyung? Kenapa hyung menanyakan hal itu?"

"Aku hanya ingin mengajak kalian untuk latihan bersama sore ini. Akan membosankan jika aku berlatih sendirian"

"Oh kalau begitu itu tentu saja bisa. Mau sibuk ataupun tidak, kita tetap saja harus meluangkan waktu untuk latihan"

"Call"

Yixing sedang berada di bandara saat ini. Yixing tiba-tiba mendapat telepon dari Junmyeon untuk mengambil sesuatu dari teman dekatnya yang bekerja disana siang ini. Junmyeon meminta toling kepada Yixing karena hanya Yixing yang menjawab teleponnya. Yixing tentu saja tidak bisa menolak permintaan Junmyeon yang meminta tolong kepadanya. Yixing berjalan mengedarkan pandangannya mencari orang itu berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan oleh Junmyeon tadi di telepon

Terlalu fokus mencari orang itu, Yixing tidak sengaja menabrak seseorang. Yixing pun menunduk dan meminta maaf. Yixing mengernyit melihat orang itu sedang menatapnya. Walau orang itu menggunakan masker dan memakai topi tetapi Yixing bisa melihat jelas melalui sorot matanya jika orang itu tengah menatapnya

"Zhang Yixing" Panggilan dari seseorang mengalihkan fokus Yixing dan orang itu. Yixing segera menghampiri orang yang memanggilnya tersebut. Yixing sebenarnya tahu jika orang yang tadi ditabraknya masih menatapnya namun Yixing tidak mempermasalahkan hal itu karena sekarang ada sesuatu yang lebih penting

Saat berada di parkiran bandara, beberapa gadis tiba-tiba mendekat ke Yixing meminta tanda tangan dan ingin berfoto. Yixing yang mendapat serangan tiba-tiba hampir saja terjatuh jika tidak berpegangan pada mobil

"Oppa, boleh kami meminta tanda tanganmu?"

"Aku? Kenapa?" Dengan polosnya Yixing berkata dan menatap mereka satu per satu. Yixing berdiri sambil bersedekap dada memandang mereka semua satu per satu

"Ada apa denganmu oppa?"

"Kenapa kalian terus memanggilku oppa? Apa kalian adik-adikku? Aku bahkan bukan seorang idola"

"Tentu saja kau seorang idola. Kau adalah idola kami. Kami sudah menunggu dalam waktu yang lama untuk melihatmu kembali" Seorang gadis disana berucap sambil menatap  Yixing. Yixing masih tetap pada posisinya bersedekap dada menatap mereka

"Kalian salah orang. Aku bukanlah orang yang kalian maksud. Terlebih aku bukanlah seorang idola. Aku sibuk jadi aku harus segera pergi"

"Maaf, sepertinya kami memang salah orang. Kalian terlalu mirip makanya kami mengira kau adalah idola kami"

"Baguslah kalau kalian mengerti. Aku harus segera pergi jadi bisa kalian minggir" Para gadis itu pun segera memberi ruang kepada Yixing untuk masuk ke dalam mobil. Mobil Yixing pun segera melaju meninggalkan area bandara

"Ternyata benar, dia bukan Lay oppa"

"Terlalu mirip jika bukan sikapnya yang dingin mungkin kita masih kekeh mengatakan dia Lay oppa"

"Walau begitu sepertinya aku menyukainya. Kalian melihat tatapannya tadi? Saat menatap seperti itu saja auranya muncul apalagi kalau dia tersenyum"

"Jangan terlalu berharap"

"Kau mengganggu saja"

"Tapi sepertinya aku pernah melihatnya....Ah benar, aku tahu sekarang"

"Tahu apa?"

"Dia itu seorang pengusaha muda yang sukses. Mereka terkenal di kalangan pengusaha"

"Mereka?"

"Kalian tidak tahu?"

"Yup mereka. Mereka berdua belas dan salah satunya adalah yang tadi"

"Aku mulai ingat, rumornya mereka juga adalah seorang agen rahasia. Belum dipastikan itu sebuah kebenaran atau hanya sebuah rumor"

Yixing nampak menghela nafas kasar dan menatap wajahnya sendiri melalui kaca mobil. Yixing hanya mengendikkan bahunya dan memilih fokus untuk menyetir

Junnyeon baru saja keluar dari ruangannya saat Yixing datang menghampirinya. Sepertinya Junmyeon sudah hendak pulang

"Terima kasih. Hanya kau yang bisa kuharapkan"

"Kau mengatakannya seakan kita bukan orang yang dekat saja. Aku menjadi geli mendengarnya" Yixing mengatakannya seakan dirinya merinding sambil terkekeh

"Aku serius. Tidak ada yang mau menjawab panggilanku bahkan Kyungsoo dan Minseok hyung"

"Jangan terlalu berprasangka buruk. Mereka pasti mempunyai alasan"

"Kalau Kyungsoo dan Minseok hyung aku percaya mereka pasti sedang ada urusan atau memang ada sesuatu yang membuat mereka tidak bisa menjawab panggilannya. Sedangkan yang lainnya sepertinya memang tidak ingin menjawab panggilanku"

"Kau tahu sendiri mereka seperti apa"

"Kau benar. Aku sangat mengerti mereka"

Yixing hanya mengendikkan bahunya dan menyerahkan sesuatu kepada Junmyeon. Junmyeon menerimanya dan menyimpannya di sakunya. Yixing segera berpamitan kepada Junmyeon

"Kau tidak langsung pulang?"

"Aku ada keperluan sebentar. Sekalian aku ingin berbelanja bahan makanan di rumah"

"Bahan makanan di rumah memangnya sudah habis?"

"Hanya cukup untuk satu dua hari saja"

"Eoh, kalau begitu hati-hati"

Yixing mengangguk kecil sebelum pergi meninggalkan Junmyeon disana. Junmyeon segera menuju basement untuk mengambil mobilnya. Junmyeon menatap wajahnya di kaca mobil sambil memegang kalungnya. Junnyeon melepas kalungnya dan menengadahkan tangannya mengeluarkan sebuah bola air berukuran kecil yang semakin lama semakin membesar. Dalam hitungan detik, bola air itu menghilang dari pandangan. Junmyeon tersenyum memandang kalungnya

"Sekarang kekuatan seutuhnya sudah menjadi milik kami. Saatnya semua kalung ini disimpan kembali dengan baik"

Junmyeon menyimpan kalung itu dalam sakunya bersama benda yang tadi diberikan oleh Yixing. Junmyeon segera melajukan mobilnya membelah jalanan kota menuju rumah

Gerbang langsung terbuka saat mobil Junmyeon hendak memasuki halam rumah. Junmyeon menyimpan mobilnya dalam garasi dan langsung masuk ke dalam rumah

"The water" Pintu otomatis terbuka dan Junmyeon langsung masuk. Junmyeon berbalik dan menjentikkan jarinya membuat pintu otomatis tertutup

Junmyeon menuju kamarnya untuk beristirahat sejenak sambil menunggu yang lainnya pulang. Junmyeon merogoh sesuatu dalam sakunya dan memandangnya. Kalungnya dan sebuah memory card. Junnyeon sebenarnya tidak mengerti kenapa dirinya diminta untuk menyimpan memory card itu. Mungkin ada sesuatu hal penting di dalamnya. Junmyeon memang penasaran tetapi Junmyeon tidak diperbolehkan untuk melihatnya. Entah apa maksud Yifan akan hal itu. Yifan hanya memintanya untuk menyimpan memory card itu bersama kalung mereka

Sore itu mereka mulai berlatih di ruangan khusus latihan yang dirancang untuk tempat berlatih mereka. Sebuah ruangan yang nampak seperti ruangan outdoor padahal itu ruangan indoor yang memang dibuat seperti itu. Ruangan itu dibuat kedap suara agar tidak ada yang mendengar ledakan-ledakan karena ulah mereka. Ruangan itu dibuat setahan mungkin entah dengan ledakan atau apapun itu yang bisa menghancurkan

Sehun memulai latihan ini dengan mengarahkan anginnya kepada Kyungsoo. Kyungsoo dengan sigap membuat perlindungan dengan membuat benteng dari tanah dan bebatuan. Kyungsoo menatap tajam mereka satu persatu sambil menyeringai. Mereka mulai waspada karena serangan itu entah Kyungsoo tujukan kepada siapa

Kyungsoo mengangkat tangannya membuat runcingan tanah yang nampak begitu tajam. Kyungsoo mengarahkan itu kepada Baekhyun. Baekhyun tersenyum sinis mengangkat tangannya membuat perlindungan dari cahayanya. Tanah-tanah itu kemudian berjatuhan dan lenyap begitu saja

Baekhyun merenggangkan otot-ototnya dan mengarahkan menembakkan cahaya yang begitu menyilaukan dan melintas secepat kilat kepada Jongin. Jongin yang mendapat serangan itu segera melakukan teleportasi menghindari serangan Baekhyun. Sedikit saja terkena cahaya itu bisa membuat badan tergores dan sungguh sangat perih. Cahaya Baekhyun memang terlihat biasa namun sebenarnya itu adalah cahaya yang paling berbahaya

Chanyeol yang tidak ingin kalah melancarkan serangan kepada Baekhyun. Baekhyun mementalkan serangan Chanyeol kepada Junmyeon. Junmyeon memadamkan serangan api Chanyeol dengan kekuatan miliknya. Minseok yang melihat hal itu segera membekukan air milik Junmyeon dan mengarahkannya kepada Yixing. Yixing merambatkan tanaman-tanaman dan menangkap semua itu. Yixing kemudian melemparkan bola-bola es itu kepada Jongdae. Dengan sekejap Jongdae menghancurkan bola-bola itu dengan petir miliknya. Serpihan-serpihan itu Jongdae lemparkan kepada Sehun. Sehun mementalkan serpihan-serpihan itu dengan anginnya dan membuat serpihan-serpihan itu mengarah pada Chanyeol. Chanyeol menghanguskan serpihan-serpihan itu dengan apinya

Setelah selesai berlatih mereka pun mengistirahatkan diri sejenak. Sebuah layar muncul di depan mereka menampilkan wajah Yifan

"Kalian lelah?"

"Tentu saja ge. Sekuat apapun seseorang pasti merasakan lelah juga"

"Ada apa?"

"Misi kalian dimulai hari ini" Selepas mengatakan hal itu layar langsung menghilang begitu saja membuat mereka menganga. Junmyeon hanya bisa menghela nafas kasar mendengar hal itu yang merupakan sebuah perintah tak terbantahkan

"Mulai hari ini kita akan melepas kalungnya" Semuanya langsung menatap Junmyeon dan menghela nafas berat

Junmyeon segera beranjak diikuti oleh yang lainnya. Junmyeon kekuar dari ruang latihan dan masuk ke sebuah ruangan lain. Ruangan itu berisi alat-alat dan perlengkapan yang mereka gunakan saat menjadi agen rahasia dan menjalankan sebuah misi

Junmyeon menuju ke sebuah meja bundar dengan dua belas kotak kecil yang mengelilinginya dan sebuah permata bening. Tiga kotak kecil disana sudah tertutup rapat yang menandakan sudah terisi. Junmyeon mengangguk dan memberi aba-aba untuk meletakkan kalung mereka bersamaan di samping bola kekuatan dalam kotak kecil. Junmyeon meletakkan memory card di samping permata bening itu.  Kotak-kotak kecil itu semuanya tertutup rapat dan memancarkan cahaya berbeda mengarah pada permata bening itu. Permata itu melayang bersamaan dengan masuknya memory card itu ke dalam permata. Permata itu kemudian perlahan turun dan terkunci dalam sebuah tabung kaca di tengah meja. Tidak ada siapapun yang bisa membuka kuncinya kecuali mereka berdua belas, si pemilik kekuatan

"Kekuatan kalian sudah sepenuhnya menyatu dengan tubuh kalian. Walau begitu kita tetap harus menjaga kalung dan bola kekuatan itu karena keduanya masih berpengaruh pada kekuatan kita" Yang lainnya mengangguk kecil menanggapi ucapan Junmyeon

"Apa kalian merasakannya?" Kyungsoo tiba berucap membuat mereka semua mengangguk menyetujui ucapan Kyungsoo

"Aku dan Yixing ge yang akan melihatnya"

Jongin dan Yixing segera keluar untuk melihat siapa orang asing yang telah masuk ke dalam rumah mereka tanpa izin. Hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk dan tentu saja harus menggunakan kode dari si pemilik rumah dan kode itu tentu saja tidak selalu sama

"Siapa kalian?"

Chương tiếp theo