webnovel

kode dari gadis cantik

Arya hendak melanjutkan aksinya akan tetapi dia merasa seseorang menendang kakinya. Dia melirik ke kanan dan melihat seorang gadis cantik seusia nya duduk tepat di samping nya.

Rambutnya mengalir seperti sungai, kulitnya putih dan lentur, Arya belum melihat gadis tersebut akan tetapi dia bisa mengatakan bahwa tingginya setidaknya 1,65 meter, dan sosok nya juga sangat bagus.

Dia adalah gadis yang sangat ideal, dan Arya ingin berbicara dengan gadis tersebut saat dia naik kereta dan mungkin menabraknya sedikit dan mengobrol basa basi untuk mengisi kebosanan ketika perjalanan, namun satu set earphone sederhana di telinga gadis tersebut menghancurkan setiap kesempatan untuk dia memulai percakapan.

Namun, gadis tersebut dengan cemas menatap ke Arya, wajahnya yang cantik penuh dengan ke khawatiran. Dia mencoba mengatakan sesuatu kepada Arya. Tetapi tidak bisa mengatakan secara langsung, dia terus mencoba menyampaikan sesuatu kepada Arya menggunakan matanya.

tentu saja, Arya mengerti apa yang kodekan oleh gadis tersebut agar Arya tidak jatuh pada penipuan mereka, peristiwa itu mungkin tidak relevan baginya, terapi fakta bahwa dia punya hati untuk mempertimbangkan nya sudah cukup untuk sensasi kehangatan untuk Arya dan bisa menyimpulkan bahwa gadis itu adalah orang baik. Bukannya mereka mengatakan bahwa orang di kota sangat dingin.

Dengan itu, Arya memberikan gadis apresiasi, wajah yang cantik memili makna, tetapi jika hatinya menjadi jahat semua poin itu menjadi tidak berarti dan sia-sia. Itu adalah standar penilaian menurut Arya.

Tidak perlu di ragukan Arya tidak membiarkan menjadi sia-sia perhatian kecil yang di berikan gadis itu. Arya sangat bosan sepanjang jalan, dan juga masih merasa jengkel kepala Pak Tua Rafi, dia tidak ada membiarkan kesempatan seperti itu berlalu dengan sendiri nya sebelum dia bisa menghibur diri.

"Tapi hanya punya empat puluh sembilan ribu disini." Arya memasang wajah polos yang mudah di tipu dengan kebohongan, akan tetapi itu memang semua uang yang ada di dalam tasnya.

Para penipu tersebut masih memasang wajah cemberut mereka, akan tetapi Arya mengatakan kalau dia memiliki empat puluh sembilan ribu hati mereka sudah menyala dengan kebahagiaan. "Empat puluh sembilan ribu? Bagaimana cara kita membaginya?"

Coba kita lihat dulu, empat puluh ribu di bagi dua menjadi dua puluh empat ribu lima ratus" Pria yang berambut keriting mulai menghitung nya.

"Dua puluh empat ribu lima ratus ya? Itu tidak buruk, aku kira akan bisa mentolerir dengan jumlah yang segitu, kamu bagaimana?" Pria berwajah berbintik-bintik itu bertanya kepada pria yang berambut keriting setelah memikirkan nya sejenak.

"Baik, jika kamu setuju dengan jumlah segitu." Pria berambut keriting itu mengangguk sebagai jawaban. "Nak mana uangnya?"

Arya membuka tas nya, mengeluarkan sebuah paket kecil yang di bungkus dengan koran. Dia melanjutkan dengan perlahan mengupas kemasan sebelum menyerahkan lima bundel uang tunai kepada ke dua pria itu.

"Di sana ada uang empat puluh sembilan ribu, silahkan hitung jumlahnya." Arya melanjutkan sambil mempertahankan wajah polos yg mudah di tipu. "Bisakah aku mendapatkan tab nya sekarang?"

Uang itu adalah uang sakunya untuk tahun-tahun yang akan dia habiskan selama menjalani misi. Arya sudah memprediksi bawa Pak Tua Rafi sudah mendapatkan untuk dirinya sendiri untuk beberapa tahun kedepan. Jika dia benar-benar mengantongi pendapatan misi yang telah Arya selesai kan selama ini. Ambillah contoh misi pembunuhan di Afrika misalnya, setidaknya ada beberapa ratus ribu untuk hal semacam itu sebagai standar, bukan kah seharusnya seperti itu?.

Namun lelaki tua itu menyuruhnya menggunakan uang itu dengan hemat. Mengklaim bahwa itu adalah seluruh tabungannya Arya. Pak tua itu menyembunyikan nya dengan sangat baik. Bahkan sebelum menyerahkan nya kepada Arya sebelum Arya berangkat.

Arya tidak tau harus mengatakan apa. Apakah lelaki tua itu beneran miskin atau apakah lelaki tua itu hanya berpura-pura? Sejujurnya itu tidak nampak palsu, dan bahkan hidup lelaki tua itu tidak berbeda dengan kehidupan nya Arya, mungkin saja Arya yang terlalu mengharapkan terlalu tinggi pembayaran misi.

"Tentu, tentu saja." Pria yang berwajah berbintik-bintik dan pria yang berambut keriting membagi uang seperti srigala yang kelaparan sebelum menyerahkan tab tersebut kepada Arya.

Arya memegang dengan hari-hati tersebut seolah-olah itu adalah harta Karun yang tidak ingin dia hilangkan.

Gadis cantik di samping nya hanya bisa menghela nafas pada saat itu, dia berpikir setidaknya dia sudah mencoba memperingati nya dan sudah terlanjur di lakukan, dia melihat sekali lagi ke wajah Arya yang sangat bersemangat, dia tidak tau harus mengatakan apa.

Penipuan itu sudah selesai, dan para penipu tersebut duduk kembali di kursi mereka masing-masing, seolah-olah mereka sangat tenang dan sunyi. Mereka berprilaku seolah-olah mereka tidak saling mengenal.

Gadis cantik itu tidak lagi memandangi Arya, karna dia sudah tidak lagi berminat, dia kembali bersandar di jendela dan memakai kembali earphone nya.

"Kami tiba di stasiun Songshan, semua penumpang mohon bersiap untuk keluar, kereta akan berhenti selamat lima belas menit." Arya sudah mulai bersiap-siap segera setelah mendengar pengumuman tersebut.

Dia tidak berharap Gadis itu melakukan hal yang sama seperti Arya dan kemudian Arya berhenti, dan Gadis itu pun berhenti. Arya mengkonfirmasi bahwa tebakannya benar.

Arya melihat lingkungan setelah dia turun dari kereta itu, dia melihat gedung pencakar langit memenuhi langit, mengubah pemandangan yang sangat berbeda ketika dia mengunjungi sepeuluh tahun yang lalu.

"Tunggu" Suara gadis itu terdengar di belakang Arya.

"Ada apa?" Arya tidak berpikir bahwa itu adalah kasus cinta pada pandangan pertama, meskipun dia melakukan senyuman dengan wajah yang tampan. Penampilan nya sama sekali tidak berguna dengan pakaian yang sangat jelek yang sekarang sedang di pakainya, singlet putih menjadi kuning berlumpur dan ketika melihat nya semua orang langsung mengira kalau dia adalah petani yang handal.

"Kamu tidak berencana menukarkan kan tiket itu dengan uang kan?" Gadis itu tidak ramah ketika berbicara, jelas masih kesal kepada Arya karena mengabaikan dia sebelumnya di kereta.

"Oh ini?" Arya mengeluarkan tab dari sakunya dan langsung membuangnya di pinggir jalan.

"Apa yang kamu lakukan...?" Mata gadia itu membelalak tidak percaya saat dia mengarahkan jarinya ke Arya, dan bertanya "Kenapa kamu membuangnya?"

"Ya" Arya mengangguk. "Lagi pula itu kan palsu."

"Kamu tahu kalau itu palsu?" Gadis itu menjadi semakin bingung, apa yang salah dengan pria ini? Dia membayarkan dengan uangnya yang sesuatu itu dia tau kalau itu palsu? Apakah dia bodoh? Apakah dia gila? Dari apa yang bisa di lihatnya, Arya tidak tampak seperti orang kaya untuk mendapatkan para penipu hanya untuk bersenang-senang.