webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
292 Chs

Bab 216-Termakan hasutan

Azka dan Nazwa terkejut dengan kedatangan Sabrina. Mereka serentak berdiri dengan sambil tercengang, bukan karena kepergok berduaan tapi tercengang karena merasa aneh saat Sabrina tiba-tiba datang dalam keadaan marah seperti itu.

"Kamu kenapa menangis, Rin?" Azka bertanya seraya meraih tangan Sabrina. Tak ada rasa bersalah sedikit pun di wajahnya karena ia pun tak mengerti dengan sikap Sabrina yang tiba-tiba datang dan bersedih di tengah-tengah makan siangnya dengan Nazwa.

Sabrina melepaskan genggaman tangan Azka, ia berusaha menjauhi posisi suaminya berdiri.

Sementara Nazwa, ia pun tampak mengernyitkan dahi merasa tidak mengerti dengan kesedihan Sabrina.

"Kamu masih tanya kenapa aku menangis, Mas? Apa kalian berdua tidak sadar?" ucap Sabrina bertanya dengan lirih. Sesekali ia mengusap kasar pipinya yang basah.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com