webnovel

Dissimulation

Kisah ini berawal dari seorang gadis keluarga Colliventyn yang tiba-tiba harus mengalami kejadian menjengkelkan dari beberapa cowok di sekolah barunya. Beberapa cowok yang menjadi idaman dan incaran bagi perempuan manapun, siapa yang tak kenal dengan mereka. Sayangnya Alexia tak tahu semua itu, ia hanya berusaha agar terhindar dari peristiwa yang sedang menimpanya. Siapa sangka setelah bertemu dengan mereka, Alexia bahkan mendapatkan suatu jawaban dari pertanyaan yang selama ini mengganggu hidupnya. Kenapa Alexia tidak bertingkah seperti gadis lainnya? Penampilan Alexia yang berbeda dari cewek lain membuatnya memilik daya tarik tersendiri. Alexia bukan seperti gadis pada umumnya, begitu pula dengan dia yang menyimpan banyak sejuta rahasia. Lalu seperti apakah mereka? Ikuti kelanjutan kisahnya, yang gampang baper siapkan mental ya! *Follow sebelum membaca! Biar lebih enak gitu yuhuu* *Up tiap hari Sabtu*

rmdny · Khoa huyễn
Không đủ số lượng người đọc
2 Chs

Part 1

°Cantik wajah itu impian tapi cantik hati itu incaran°

-Alexia-

Klek

Suara pintu terdengar.

"Morning Bryan" sapa seorang cewek pada kakaknya, sambil senyum-senyum melihatkan gigi putih rapinya itu.

Dia adalah Alexiane Eunicle Colliventyn, seorang cewek cantik yang berkulit putih. Bisa dibilang dia cewek yang memiliki paras wajah di atas rata-rata dengan rambut panjang hitam di ombre warna coklat tua. Kebiasaan yang suka menyelipkan rambut di belakang telinganya menjadi khas dari seorang Alexia, yang membuat ia lebih berbeda dari yang lain dan menarik perhatian orang yang sedang melihat dirinya.

Semut aja kalau liat Alexia pasti terpesona, gimana nggak terpesona coba kalau dia tebar senyum dimana-mana. Eits jangan salah, dia tebar pesona tuh sama semut-semut kecil yang nggak tau apa-apa.

"Bisa ga sih lo sopan dikit ama gue" balas Bryan ketus.

Kakak dari Alexia, namanya Stevanie Bryan Colliventyn. Dia seorang kakak yang nyebelin, tetapi meskipun nyebelin sebenarnya dia sayang banget sama adeknya.

Apalagi dia juga memiliki postur tubuh yang membuat gadis manapun bakal ngiler deh liatnya.

Tidak hanya itu, wajahnya yang tampan juga membuat dia agak sombong yang berlebihan sampai-sampai dia suka pamer kelebihannya pada semua orang.

Orang ganteng mah bebas, kata yang sering diucapkan Bryan dalam keadaan apapun dan dimana pun dia berada.

"Iya bang Bryan sayang, bercanda gue" kata Alexia sambil mencomot roti milik kakaknya.

"Untung gue sayang" ucap Bryan dengan sedikit menurunkan nada bicaranya sambil mengacak-acak rambut Alexia.

"Buruan siap-siap bunda lagi keluar" tambahnya.

Hari ini, Alexia berangkat ke sekolah naik mobil pribadi miliknya. Mobil pemberian dari papanya saat dia ulang tahun yang ke-17. Sebelum berangkat tak lupa ia melakukan sebuah tradisi yang baginya sangat penting yaitu bercermin.

Lalu Alexia menatap cermin sambil berkata "uh cantiknya gue, gimana kalau cowok-cowok pada naksir gue bisa belibet dah nanti."

"Bodo amat lah" monolognya di depan cermin.

"Bang gue berangkat dulu, lo nanti berangkat naik motor aja" teriak Alexia pada Bryan.

"Heh kenapa nggak barengan aja sih" balas Bryan kesal yang sudah jelas pasti tidak akan di dengar oleh adeknya.

***

Mobil Alexia memasuki gerbang sekolah, sekolah yang asing baginya tetapi begitu favorite di Jakarta yaitu SMA 1 Dirgantara.

Sebenarnya ia males masuk sekolah seperti ini, karena pasti banyak siswa-siswi alay yang suka pamer barang mahal miliknya. Padahal jika dibandingkan milik Alexia tidak ada apa-apanya.

Berhubung kakaknya yang masukin dia ke sekolah ini. Jadi mau tak mau ia harus nurut, karena pasti kakaknya itu udah melakukan yang terbaik untuk hidupnya.

Brakk

Alexia menutup pintu mobil lalu saat ia turun dari mobil, banyak mata yang melihatnya dengan tatapan membingungkan dan tak sedikit juga yang membicarakan dirinya.

Seragam Alexia yang berbeda dari siswa siswi lainnya membuat ia begitu mencolok. Apalagi dia juga terlihat cantik dengan rambut yang dibiarkan terurai sehingga dia menjadi pusat perhatian.

Emang gue cantik amat ya? Tanya dirinya dalam hati sambil menyelipkan sebagian rambutnya ke belakang telinga.

Lalu ia menghampiri salah satu cowok dari mereka.

"Permisi, ruang guru dimana ya?" tanya Alexia pada cowok yang sedang melakukan satu aksi yaitu meminta uang pada adek kelas.

"Lo anak baru?" tanya Rafiel balik dengan tatapan tak percaya karena ia baru saja melihat seorang bidadari sedang menghampiri dirinya.

Momen ini pasti akan ia sebarkan pada teman-teman yang suka mengejek dirinya, karena meskipun ganteng tetapi ia masih jomblo sampai sekarang.

Sebab apa?

Sebab Rafiel Agusti Riandra adalah seorang cowok yang mempunyai wajah ganteng di atas rata rata tapi kelakuannya petakilan banget.

Sebenarnya banyak sih yang mengejar Rafiel, tetapi ia tak begitu peduli. Rafiel bukannya tidak mau dengan cewek-cewek yang suka padanya, hanya saja ia merasa belum menemukan yang pas untuknya.

Emang seperti apa cewek yang diinginkan Rafiel?

Hanya Rafiel lah yang tau.

"Iya, bisa tunjukkin gue dimana ruang guru" pinta Alexia.

"Dengan senang hati" jawab Rafiel seraya merapikan rambutnya agar terlihat lebih cool.

***

Di sisi lain.

"Eh Tristan, lo kentut ya" tuduh Jessika pada seorang cowok yang memakai kacamata bulat tebal dengan postur yang bisa dibilang cukup gendut.

"Ng... Ng... Nggak kok" jawab Tristan dengan terbata bata.

"Alah ngaku aja lo"

"Siapa sih yang kentut? Bau banget tau gak" teriak Jessika

"Siapa?"

"Woi" teriaknya sekali lagi.

Dia adalah Jessika Hillen Margantara, seorang putri dari pengusaha terkenal. Tetapi kalau dibandingkan dengan Alexia masih kalah jauh ya.

Ia sangat terobsesi dengan Nathan, sampai sampai dia akan melakukan apapun untuk mendapatkannya.

Brakk

Seseorang cowok sedang menggebrak meja karena merasa geram dengan keributan yang sedang terjadi.

"Bisa diem ga!" geram Nathan.

Iya dia adalah Edgar Nathaniel Grissham. Seorang putra dari keluarga Grissham yang merupakan ahli waris satu satunya.

Bukan hanya kaya, tetapi ia juga pintar, dan pastinya ganteng juga. Kalau jelek mana mungkin Jessika sampai terobsesi gitu.

Tapi gantengnya tidak bisa dibayangkan dengan pemikiran yang biasa karena terjadi di luar nalar manusia.

Seperti apa coba? Dah lah pokoknya gitu.

"Tau tuh berisik banget" tambah Varo salah satu teman dekat Nathan.

Namanya Varo Alexander Mediana dia merupakan sahabat karib Nathan, kelakuannya ucul banget pokoknya sebelas dua belas sama Rafiel. Sikapnya yang humoris membuat dia juga cukup populer di kalangan wanita.

"Eh my prince, gue ganggu lo ya?" tanya Jessika sambil mengibaskan rambutnya ke arah Nathan.

"Jijik gue" ujar Nathan yang sudah tidak tahan dengan sikap alay Jessika.

Gimana nggak jijik coba?

Setiap kali Nathan keluar dari kelas, Jessika selalu mengikutinya seolah olah dia adalah pacarnya Nathan. Tidak hanya itu, Jessika juga sering melabrak siapa saja yang berani deketin cowok famous itu apalagi merebut darinya.

Emang dia pacarnya? Bukan kan.

Emang gila tu bocah.

Kevin menunjuk Jessika seraya berkata, "Hei cantik mending sama si ganteng ini aja orang Nathan nya jelek kek gitu, nanti gue jadiin yang pertama deh".

Nah kalo ini, Kevin William Dirgantara dia itu fakboy kelas kakap. Kemanapun Nathan pergi pasti dia ngikutin karena dengan begitu dia bisa tebar pesona ke cewek-cewek.

Varo cengo mendengar ocehan Kevin lantas menonyor kepala temannya itu, "lo bela siapa sih" geramnya ingin sekali mencekik leher Kevin. Untung saja Nathan tidak mendengar ucapannya.

"Udah tau Nathan gamau masih aja deket-deket"

Dan yang satu ini ga perlu dihiraukan lagi judesnya. Dia adalah Christiano Bintang Alexander ia merupakan sosok yang pendiam sekaligus dingin. Ia tak akan mengeluarkan suara jika tidak diperlukan dan sekalipun ngomong pasti nusuk ke hati.

"gatau diri" sarkasnya.

Tuh kan, Bintang emang gitu sekali ngomong pasti pedes nylekit. Untung saja Bintang gantengnya di atas rata-rata kalau gak ganteng mana mau cewek cewek melihat muka datarnya itu.

Kring.. Kring.. Kring..

Lonceng bel pun berbunyi menandakan bahwa pembelajaran hari ini akan segera di mulai. Seorang wanita cantik yang umurnya masih sekitar 28 tahun masuk ke dalam kelas.

"Eh.. Eh.. Ada apa ini?" Tanya bu Ratna pada Doni si ketua kelas.

"Nggak ada apa apa kok bu" jawabnya cengar cengir.

"Bu ratna" panggil seorang cewek sambil berdiri.

"iya"

"Sekarang waktunya ulangan fisika bu" ujarnya sambil senyum senyum.

Biasa gaes sok caper, emang dia suka cari muka di depan guru-guru. Pinter aja kagak tapi gayanya kok sok banget.

"Emang sejak kapan bu Ratna bilang kalau hari ini ada ulangan harian?" tanya guru itu lalu ia mengingat-ingat apakah sekarang waktunya ulangan harian.

"Kan kemarin udah ulangan bu masa harus ulangan lagi" keluh Kevin pada bu Ratna.

Faktanya emang gitu. Kemarin sudah melakukan ulangan harian yang entah keberapa kalinya. Intinya kelas ini sudah muak yang namanya ujian atau apalah itu. Bagi mereka ujian tidak penting kalau ujung-ujungnya hanya nilai yang dilihat. Seharusnya, usahalah yang harus dipertimbangkan.

"Eh Diana jangan cari muka lo, kalo mau ulangan ya sono ulangan sendiri gausah ajak-ajak kita" ucap Varo dengan nada tinggi karena ia sudah jengah dengan perilaku Diana yang sok-sok an. Lagipula emang si Diana nggak jenuh apa setiap hari harus liat angka-angka bertebaran. Kalo Varo sih ogah banget ya.

"Nah gue setuju sama lo var"

"Udah muka jelek kayak pantat panci, gaada otak, sok sok an cari muka lagi" sahut Vrista, cewek cantik berambut pendek sebahu itu.

"Lo tuh yang jelek, gue cantik kaya gini dibilang jelek" balas Diana tak terima, salah satu teman dekatnya Jessika.

"Pulang aja sana"

"Lo gak guna di sini bwahaha"

"Bawa balik sono temen lo jes"

"Buang ke tempat sampah sekalian"

"Lo juga ikutan sana gausah di sini"

"Diem gak mulut kalian" Jessika mengeluarkan suara karena merasa jengkel dengan sikap teman sekelasnya yang selalu mengaitkan dirinya dengan perilaku Diana.

Meskipun Jessika tau dia menjengkelkan tetapi ia juga masih punya prinsip hidup yaitu jika kau melakukan kesalahan maka tanggung sendiri akibatnya.

Maka dari itu dia tak suka diikutsertakan jika dirinya sendiri tak melakukannya.

"Udah udah kok malah berantem" lerai Bu Ratna pada anak-anak yang mulai lepas kendali.

Disaat semua orang sedang beradu mulut yang nggak ada faedahnya sama sekali, Nathan dan Bintang memilih untuk merajut mimpi saja. Mereka malas menghadapi orang orang yang membuang waktu untuk membahas hal yang tidak penting.

Tok tok

Rafiel masuk kelas dengan wajah berbinar tanpa merasa bersalah sedikitpun padahal dia telah terlambat masuk kelas. Ia merasa seolah olah dinding juga ikut bernyanyi merayakan hari spesialnya itu.

Tanpa ia sadari di depan tempat duduknya terdapat kursi yang menghalangi jalan.

Brukk

"Sialan, siapa yang naruh kursi di sini sih" omel Rafiel sambil memegangi tulang keringnya yang kebentur dengan kursi.

Perasaan emang dari dulu kursinya di situ deh. Emang dasar Rafiel yang merem mangkanya kursi nggak salah apa-apa maen ditabrak aja.

"Sukurin lo" ejek Varo

"Jalan tuh pakek mata, lagian lo kok gila amat senyum senyum sendiri" timpal Kevin sambil ketawa.

Rafiel mengelus dada sabar, "punya temen kek gini amat, liat aja kalian pasti nyesel udah ngetawain gue" ujarnya sambil menjitak kepala Varo dan Kevin.

"Bangsat lo" gerutu mereka secara bersamaan.

"Darimana saja kamu Rafiel?"

"Apa kamu tidak tau sekarang jam berapa?" tanya seorang wanita dengan nada khasnya.

"Sekarang?"

Rafiel memicingkan matanya lalu melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan bentuk seperti segitiga siku-siku, "sekarang jam 9 bu" jawabnya enteng.

"Cepat keluar keliling lapangan 10 kali!" perintah Bu Ratna dengan nada tinggi. Ia tidak mengerti kenapa anak jaman sekarang susah untuk diatur apalagi kelas XI Ipa 3 ini. Harus elus dada setiap hari pokoknya.

"Satu kali aja ya bu" tawar Rafiel pada Bu ratna sambil cengar cengir. Nah kan, udah salah masih aja berani nawar. Emang dasar anak unta. Huh.

Mendengar tawaran dari sang murid bu Ratna segera melototkan matanya hingga membuat Rafiel kicep. Varo dan Kevin yang melihat hal itu langsung menertawakannya sambil menjulurkan lidah.

Tanpa disadari, ada seseorang yang dari tadi mengawasi gerak gerik mereka. Dia melirik jendela kelas XI IPA 3 sambil memainkan jari jemarinya.

"oh jadi dia di sini, baiklah ini akan lebih mudah" dengan senyum smirknya.

***

Hayo siapa dia?

Menurut kalian siapa??

Tenang gaes ini masih part 1 jadi nggak perlu dipikirin wkwk.

Jan lupa vote n koment ya.

See you next part.

Sayang kalian banyak-banyak♥