webnovel

Choice Lover

Tác giả: Novita_Adha
Thành thị
Đang thực hiện · 56.2K Lượt xem
  • 204 ch
    Nội dung
  • 5.0
    26 số lượng người đọc
  • NO.200+
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Meysa berusaha menerima perjodohan demi membalas budi pada orangtuanya. Menikah dengan duda beranak dua. Akan tetapi anak tiri tak menyukainya dan mantan istri selalu mengusik hidup mereka. Seiring berjalannya waktu, rasa suka dan sayang tumbuh di antara mereka berdua. Dan berencana dalam waktu dekat ini akan melangsungkan pernikahan. Segala cara di upaya sang mantan untuk menggagalkan pernikahan mereka. Mulai dari menghasut kedua anaknya agar membenci calon ibu sambung mereka. Lalu memfitnah Meysa saat bekerja di kantor suaminya dengan sebutan pelakor. Hingga menyuruh orang untuk mencelakakan penghulu, agar pernikahan mereka gagal. Akankan semua usaha sang mantan membuahkan hasil? Ikuti terus kisah cinta Meysa dan Harry hingga selesai. Untuk pembaca setia, jangan lupa tinggalkan like, komen serta ratenya ya. silakan mampir di ceritaku yang lainnya 1. The Wound in my heart 2. It's my dream

Thẻ
4 thẻ
Chapter 1Dilema

Bab 1

Meysa berusaha menerima perjodohan ini. Sebagai baktinya kepada orangtua yang telah membesarkan dan mendidiknya. Akan tetapi bisakah dia membuka hati untuk mencintai jodoh pilihan orangtuanya. Bisakah anak tiri menerima kehadirannya. Serta mantan istri yang sering mengusik hidup mereka.

*******

"Pa ... Ma! Meysa berangkat kuliah ya," ucapnya terburu-buru sambil mencium punggung tangan kedua orangtuanya.

"Hmm ... pasti kesiangan lagi, belakangan ini Meysa sering tidur larut malam demi menyelesaikan tulisan skripsinya," jelas Mama ke Papa.

Papa menyudahi sarapannya. Diam sambil tertegun memikirkan sesuatu. Akhir-akhir ini

terlihat perubahan di dirinya. Tubuhnya yang mulai ringkih termakan usia, kulit mulai keriput, rambut pun sudah banyak di tumbuhi uban, pertanda usia telah memasuki senja.

"Boleh aku berbicara sesuatu," ucap Papa.

"Ada apa kelihatannya serius amat?" tanya Mama.

"Aku berniat menjodohkan anak kita dengan anak temanku, namanya Harry.

Ia menjabat sebagai manajer di perusahaan orangtuanya.

"Apa Meysia bersedia menerima ide kamu, Pa?" tanya Mama

"Kita tidak ada pilihan lagi, bila anak kita mau di jodohkan maka biaya kuliahnya akan terselamatkan. Hutang ku ke orangtua Harry akan lunas," jelas si Papa sambil menerawang menatap langit dapur.

Sudah setahun belakangan ini, usaha yang di kelola Papa Meysa mengalami kemunduran. Biaya hidup semakin meningkat. Sudah tidak cukup untuk membiayai empat orang di dalam rumah ini, ada Papa, Mama, Meysa, dan seorang adik lelakinya yang bernama Kiki yang masih SMA. Satu mobil sudah terjual, sertifikat rumah sudah tergadai. Tinggallah satu sepeda motor yang di pakai Meysa untuk transport kuliahnya. Adiknya menggunakan angkot karena sekolahnya tidak begitu jauh dari rumah mereka.

*******

Saat ini Meysa tengah mempersiapkan kelulusannya. Tekadnya untuk jadi Sarjana Manajemen harus segera terwujud. Untuk mendapat penghasilan Ia nyambi berbisnis online. Menjual baju, sepatu, tas, kosmetik apasaja yang  diinginkan temen kuliah atau pelanggannya di medsos, pasti bisa di orderkannya. Hampir setiap hari waktunya di sibukkan dengan buku-buku tebal, dan mesin printer. Soal lelah, sudah pastilah ... demi membahagiakan kedua orangtua dan membantu biaya kuliah dan sekolah adiknya, Ia rela melakukan itu semua.

Sembari menunggu dosen di samping kantor, Ia mengingat semua perjuangan untuk sampai di tahap ini. Kampus ini banyak menyimpan kisah cintanya. Kekasihnya yang pergi menghilang tanpa kabar. Belakangan di ketahui sudah balikan dengan mantannya.

Untuk apa mempertahankan lelaki yang tak serius mencintainya. Tapi ya sudahlah ... jodoh sudah di atur Tuhan. Ia lebih memikirkan kondisi Papanya.

Belakangan ini Ia melihat Papa sering sakit, jarang membuka usahanya. Padahal toko busana itu lah satu-satunya penghasilan keluarga ini. Mama hanya seorang ibu rumahtangga. Tak terasa lamunanku di kaget kan oleh suara orang yang belakangan ini sering ku kejar dimana pun berada.

Ya ... Bu Devi sedang mengomel dan melotot hampir lompat tuh biji mata, melihat ke arahku.

"Hey ... dari tadi di panggil kok tidak menyahut?" seru Bu Dosen sambil berkacak pinggang di depanku.

"Habisnya dari tadi di tungguin, Ibu tidak keliatan. Saya tanya kebagian admin kantor, di suruh tunggu saja.

Orang penting susah di ajak ketemu, kalah Ibu Pejabat," ledekku.

"Mana tugas skripsi kamu, biar saya koreksi. Waktu saya tidak banyak!"

Sombong amattt, batinku dalam hati.

Sembari menyodorkan makalah ke meja Bu Dosen.

Kelihatan Bu Dosen membolak-balik kan kertas sambil mengernyitkan dahinya, mencoret beberapa tulisan di makalahku.

"Saya beri waktu tiga hari untuk meralat tulisan itu ya, kabari saya kalau sudah selesai!" perintahnya. Sambil meletakkan begitu saja berkas di atas meja, Ia pun berlalu dari pandanganku meninggalkan aroma parfum nya yang kadang harum, kadang anyep tercium di hidungku yang bangir ini.

Aku melihat coretan di makalah tadi.

Duh ... Tuhan, padahal susah payah aku melakukan riset ke kantor itu, masak harus balik lagi kesana, mana karyawannya pada jutek lagi. Aku memijat dahi untuk menghilangkan pusing di kepala ini.

Sambil berjalan menyusuri parkiran, mata ku jelalatan kesana kemari mencari sepeda motor milikku.

Loh ... kok tidak ada, biasa ku parkir kan di bawah pohon dekat pos sekuriti. Keringat mulai bercucuran, cuaca panas terik lagi.

"Mey ... nyari apa sih, kok muka mu pucat begitu, berkeringat lagi?" tanya farah si sohib baik hati.

"Duh, bantuin yuk nyari sepeda motorku!" pintaku semakin panik.

"Sebentar ya." Farah berlalu meninggalkanku

Sambil merogoh, aku cari kunci kontak di dalam tas ini. Buku dan berkas semua ku keluarkan. Kunci yang di cari tidak ketemu juga.  Aku menengadahkan wajah ke langit. Matahari serasa di atas kepala, menyilaukan mata yang mulai berair. Aku terduduk di bawah pohon rindang di sela parkiran ini.

Bagaimana kalau sepeda motor itu hilang. Apa yang akan ku katakan kepada orangtuaku. Hanya itu satu-satunya kendaraan yang kami punya. Aku menyeka airmata yang mengalir di pipi, pikiranku kalut.

Dari jauh kelihatan Farah berjalan berbarengan dengan Sekuriti kampus. Aku beranjak dari duduk dan menyeka airmata sekali lagi.

"Sudah, jangan menangis," ucap Farah sambil memelukku. Ku lihat dia senyum sambil melirik Sekuriti di sebelahnya.

"Lain kali jangan ceroboh lagi ya Non.

Kunci kontaknya di cabut jangan di gantung begitu saja. Bahaya lo!" ucap sekuriti sambil menyerahkan kunci kontak ke tanganku.

Ternyata ketika aku terburu-buru mengejar Bu Dosen tadi pagi, kunci kontak lupa ku cabut.  Seperti biasa setelah mahasiswa masuk semua, Sekuriti wajib keliling melakukan patroli di pelataran parkiran. Kelihatan ada kunci kontak sepeda motor yang masih tergantung. Tidak tahu kepunyaan siapa, lalu sekuriti mendorongnya ke pos penjagaan.

Aku mengucapkan terima kasih berkali-kali ke Sekuriti, sambil memeluk Farah sahabatku.

"Loh, seharusnya saya dong yang di peluk, Non! Kan saya yang nemuin sepeda motornya!" protes Sekuriti itu sambil cengengesan mengedipkan mata ke arah Kami.

"Oh, peluknya dalam hati saja ya Pak," ejekku sambil menstater sepeda motor.

Hmm ... si sekuriti menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sambil berlalu.

"Selesai ini kamu hendak kemana Mey?" tanya Farah.

"Aku harus pulang Far, hendak memeriksa berkas ini. Makalahku banyak yang salah. Bu Dosen hanya memberi waktu singkat untuk memperbaikinya," jelas ku.

"Oke lah, sampai ketemu besok ya," ucap kami hampir berbarengan.

*******

Tak terasa hari telah sore ...

Alhamdulillah, sampai juga di rumah.

"Assalamualaikum Ma!" ucapku.

Koq sepi rumah ini, pada kemana ya.

"Maaa, Maaa!" panggilku. Tidak ada juga sahutan dari dalam rumah.

"Mbak Mey, ini kunci rumahnya! Tadi di titip ke Saya. Papa mbak Mey tiba-tiba pingsan, jadi dibawalah oleh Mama ke Rumah Sakit menggunakan taksi," jelas Bu Lili tetangga sebelah rumah.

"Oh, terima kasih ya Bu," 

"Iya, sama-sama Mbak Mey," ucap Bu Lili sambil berlalu.

Aku lalu mengambil hape, dan menelfon Mama. Panggilan ku tersambung, setelah mendapatkan alamat Rumah sakitnya. Aku langsung tancap gas kesana.

*******

 Sesampainya di Rumah Sakit.

"Assalamualaikum Ma!"

"Waalaikumsalam!" Mama membuka pintu.

Langsung ku peluk wanita separuh baya ini, keliatan matanya sembab habis menangis.

"Apa yang terjadi, bagaimana keadaan Papa, Ma?"  tanya ku dengan panik.

Sambil menghela nafas berat, Mama menjelaskan bahwa kondisi Papa drop, hingga pingsan, karena banyak fikiran.

Aku terdiam membisu mendengarkan ucapan Mama.

Ma ... Maaa,  terdengar suara Papa memanggil."

Ia mulai siuman, sambil membuka mata melihat sekelilingnya. Mungkin mendengar suara berisik ku, langsung mengembalikan kesadarannya.

"Papaaa ... apa yang di rasakan sekarang?" ucapku sambil memeluk dan merebahkan kepala di sampingnya.

Sepertinya Papa hendak membicarakan sesuatu, tapi kelihatan ragu untuk memulainya. Lalu Mama menengahi, menjelaskan perlahan maksud Mereka untuk menjodohkan Aku dengan anak koleganya.

Aku diam terpaku, sambil duduk bersandar di dinding kamar. Apa mungkin aku menikah dengan orang yang tak ku kenal, dan belum mencintainya. Tapi bagaimana dengan biaya kuliah. Tabunganku telah terpakai untuk modal jualan online. Seribu pertanyaan berkecamuk di dalam kepala ini.

Bersambung ....

Bạn cũng có thể thích

Satu Malam Liar

Lucinda Perry, seorang penyendiri sosial dan pekerja keras, berjanji pada dirinya sendiri untuk benar-benar menggila di ulang tahunnya yang ke-25 dan bahkan mencetak one night stand jika ia mendapatkan promosi yang sudah lama ditunggu di pekerjaannya. Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dia dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dan tidak hanya itu, tapi ke kantor pusat di kota yang berbeda. Harus menghabiskan malam ulang tahunnya di kota baru, dia pergi ke klub di mana dia bertemu dengan orang asing tampan, Thomas Hank, yang menawarkan diri untuk menjadi one night stand-nya setelah melihat daftar berani-melakukannya, yang termasuk memiliki satu malam berdiri. Thomas Hank, setelah digunakan oleh beberapa wanita di masa lalu, bertekad untuk mendapatkan wanita impiannya yang akan mencintainya untuk dirinya sendiri dan bukan karena kekayaannya. Jadi ketika dia bertemu Lucinda Perry yang imut dan polos di klub, dia memutuskan untuk menjaga identitas aslinya dari dia dan mencari tahu apakah dia layak untuk dia pertahankan. ***Excerpt*** Apa yang lebih menghibur daripada sisi karakter yang gila? Katakan halo pada Sonia dan Bryan. Jantung Sonia berhenti berdetak sebentar, lalu berbagai pemikiran mulai berterbangan di kepalanya pada saat yang sama. Bryan Hank? Idola selebriti yang dia naksir sedang berlutut tepat di depannya dan memintanya untuk menjadi istrinya? Apakah dia salah mengira dia dengan orang lain? Apakah mungkin ini adalah lelucon, atau mungkin ini seperti salah satu lelucon selebriti dan ada kamera-kamera di sekitar, menunggu untuk merekam dia membuat dirinya tampak bodoh? Atau mungkin dia sedang bermimpi? Sonia bertanya-tanya sambil melihat-lihat sekitar mereka, tetapi yang dia lihat hanyalah penonton yang penasaran. "Tolong! Jadilah istriku dan buat aku menjadi pria paling bahagia di Bumi," katanya dengan suara keras yang menarik perhatian semua orang. Editornya yang telah ditunggunya selama lebih dari satu jam karena dia mencoba menandatangani kesepakatan dengan produser film yang tertarik dengan salah satu ceritanya, muncul saat itu juga, "Sonia, kamu kenal Bryan Hank?" Tanyanya dengan heran saat melihat adegan di depannya. Sepertinya sudah berjam-jam sejak Bryan berlutut, tapi ternyata baru satu menit. Bryan tahu tidak ada wanita yang cukup gila untuk menerima proposal gila seperti itu, dan bahkan jika ada yang mau menerima, membayarnya dan membatalkan keseluruhan hal tersebut akan mudah karena yang dia inginkan hanyalah skandal yang bisa terjadi dari situ. Judul beritanya mendatang akan tentang proposal pernikahan yang ditolak atau pertunangannya yang dikatakan, yang cukup membuat Sophia lepas dari kaitannya. "Ya!" Jawab Sonia dengan semangat sambil menganggukkan kepalanya dan mengulurkan jarinya agar dia memakaikan cincin pertunangan. "Ya?" Tanya Bryan dengan bingung saat mendengar jawabannya. "Ya! Aku akan menjadi istrimu dan membuatmu menjadi pria paling bahagia di dunia!" Sonia berkata dengan tertawa dan menggerakkan jarinya hingga Bryan memasukkan cincin itu ke jarinya. Secara mengejutkan cincin itu adalah ukuran yang tepat untuknya, dan duduk di jarinya seolah-olah dibuat khusus untuknya. Suara tepuk tangan meledak di sekitar mereka saat Sonia berdiri dengan senyum lebar di wajahnya dan memeluk Bryan sebelum menciumnya tepat di bibir. Bryan sedikit terkejut dengan keberaniannya tapi cepat pulih karena ini adalah permainannya, dan dia harus ikut serta. Dia lah yang mendekatinya terlebih dahulu, bagaimanapun juga. Jadi ketika dia mencoba memutuskan ciuman, dia memegang dagunya dan perlahan menggigit bibir bawahnya sebelum membuka bibirnya dengan lidahnya dan mengisapnya dengan cara yang menggoda, mengeluarkan desahan dari Sonia. Sonia merasa pusing. Ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Itu haruslah mimpi. Bagaimana lagi dia bisa menjelaskan bahwa pada suatu saat dia duduk di lobi hotel menunggu editornya, dan pada saat berikutnya dia bertunangan dengan idola selebriti yang dia naksir dan menciumnya di sini di depan umum?

Miss_Behaviour · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
1010 Chs

Istri Jenius si Miliarder

Dunia Scarlett runtuh ketika dia dicampur obat dan dipaksa menikah dengan janda kaya yang sangat tua, yang memiliki lima anak. Mencoba melarikan diri dari masalah yang nampaknya tidak bisa dihindari, dia menerima tawaran pernikahan kontrak selama satu tahun untuk pria misterius tersebut. Dia berjanji ini akan mengeluarkan dia dari masalah pernikahan yang ditentang dengan paksa. Dia menerima tawaran tersebut. Jika semuanya lancar, dia akan menjadi wanita bebas dan mandiri dalam satu tahun ... Namun, banyak hal yang mengambil giliran yang tak terduga. Pernikahan kontrak membuat kehidupan Scarlett terasa seperti dia sedang menaiki rollercoaster. Campuran kegembiraan dan antusiasme, diteror neraka, dan surganya yang bahagia. Bersiaplah untuk cerita yang menawan yang akan membuat Anda terpikat dari awal hingga akhir, mengurai rahasia enigmatik dari kehidupan Scarlett. ******* Hanya orang gila yang akan menerima tawarannya. Dan sekarang ini, dia tidak termasuk dalam kategori itu. Pikirannya masih waras. "Tolong jangan salah paham. Saya hanya mencoba membantu diri saya sendiri. Dan pada saat yang sama membantu Anda." Scarlett semakin bingung. "Saya tahu masalah saya rumit. Tapi, aku rasa menikah dengan pria yang baru saja kukenal, tanpa cinta, terasa aneh..." katanya. "Ini bukan pernikahan sungguhan, tetapi pernikahan kontrak yang bisa Anda atur untuk keuntungan Anda. Dan juga milikku." Scarlett mendengarkan dengan diam; di dalam hatinya, dia terkejut dan agak bingung. Xander menyilang lengan di atas dada sambil menatap mata Scarlett. Dia melanjutkan, "Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya akan membantu Anda, dan pada saat yang sama, Anda akan membantu saya. Saya tidak perlu menjelaskan apa masalah saya. Tapi, saya menjamin Anda, jika Anda setuju untuk melakukan pernikahan kontrak dengan saya, maka masalah Anda akan terpecahkan. Jadi, apa pendapatmu!?" Scarlett tidak terburu-buru untuk bicara. Dia perlahan mengangkat kepala dan berkata, "Jadi saya bisa memasukkan klausul apa pun yang saya inginkan dalam kontrak?" Pria itu mengangguk, berkata, "Selama itu tidak menyakitiku." Dia menawarkan jabat tangan kepada Xander, "Oke. Kau dapat mengatasi!"

PurpleLight · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
540 Chs
Mục lục
Âm lượng 1

số lượng người đọc

  • Đánh giá xếp hạng tổng thể
  • Chất lượng bài viết
  • Cập nhật độ ổn định
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới
Các đánh giá
đã thích
Mới nhất

HỖ TRỢ