webnovel

Cinta Pertama Menjadi Patah Hatiku

Tác giả: Vellyna_Yari09
Thiếu niên
Hoàn thành · 170.7K Lượt xem
  • 398 ch
    Nội dung
  • 5.0
    49 số lượng người đọc
  • NO.200+
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Qoninxia Maretha adalah siswi berparas cantik, berotak cerdas yang masuk di sekolah elite bernama Tunas Harapan melalui jalur beasiswa. Namun, kehidupan cintanya kacau, bahkan menjadi cinta pertama paling pahit ketika diperebutkan oleh 2 siswa kaya tapi sangat jauh berbeda.   Dua siswa itu adalah Zanqi Nowerland Narendra dan Leonard Rajasa Wijaya yang terlibat dalam perseteruan percakapan seperti ini.   “Hei Lu, cacat!!! Jangan berpikir Qonin menerima cintamu, sadar diri dong dengan kondisi!!!”     Kata peringatan dari Leon siswa tampan tapi mempunyai julukan si penindas nomor 1, dia tidak terima jika saingan dengan Zanqi untuk mendapatkan cinta seorang siswi cantik dan pandai bernama Qoninxia Maretha.   “Aku tidak akan menyerah mendapatkan Qonin, lihat saja siapa diantara kita yang dia pilih??” timpal Zanqi Narendra seorang anak miliarder, tampan, cerdas tapi sayangnya cacat.   Wahh!!! Bagaimana akhirnya keseruan mereka ya?? Apakah Qonin benar akan menjadi patah hati?? Tapi kenapa??

Chapter 1Murid itu Zanqi

"Apa mamah yakin Zanqi masuk sekolah swasta bergengsi ini?" tanya seorang pemuda berusia 16 tahun yang bernama Zanqi Nowerland Narendra, dia duduk di kursi roda sangat gelisah memandangi kakinya.

"Sudah saatnya kamu bersosialisasi dengan anak sebayamu, putraku sayang," timpal Namora Narendra, seorang ibu yang harus tabah, kuat dihadapan putranya yang menderita penyakit GBS membuat kaki Zanqi lumpuh.

Namora membungkuk di kursi roda Zanqi, dia memegang erat tangan anaknya yang sangat dingin karena rasa gelisah, takut dengan semua kemungkinan yang akan terjadi. Dia berkata, "Kamu pasti bisa Zanqi, mamah percaya itu. Mamah hanya ingin kamu bisa melakukan aktivitas layaknya anak seusiamu."

Mata Namora berkaca, dia segera berpaling agar airmata tidak jatuh di hadapan Zanqi dia berusaha sekuat tenaga untuk menahannya.

"Tapi Mah ...,"

"Mamah ke kantor dulu ya, ada meeting jam 8. Nanti pulang sekolah Mang Asep dan Bik Juleha akan datang menjemputmu sebelum bel berbunyi. Fighthing My son!!" seru Namora tersenyum lebar sambil mengepalkan kedua tangannya untuk memberi dorongan penuh ke Zanqi.

Zanqi hanya bisa mengangguk pasrah, dia tidak ada keinginan maupun mimpi bisa berbaur dengan remaja seusianya, karena pasti dia akan dibully.

"Husftt!! Iya, Mah," jawab Zanqi setengah hati.

"Bik antar Zanqi masuk ke kelas ya, jadwal pulang dan jam istirahatnya sudah saya kirim melalui WA," kata Namora yang tampak terburu-buru, dia sudah mengenakan kacamata hitam dan bersiap masuk mobil.

"Baik, Bu," jawab Juleha yang sudah standbye untuk mendorong kursi roda, mang Asep pun sudah bersiap di samping bik Juleha.

Alphard putih berderu halus, Namora menutup pintu mobil pertanda harus menggerakkan Alphard ke tujuan berikutnya. Sedangkan Zanqi sudah di dorong masuk melalui gerbang sekolah swasta elite.

Hati Zanqi berdegup kencang, dia belum siap dengan pandangan orang di sekitar tentang keadaan yang dia alaminya. Meskipun berparas sangat tampan dengan semua bentuk bagian wajah yang sempurna, harta berlimpah dengan sepatu, tas bermerek luar negeri masih tidak mampu membuatnya percaya diri.

"Bik, antar aku pulang saja," mohon Zanqi yang sudah tidak kuat dengan hawa mencekam dari hasil bayangannya.

"Maaf Den Zanqi, saya tidak ingin membuat nyonya besar marah. Semangat ya!! Raden pasti bisa, kan Den Zanqi, pintar, baik murah senyum dan satu lagi tampan, bibi yakin banyak anak cewek yang akan jatuh hati," timpal Juleha.

"Iya Den, jangan takut. Kalau ada anak yang mengganggu, bilang saja sama mang Asep, saya itu jawara pencak silat pada masanya," bual Asep sambil memeragakan beberapa gerakan silat.

"Hiaat!! Hiaat!!" seru Asep memainkan jurus tangan dengan sekuat tenaga, hampir mengenai kepala Zanqi yang berhasil menghindar, tapi tidak dengan Juleha pas mengenai dahi dan berteriak.

"Mang!!! Ini kepala!! Lu kira ini samsak!!" gerutu Juleha sambil mengusap dahinya, sesaat dia berhenti mendorong kursi roda.

"Maaf ... maaf neng Juleha yang gelis, mana yang atit? Sini abang obati," timpal Asep dengan nada suara yang dibuat-buat.

Kejadian itu berhasil membuat Zanqi tertawa, dia sangat senang berada di dekat mereka berdua, pasti ada hal lucu untuk ditonton. Tidak heran jika Zanqi tidak mau mengganti mereka berdua untuk melayaninya.

Sekolah elite Tunas Harapan itu mempunyai fasilitas lengkap, mereka menerima siswa kebutuhan khusus maupun normal, asalkan lolos tes standar tinggi dari sekolahan.

"Ting!!" Pintu Lift terbuka menghantar Zanqi ke lorong kelas 11 IPA 1, mereka segera keluar untuk menuju kelas.

"Den, saya hanya bisa antar sampai sini, semua bekal sudah bibi siapkan di dalam tas lengkap dengan minuman dan camilan kesukaan Den Zanqi, semangat!!"

"Semangat Den!!" kata yang sama diucapkan oleh Asep.

Mereka meninggalkan Zanqi di depan pintu kelas yang Gurunya sedang sibuk menerangkan materi, terlihat semua siswa berkonsentrasi mendengarkannya.

"Selamat pagi, Pak," sapa Zanqi.

Sontak semua orang menoleh ke pintu, suara bisik gaduh beriak pelan. Seorang lelaki tinggi dengan perut tambun, berkacamata datang menghampiri Zanqi.

"Ohhh, putra Narendra. Selamat datang!!" kata guru tersebut sambil membantu mendorong kursi roda Zanqi.

"Wah!! Wah!! Siapa dia??"

"Anak baru?"

"Tampan sih, sayangnya cacat,"

Semua siswa dengan pandangan jijik serta perkataan pedas keluar dari mulut mereka, Zanqi mendengar dengan jelas dan sampai menundukkan kepala.

"Nah!! Anak-anak!! Kita kedatangan murid baru, baiklah silahkan perkenalan diri anda," ucap Guru tersebut beralih memandang Zanqi yang semula menyapu pandangan ke seluruh siswa.

"Ha .... i!!! Ke ... nalkan, saya Zanqi Nowerland Narendra. Hobi membaca, senang berkenalan dengan kalian," ucap Zanqi gugup, hatinya berdebar tidak karuan ketika melihat pandangan semua siswa terhadapnya.

"Baiklah, silahkan duduk di sebelah Tom," pinta Guru.

"Pak!! Saya tidak mau duduk dengan si cacat itu!!" protes Tom berdiri dari duduknya memancing protes banyak siswa yang lain mengeluhkan hal sama.

"Diam!!" teriak Guru.

Seorang siswi berdiri dengan tersenyum berkata, "Pak, saya bersedia duduk dengan Zanqi."

Zanqi mengangkat kepala, dia melihat siswi yang tersenyum tanpa ada rasa jijik dalam pandangan matanya.

"Zanqi, silahkan duduk di dekat Qonin," pinta Guru tersebut.

Qonin memindahkan kursi di bangku sebelah yang memang kosong sebelumnya, ada 2 bangku kosong di kelas itu yang salah satunya di dekat Tom.

"Baiklah anak-anak pelajaran bapak teruskan," kata Guru berbalik ke papan tulis saat Zanqi memutar pegangan roda menuju Qonin.

Qoninxia Maretha nama lengkapnya, dia siswi terkenal paling miskin yang masuk melalui jalur beasiswa di sekolah Tunas Harapan.

"Hai Zanqi, salam kenal ya," sapa Qonin sambil mengulurkan tangan dengan senyuman tulusnya.

"H ...ai," kata Zanqi kaku bahkan untuk mengangkat tangannya saja tidak mampu.

Gerakan cepat dilakukan Qonin, dia menjabat tangan Zanqi sambil mengayunkannya seraya berkata dan tersenyum, "Teman."

"Aughhh!!" seru Zanqi melihat ke arah Tom yang melempar kertas yang sudah dikepal, Tom menyeringai sambil mengeja jelas berkata "C-A-C-A-T".

Kemudian Tom kembali melihat papan tulis, Qonin yang tahu kelakuan Tom itu merampas kertas yang dibaca Zanqi berisi 'Cacat ♡ Miskin. Cocok!!"

"Sudah!! Jangan hiraukan dia!! Sebaiknya kita dengarkan penjelasan pak Guru, dia sering mengadakan kuis dadakan dari materi yang disampaikan," kata Qonin.

"Ring!!!" Bunyi nyaring dari bel istirahat sekolah adalah bunyi paling dinanti oleh semua siswa setelah bel pulang. Semua siswa berhamburan keluar untuk memanjakan otak dan perut.

"Qonin!! Istirahat yuks!!" ajak Cika dan 2 teman cewek lainya menghampiri dimana Qonin duduk.

"Ahh!! Itu aku tidak lapar!! Kalian saja pergilah!!" timpal Qonin dengan tersenyum sambil menahan perut keroncongan yang tidak diisi dari pagi.

Zanqi sendiri mengambil bekal di dalam tas, lalu dia taruh diatas meja. Tom datang menyambar bekal tersebut sambil membantingnya ke lantai hingga isinya berhamburan.

"Hei!! Apa yang kau lakukan!!" teriak Qonin.

Bạn cũng có thể thích

Jodoh! Masa Gitu?

Heningtyas Permata Hati (17) seorang gadis desa yang polos tapi bar bar, dalam hidupnya hanya ada satu tujuan, menikah dengan anak juragan tanah yang gantengnya mirip aktor Bolywood kesayangannya. Di sela menjalani hari dengan tujuan hidup yang tak tergoyahkan, nasib buruk menghampirinya, seorang pemuda tampan dari kota (Anggara Yuda Pradipta, 18) datang dan tinggal di rumahnya dengan alasan yang tidak jelas. Orangtuanya pun tak bisa memberi jawaban yang memuaskan. Pemuda itu memiliki kepribadian ganda menurut Hening, kadang dingin kaya kulkas khusus es batu, kadang panas kaya api neraka. Dan jangan tanyakan tingkat ketajaman lidahnya, kalo udah ngomong nyakitin sampe ubun-ubun bayi baru lahir. Nasib buruk Hening tak sampai di situ, setiap hari pemuda itu menjadi sumber masalahnya, dimana dia tak bisa lagi khusyuk berdo'a untuk meminta pada Tuhan agar anak juragan tanah itu menjadi jodohnya. Sial! "EHHH ... MONYET! ANGKAT KAKI DARI RUMAHKU!!!" Dengan angkuh Dipta berkata, "ngusir gue? Nggak sadar diri! Gubuk reot lo ini berdiri di atas tanah kakek gue! Kalo ada yang harus angkat kaki, itu lo!" Mulut Hening menganga sampe hampir jatuh ke lantai, baru tekatup saat mendengar pintu kamar di banting dengan kuat. "Ya Tuhan! Apa salah dan dosaku!!" Jerit Hening yang di sambut tendangan maut dari dalam pintu kamar. Jantungnya hampir copot di buat cowok gila itu. Keselnya bukan main si Hening. Bagaimana nasib Hening selanjutnya? Bisakah dia mempertahankan tujuan hidupnya? Sementara Anggara Yuda Pradipta terus mengusik jiwa dan raganya. Dan apakah penyebab Anggara Yuda Pradipta berakhir di rumahnya? Ikuti kisah mereka dalam novel 'Jodoh! Masa Gitu?' Yakin bakal di buat ngakak dan baper parah. Dan yang paling penting, kalian bakal menemukan banyak rahasia dalam kisah mereka. Baca juga novelku yang lain ya. 1. Annaya dan Takdirnya. (700 views dan 900 colection) 2. Pernikahan Sementara. (2M views dan 8,6k colection)

Ardhaharyani_9027 · Thiếu niên
Không đủ số lượng người đọc
347 Chs

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Thiếu niên
5.0
268 Chs
Mục lục
Âm lượng 1

số lượng người đọc

  • Đánh giá xếp hạng tổng thể
  • Chất lượng bài viết
  • Cập nhật độ ổn định
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới
Các đánh giá
đã thích
Mới nhất

HỖ TRỢ