webnovel

Hari Pertama sekolah

Pagi seperti biasa mengawali hari tuk menghadapi hari yang melelahkan. lelah sungguh leleh. Awal dari minggu adalah hari Senin, hari yang dibenci semua insan pelajar. harus berangkat pagi panas-panasan dibawah matahari hanya sekedar mendengarkan ceramah panjang x lebar x tinggi dari pembina upacara.

"ISTIRAHAT DITEMPAT GRAK!" teriak pemimpin upacara, membuat semua peserta upacara mematuhinya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu...

.....semoga amanat ini bermanfaat, cukup sekian selamat pagi" pembina upacara mengakhiri amanat yang amat panjang.

upacara berjalan lancar sampai pembubaran peserta upacara. berhamburan menuju kelas masing-masing menimbulkan kegaduhan.

"Ndin, lu mau ke kantin nggk?" tanya gadis berambut ikal panjang yang kini menatap gadis sebelahnya, yang merasa namanya dipanggil menoleh.

"Apa?" gadis yang berambut sebahu itu menoleh.

"dari tadi lu nggk ndengerin gua?"

sambil cengesan Andin menjawab" eh itu.. sorry"

" lu suka banget ngelamun, apa lu putus ya ama Daniel? atau galau"

"nggk, lu doa in gua putus ya? teman macam apa lu?" gadis yang sedang membuka buku menoleh ngintimidasi teman sebangku nya.

"lu seuzon muluk .nggk baik loh"

" Tapi, dari penglihatan gua lu lagi renggang ya" imbuhnya, takut-takut membuat teman sebangku nya marah.

"udah dari dulu kalik" Andin berdiri dan menjauh dari Maya. Maya tau itu ia langsung menyusul tanpa aba-aba.

"tungguin woy!"

***

lorong kelas ramai dipenuhi gerombolan orang menunggu bel pelajaran. tapi gosip yang baru beredar bahwa hari ini ada free kelas.

"woy, bro..ke kantin yok!" teriak Budi membuat teman-teman nya kompak menoleh ke laki-laki berperawakan tinggi itu.

"" nggk usah, teriak kalik kita nggk budek" ucap Arjun yang terganggu oleh suara Budi yang mengelegar.

"sut..sut... bos ada cewek lu tuh" Geren menyikut lengan laki-laki yang berdiri disampingnya.

"Hay, neng gelis. mau apel in si bos ya" goda Budi yang selalu menggoda.

"Eh, tau aja lu But" arah pandang Andin memandang lurus ke Daniel yang hanya memandang balik. "apa" isyarat yang diberikan dari pandangan itu.

"Udah makan belom?, kalau belom yuk ke kantin bareng" Andin tersenyum manis yang mampu membuat siapa pun terpukau.

"aduh neng jangan buat Mama's meleleh atuh" suara Budi lagi yang mengoda.

"Pala lu mau peang?" timpal Arjun.

"ati-ati Niel, nanti lu bisa ketikung nih. kan lu tau playboy ya tetep playboy" Geren bersuara setelah diamnya, terpukau dengan Maya yang sedari tadi berdiri dibelakang Andin.

semuanya tertawa tapi, kecuali Daniel ya digaris bawahi Daniel. seorang ketua OSIS tampan, pinter, jago basket ditambah dia punya badan atletis. membuatnya menjadi orang yang dikagumi semua kaum, bahkan menjadi idaman kaum hawa yang membuat sesama Adam iri.

Andin adalah gadis beruntung yang mampu membuat pangeran mereka jatuh cinta kepadanya, mungkin kalau benar jatuh cinta.

karena dari awal pacaran sampai 4 bulan berjalan Andin tak merasakan perhatian, boro-boro perhatian tegur sapa atau sekedar chat aja jarang bahkan tak pernah. sekalipun chat pasti Andin yang memulai lebih duku. menurut kalian bagai mana? harus bahagia atau berduka. untung Andin benar-benar cinta kalau nggk udah putus dari kemarin.

Andin mengelak nafas, sikap manisnya mungkin tak berpengaruhi hati batu Daniel.

"Ya, udahlah kalau nggk mau...aku mau ke kantin dulu. by" Andin melangkah menjauh sambil melampaikan tangan.

"Ndin, lu apa-apa sih" bisik Maya yang membuat Andin menghentikan aktivitas nya.

"kenapa?"

"kenapa? lu tanya kenapa? lu itu polos atau beloon." Andin terkejut dengan kata-kata yang Maya lontarkan.

"bukan bermaksud Ndin, sorry. tapi gua selaku sahabat lu gua nggk rela lu cuma diperalat Ama tu Daniel, lu sadar nggk sih sikapnya itu nggk mengadakan lu padahal jelas-jelas lu ada didepan nya." mereka sudah menjauh dari 4 laki-laki tadi.

"ya yang namanya cinta, nggk bisa dilarang" Andin duduk dibangku kantin sedampainnya di kantin.

Maya mengkikuti Andin duduk." Tapi Ndin, gua nggk rela lu di gituin"

"udahlah, May...lu mau pesen apa biar gua yang mesenin" Maya mengalah, ia tahu betul Andin meski mereka belum kenal lama seperti di novel-novel yang ia baca tapi, dalam waktu kurang dari setahun ia sudah tahu Andin bagaimana.

Disudut kantin ada yang memperhatikan mereka dengan seksama dan mendengar jelas apa yang mereka bicarakan.

***

votmen dong, jgn diem Baek:v