webnovel

ku lakukan bagianku.

"wih... masyaAllah... cerahnya... pagi..."

ujar fatimah setelah menyusuri jalan dengan di payungi pepohonan rimbun, di nusakambangan.

berjalan berdampingan dengan azizah membuat mereka terlihat lebih seperti kakak dan adik,

berbeda dengan nuh. yang sejak tadi merengut dengan barang bawaan yang hampir semuanya ada di tubuhnya. tas ransel sebesar gaban di pundak, tas perlengkapan di tangan kanan, hanya tangan kiri yang memegang kayu sebagai alat bantu berjalan.

kini nuh benar-benar harus menanggung dua kesialan. pasalnya wacana reuni membuatnya menggigit jari, dari dua puluh orang yang di gadang-gadang akan datang tak ada satupun ia temui.

"huft... sepertinya harus jadi sekelas presiden dulu biar bisa mengumpulkan teman-teman, atau kerabat dekat".

"arggg..... kalau tau gini mending nggak usah ada camping-campingan,... huh uhh" (menjatuhkan tas peralatan)

"tara... sampai...,"

lirih pak roklie.

"eng? sampai?"

ujar ainul seraya membuka pintu, udara yang masih begitu asri, dan sinar sunerise di pagi hari membuat ainul begitu sangat menikmatinya.

deburan ombak yang tak begitu besar membuatnya ingin berjalan menghampiri,

"inul.... tungguin..".

teriak salsa sesaat setelah merapikan bentuk hijabnya.

"kok bisa kamu ninggalin akuh...". (raut muka kusut karena jam tidur kurang)

"hhhh ia maaf, soalnya pantainya unik".

ujar ainul tersenyum dan menjulurkan tanganya pada salsa.

"terkadang aku nggak percaya bila orang seasing aku bisa sangat beruntung dengan adanya kamu ainul". "thanks...!!"

gumam salsa seraya menyambut juluran tangan ainul.

mereka berdua pun menuju bibir pantai dengan beberapa sampan yang biasa di operasikan untuk penyebrangan menuju pulau nusa kambangan,

ataupun mencari ikan.

"eng... kok kakangmu nggak ketok-ketok???"

(kok kakakmu nggak keliatan-keliatan?)

ujar azizah yang khawatir di bawah rangkulan tangan sahabatnya tersebut.

"dia tuh kuat jangan khawatir".

lirih fatimah yang sebenarnya juga sedikit khawatir, pasalnya dari sewaktu keberangkatan dirinya dan azizah telah begitu menyusahkan kakaknya tersebut, bukan tanpa alasan, begitu nuh yang sudah siap berangkat dengan segala keperluan yang ia siapkan dari pagi, membeli ikan, menyewa mobil karena akan berangkat bersama, mereka malah

molor karena kepulangan andhin, mereka berdua ingin mengajak andhini untuk ikut serta.

meski sebenarnya andhin ingin, ia tak mau begitu terburu-buru pergi setelah kepulanganya di rumah.

wes... ora popo tinggal ae wes. aku yo mbene bali izah..., imah.

(udah nggak apa tinggal saja udah, aku juga baru pulang izah..., imah.)

ujar andhin yang kini dalam keadaan bimbang, karena ada sesuatu yang membayang di fikiranya.

bayangan seseorang yang menunggu jawaban darinya.

"emmm ya udah kita tunggu di sini dulu zah..". ujar fatimah meletakan ransel mungil miliknya.

"ok.. "

(azizah)

eh... kok mandhek?? ayuh... bali...!?

(eh kok berenti??ayoo.. pulang...!?)

긴 밤이 오면 또 길을 잃어 니가 없는나...

(gin bami Omyeon tho gireur irheo niga obsneunna) (nyanyi gak jelas)

"widih... kan... dah aku bilang dia nih orang kuat..." "kamu nggak usah kawatir zah..!!"

ujar fatimah beranjak dan membersihkan sisa tanah di celananya.

(azizah tersenyum)

"dah ah cepet...!!! mas mo beli mendon(mendoan)..." "klo lama mas tinggal".

ujar nuh melangkahkan kaki panjangnya membuat kedua adiknya tersebut kewalahan, karena tertinggal begitu jauh.

"wih.... paginya cerah banget".

ujar fatimah dan azizah yang kembali menghampiri tepian pantai, setelah sampai mengerjar nuh.

sedangkan nuh terlihat kebingungan mencari signal untuk menelphone bapak-bapak pemilik kapal yang menyebrangkan mereka kemarin sore.

"jadi... kamu sudah ikhlaskan semuanya??"

(ainul)

"eng??"

(salsa)

"orang itu??"

"emmmm ia.. jangan khawatir. pokoknya entah apa akhirnya aku cuma akan melakukan bagianku.

untuk seterusnya biar terserah dia aja".

"eum... alhamdulillah".

(ainul,merangkul sahabatnya tersebut)

"em... mau coba naik sampan eh nul...!"

ujar salsa menarik ainul menghampiri sebuah sampan.

"kamu udah pernah naik??"

tanya salsa yang di balas gelengan ainul dengan senyumnya yang ntural.

"eih... cuma naik aja kok... belum ini aku juga dah naik", ujar salsa meledek dengan menduduki sampan tersebut.

"aaa kalau cuma dduk bersandar gini aja mah,... aku juga bisa!!" lirih ainul tersenyum.

"tapi memangnya kamu pernah naik ??"

tanya ainul penasaran.

"hhhh belom eh.. belom.."

(lirih salsa tersenyum malu)

"hemmmm. o ia alamat orang itu... kamu dah tau kan...??"lirih ainul.(khawatir)

"em... nuh., inul. dia namanya nuh".

"hhhh sepertinya kamu khawatir banget yah....,

dia orangnya baik kok selama aku mengenalnya kemarin".

"em... hhhh ia" (ainul masih dengan raut wajah khawatir)

"pokoknya kalau semua ekspektasinya jauh dari apa yang terjadi kita bisa langsung pulang saja".

"nggak usah lama lama...!!"

"kita bisa pulang hari ini juga",

ujar salsa meyakinkan ainul.

"dah ah... aku mau cari ma'em",

"perutku keroncongan"

ujar salsa mengalihkan perasaan sedih yang hampir tak terbendung, dan melangkah meninggalkan ainul.

nggak apa-apa kok nul... aku nggak apa.. aku hanya tak bisa memungkiri hatiku yang begitu menyukainya(lirih seraya menyeka air mata)

"ooo mas nuh.!?.. nteni nang kono...!!" "aku wes nang pante iki... iyo... iyo... on time pokoke...."

(ooo mas nuh...!? tunggu di sana...!! aku dah di pantai ini... iya.. iya... on time pokoknya...)

seorang bapak-bapak berpapasan dengan salsa yang sedang menahan buliran air mata yang sudah memaksa ingin keluar, dan samar-samar nama yang ia dengar nama nuh. tapi ia tak begitu yakin, dan tak tau apa yang harus di lakukan kalaupun itu benar nama nuh yang sedang di bicarakan.

"aaa sis.... di sini....!!!"

teriak laode dan pak rocklie

dari salah satu warung mendoan.

salsa pun memalingkan pandanganya pada ainul yang masih berjalan di belakangnya,

"memang siapa yang tak khawatir dalam suatu hal yang tidak pasti??".

"bahkan ia pun merasakanya, namun demi aku ia mampu sampai setingkat ini".

lirih salsa memandangi ainul yang tersenyum.

"ya allah... jagalah adikku.

jangan engkau biarkan seseorang menyakitinya,

dan bila ini jalanya, berilah ia yang terbaik.

kuatkanlah ia. aamiin."

gumam ainul dalam senyumnya.

"nha... kalo ke jawa tengah jangan lupa nyobain ini sis... ujar pak rocklie".

plus... kelapa muda.!!! tambah laode.

"em... ini tah ternyata mendoan itu... tempe goreng..".

ujar salsa yang di balas senyuman ainul.

"mendoan hhh". (ainul)

"mmmm"

"lumayan enak loh...!!?"

lirih salsa.

setelah mencoba selembar tempe mendoan dengan sambal kecap.

"wah ini jauh dari ekspektasiku ainul... cobain deh...

nih..." (menyodorkan mendoan dengan garpu)

"gimana??"

"em... ia lumayan.. enak".

cocok nih... hhhhhsss uh... hhhh"(kepedesan)

cocok nih buat kamuh, pedesnyah..."

(ujar ainul meraih es kelapa muda miliknya)

"wah... kasihan itu mba ainul... hhh di kasih cabai rawit" ujar laode yang memang memesan khusus daus pedas kesukaan salsa.

"euh.... huffhhhh"

"pedesnya....hhhh" (ainul pipinya memerah)

"nah.... itu.... kapalnya dateng.... wih..."

"untung nggak lama-lama hhhh".

ujar fatimah begitu antusias.

"nah... ntar maem dulu aja di warung...

apa mau langsung pulang??"tanya nuh.

"eh. eh eh... nggak maem dulu ae... mas..!!".

"ma'em dulu aen".

ujar fatimah.

"ok...!"

ujar nuh.

"belom lama kan mas...!?"

sapa bapak pemilik kapal,

saat kendaraan tersebut menyentuh bibir pantai.

"ahhhh belom pak...,!"

ujar nuh.

"ngeneh tak unggah na"(sini saya naikin) , ujar bapak tersebut meraih tas barang peralatan di tangan nuh,

mereka pun kembali dari nusa kambangan, di tengah sinar mentari pagi. deburan ombak menerpa menyapu wajah-wajah itu.., wajah wajah penuh dengan harapan akan sebuah kebahagiaan.

"semoga.. mas nuh dan mba andhin makin deket.

dan jadi pasangan yang saling melengkapi".

"semoga ini akhir dari cerita itu. cinta yang kandas oleh waktu".

"nih..."(undangan berwarna biru berlist emas).

"gak jadi.. aku memang nggak punya pacar

aku nggak tahan klo harus berhadapan sama emak e".

"mas... mba'e azizah cantik loh",.

"siapa tau masih jomblo".

gumam fatimah.

"mba kenapa yah...!?" kok nggak biasanya ekspresi itu..."

"atau aku yang terlalu berlebihan?? yah semoga kebahagiaan itu cepat datang, atau cepat lah menyatu. mas nuh pun dah pulang. kan... dialah yang selalu menjadi topik diary nya. mba andhin.

semoga...."

gumam azizah.

"ya allah, ku serahkan padamu... segalanya.

aku tak ingin mendahuluimu. tapi bilakah andhin jodohku dekatkanlah, bila bukan.. ku tahu engkau tahu yang terbaik untukku".

"nah... sampe...."

"kalian disit ae... aku ngurusin barang bawaan,(kalian duluan aja... aku ngurusin barang bawaan)

pesen sekalian.. ok...!!?"

"ok.... siap iku mah mas.... hhhhh

kalau pesen pesen mah... siap...

ujar fatimah dan azizah.

"jadi berapa pak??..."

(membayar sewa perahu)

"em... eh... adik ipar... gimana ini kelanjutan misi kita??" lirih fatimah.

"wah ia nih... adik ipar. mereka ini susah di tebak"..

"kaya gimana gituh". "yang satu sibuk belajar", "yang satu aneh".

"et... aneh!? eh itu juga kakak aku yah... !"

tiba-tiba fatimah merangkul erat azizah.

"eh... ia tapi kan... anehnya dari dulu nggak baru-baru ini aja."

em... aneh yang seperti apa yang akhir-akhir ini??

kalau dulu ia aku akuin dia aneh, tpi kalo sekarang dia nggak tuh.. baik... ngasih hadiah,...bahkan"

"nah... nah... tuh... aneh nggak??" bisa ngasih hadiah ke kamuh...?!" sejak kapan dia sebaik itu??"

(azizah begitu terkejut)

"ok... ok... kalau kamu nganggep itu sebuah keanehan","bisa di bilang gituh. lah emang ada yang lain??"

"ada..." (azizah)

"apa??"(fatimah)

"dia gugup ketemu aku hhh", lirih azizah tersenyum.

"what.... kamu nggak berfikir mau jadi kakak ipar aku kan...!!?" ujar fatimah merangkul leher azizah dengan kuatnya.

"ih... imah... sakit.... bisa bisanya... sahabatku kek gini sukanya sama kakak temene dewek...!!!!!!"

(memasuki warung)

"what.....!?"(lirih fatimah kaget)

salsa yang sadar dua orang aneh yang tak jadi memasuki warung karena ada mereka dengan pak roklie yang badanya begitu besar dan kekar hanya tersenyum, namun tanpa di sadari ia mendengar kata-kata salah seorang dari mereka berkata sama persis seperti nuh.

"kok kita keluar??"

"kita kan di suruh mesen ma mas..

is... kata ibu'e... jauhi kemaksiatan maka hidupmu bahagia...."

"kata ibu'??kayak..."

salsa yang teringat akan sesuatu tapi sulit mengenali apa dan di mana.

"apa hubunganya sama masuk warung??"

(azizah makin tak mengerti)

"itu tadi kan ada orang berempat.... pacaran... !!!" "ish... kamu mah..!". ujar fatimah.

"ya allah, kan mereka juga nggak ngeganggu imah...!!!?"

(ujar azizah yang masih belum lepas dari rangkulan fatimah.)

"ih... bikin su'udzan zizah...." dah ah... pindah samping sini aja.!!!!...."

"ok ok, aku ngikut aja.

pantes yang deket sama kamu pada takut imah...."

(azizah)

eh?? kok gitu??

ini tangan atau besi... (ujar azizah)

"eh.. maaf... hhhh terlalu bersemangat!!!"kamu sih gemes..(melepas rangkulan)

난 멈추어서 널 기다리고 있어..

(nan meomcweoseo neol gidarigo isseo)

I need your love...(masih nyanyi gak jelas)

"dah mesen??"

ujar nuh setelah membayar kapal dan membereskan barang-barang di dalam mobil sewaan,

"dah mas.,"

nuh kembali membuka handphone,

terlihat sebuah kontak telephone dengan tanggal chating lebih dari tiga bulan yang lalu.

"haruskah ku tanyakan kabarnya??

atau?? hemm,...,"

"eh, anu nengapa mas?? deng ngguyu-ngguyu dewek??"(eh kenapa mas?? kok ketawa ketawa sendiri??)

fatimah menyenggol tangan nuh hingga membuat tangan nuh menyentuh sedikit dari bagian keypad handphone yang masih menampilkan chat salsa,

sebuah tanda titik tanpa sengaja tersentuh dan terkirim.

"eh... enggak", hhhh nggak apa-apa,"

(nuh panik)

"drut... drut..."

salsa pun mengeluarkan smartphone miliknya,

"siapa nis??

mamah?? atau ummi??"

tanya ainul pada salsa.

eng...!?(salsa)

"siapa?? mamah?? ummi?? (membuka smartphone)

kok bisa lupa nggabarin... hemmm

kita dah sampe jawat..."

"eh... belom... kita kan baru sampe sini??"

ujar salsa bingung,

"ya yang penting kita kabarin orang tua dulu beb.!!!... dah sampe sini dengan selamat.!!!".

ujar ainul tersenyum.

"eng...,"(salsa merasa mengabari orang tua tentang dirinya bukanlah dirinya sebelumnya)

"eh... kenapa bingung.... kamu juga punya orang tua kan.... kabarin lah... kerjakan bagianmu sebagai anak wahai anak muda hhhh!!!"

ujar ainul yang dengan mudah merubah suasana pilu yang hampir melanda. karena salsa mencapai titik cuek di hidupnya untuk menjelaskan dirinya pada orang tua, semenjak ia di perlakukan dingin di atap rumah yang sama.

"eng?? apa perlu aku ketikin aku telphonin??"

(ainul bingung)

"eng... enggak nggak ak.. aku bisa sendiri kok...

nih.... mah... aku alhamdulillah dah sampai, love U.

hhhhh udah.... nih".

ujar salsa menunjukan layar handphonenya.

"ok.... good job... !!!"

(ainul merangkul salsa)

"ok lanjut atau gimana??"

tanya pak rocklie.

"ia ke pom sekalian" "mau mandi!!!!!" celetuk laode.

"dah lengket ini badan. euy...,"

"hhhh parah inih.... anak-anak cewe aja biasa ja...

kamu kok gituh... lolly...!!!!"

ujar salsa pada asistenya tersebut.

"ok saya akan bayar dulu"

ujar pak roklie.

dengan tanpa sengaja suara tawa salsa terdengar lirih hingga warung yang di tempati nuh dan kedua adiknya.

"eng?? nangapa mas?? deng kaya wong linglung?

(eng?? kenapa mas?? kok kaya orang bingung?"

ujar fatimah.

"eng... enggak, mas kaya denger suara temen mas

tapi... kayanya nggak mungkin deh hhhh,

adoh(jauh)...,"

"iya... nggak mungkin orang sebelah juga kan temen mas nuh.... badan keker bertato...!!"celetuk azizah asal.

"nggak...., "dia perempuan".

singkat nuh seraya menyuapkan potongan mendoan kedalam mulutnya.

"hhhhh perempuan jelas juga bukan orang yang samping mas....,!!!" "masa ia double date ma preman keker. yang satu buncit gemulai".

celetuk fatimah.

"hemmmm gibah??"

singkat nuh.

"aih... kan.. dah aku bilang... azizonk... nggak seharusnya kita ketemu mereka tadi...!!!" jadi gibah kan... kita....!!!"

"eng?? kalian ngomong opo toh ra ngerti akuh....."

ujar azizah seraya mengaduk es teh miliknya.

"kata mak'e ghibah ituh... dosa termudah di lakukan

jadi... sepagi ini dah gibah gimana sorenya".

ujar fatimah dan nuh yang secara bersamaan,

menirukan kata-kata ibunya kala mereka membicarakan orang lain saat liburan bersama ayah dan ibu mereka.

"eh... dua orang laki-laki, satu bertato satu lagi gendut gemulai...!? tingginya sama kayak mas?? berjenggot brewok??"

"ia...sama cewek juga...,"

(fatimah)

pendek.... putih, embem ramvut hitam lurus, hoody hitam?? bertopi??

eng??

itu temen mas.....!!!

ujar nuh beranjak keluar warung, dan hanya mendapati mobil yang di kendarai salsa telah jauh melaju.