webnovel

1 Kedatangan Di Bumi

Tiba-tiba ia tiada di tempat semulanya. Asap yang membumbung tinggi berangsur menghilang tertiup angin. Mereka semua yang berada di lokasi pohon portal ajaib itu bertanya-tanya kemana perginya keluarga mereka? hilang sama sekali tak ada tanda, ia dan kekuatannya tak bersisa. Barrelion terlihat bermuram durja dan diliputi penyesalan tak terkira dikarenakan ia tak punya banyak informasi mengenai Pohon portal ajaib itu. Kekuatan apa yang ia timbulkan dan membawa pergi kemana Putranya itu?.

Ketakutannya benar-benar terjadi, sang putra (Girleon) telah pergi tak tahu bisa kembali atau tidak. Semua berusaha mencari dan mengorek informasi sampai dapat tentang seluk beluk pohon portal ajaib itu beserta sisi positif dan negatifnya. Kerajaan Alien di planet Zuxiver gempar seketika dan mengerahkan segala kekuatan adidayanya untuk mencari sang putra tercinta mulai dari pelosok hingga penjuru Wilayah planet.

*****

Langit yang cerah tampak di mata setiap manusia berbanding terbalik dengan keadaan di bumi, beberapa negara ini yang dipenuhi genjatan senjata, erangan dan teriakan para korban berjatuhan setiap saat setiap waktu, deru tembakan di semua arah, bom-bom besar yang berjatuhan tak ada ampun menghujam tanah-tanah tak berdosa, Bangunan yang telah hancur itu pun makin luluh lantah tak bersisa menebar ketakutan yang berkepanjangan tak berujung dimana.

Muncul dari tengah langit sebuah black hole besar dikelilingi dengan asap tebal, seorang makhluk terjatuh dan keluar dari black hole tersebut, dia ... Makhluk brambut gimbal, dengan dikelilingi tentakel-tentakel panjang, bermata merah dengan taring pada setiap giginya, Girleon yang bertransmisi menembus lorong waktu. Dia pergi ke bumi modern ini. meninggalkan planetnya dimana ia hidup selama ini. Sayangnya ia muncul dan terjatuh ditempat yang tidak tepat, di tengah medan peperangan, tanpa sengaja dirinya terkena berondongan peluru peperangan yang tengah terjadi.

"Boom ... Boom ... Boom!!!"

"ARRRGHHHH!!!" Baru saja dia mendarat dan tidak tahu apa-apa, tiga kali meriam sudah menembak lengan dan kakinya, karena ia tak siap, ia langsung tersungkur bersamaan dengan lenyapnya black hole yang membawanya sebagai mesin waktu menuju Bumi.

Girleon adalah makhluk cerdas yang bisa seketika megubah dirinya menjadi manusia yang dilihatnya. Haya dengan memegang bagian tubuh orang itu. Karena dia terluka parah, maka dia tahu harus berbuat apa. Dia harus merubah wujudnya seperti selayaknya penduduk Bumi yang ia temui ini.

Petugas medis laki-laki yang berada tidak jauh darinya segera sigap mendekati tubuh Girleon yang telah berubah menjadi sosok manusia, dan segera membopongnya bersama dua rekannya untuk mengamankan korban itu lalu dibawa ke base camp pengobatan dimana para perawat dan dokter yang tersisa melakukan semaksimal mungkin untuk para korban perang.

"Dia terkena bom dan tersungkur," lapor dari salah satu perawat yang membawanya tadi.

Airen dan Neraz segera menangani lelaki itu, keduanya adalah gadis yang terlatih dan memiliki keberanian melebihi pria sekalipun. namun ada yang aneh dengan satu korban ini. Kedua gadis itu berpandangan mengernyitkan keningnya. Keduanya seakan memiliki pertanyaan yang sama, kenapa luka yang menganga itu tida mengeluarkan darah warna merah seperti manusia pada umumnya, namun cairan seperti lendir yang terus mengalir berwarna biru tua ada juga yang mendekati warna ungu? Dalam genggaman juga menyimpan seribu tanya, tapi keduanya hanya bertanya-tanya dalam hati saja karena saking panik dan sibuknya harus segera menangani yang lain juga. Mereka lepas pakaian tebal bertumpuk itu untuk mencoba mengambil memberi pertolongan kepada pria dengan rambut gondrong ini.

"Dok, mumpung orangnya pingsan segera kita tangani dok," ucap suster disitu.

Dua suster dan satu dokter menangani Girleon dengan cepat dan segera memberi perban untuk lukanya. Ia ditinggalkan karena harus merawat yang lainnya lagi.

Seorag suster masih memendam tanya dalam bathinnya, orang dari manakah itu? Karena dari cairan tubuhnya itu bukan darah. Kebanyakan makan apa orang ini? Pikir Airen, dan kulitnya sangat berbeda dengan orang-orang di negaranya. Di sentuh sangat licin bak ketumpahan minyak saja.

tak lama Girleon tiba-tiba siuman dan terbatuk-batuk berusaha membuka matanya. Airen segera bergegas kesana mengantarkan obat untuk diminumnya.

"Dimana aku? Siapa kamu? Augh!! kenapa aku?!" Girleon keheranan dan memegang lukanya dan merasa kesakitan di bagian tubuhya.

"Minumlah obat ini dulu, justru aku yang tanya, dengan kamu siapa dan darimana?" tukas Airen sambil duduk memberikan ia obat.

"Aku dari Planet Zuxiver. Aku terakhir menubrukkan diri ke Pohon yang diken sebagai pohon waktu dan benar saja, aku menembus lorong waktu." Penjalasan Girleon terdengar agak menggelitik Airen.

"Istirahatlah, agar obat itu bekerja maksimal," perintah Airen karena menyangka orang itu sedang lupa atau hilang ingatan sementara.

"Katakan aku kenapa? Dan aku terseret pada tahun berapa?" teriak Girleon. keheranan dengan tampilan orang-orang yang ada di sekitarnya..

"Aneh, lengan dan tangan kamu yang terkena bom, kepalamu tidak apa-apa saya rasa. sekarang tahun 2021. Kamu di negara Rivalus sekarang." Airen segera berlalu dari pria itu.

"Kenapa banyak orang yang terluka parah? Dan berjatuhan tersiksa begini? Dimana Pemimpinmu? Apa tidak bisa berbuat apa-apa?" tambahnya makin keheranan.

"Sekarang tidak ada Pemimpin, yang ada adalah berjuang masing-masing. Sekarang sedang ada perang dunia ke III, sudah jutaan orang orang yang meninggal dunia, sudahlah itu semua tak penting, sepertinya kamu sedikit tidak nyambung ya?" cerocos Airen bersungut-sungut.

Girleon bangkit dari baringnya, dia duduk lalu bertapa. Angin seketika datang sedikit mengguncang tempat persembunyiannya, banyak barang-barang terbang dan semua orang segera berpegangan, begitu juga Airen panik dan makin bertanya-tanya melihat pria aneh itu.

"Dukun kah dia? Tapi darimana asalnya"

"AUGHHH!!!" erangnya, sepertinya ia tidak bisa maksimal melakukan meditasi dan proses penyembuhan diri sendiri karena kekuatan Girleon adalah di tangannya, sedang kedua lengannya terluka.

Jadi ia harus menunggu sembuh, sedikit demi sedikit ia bisa memulihkan diri sendiri meskipun tidak bisa maksimal, setidaknya berkurang.

Dia berjalan dan mendekat kepada Airen da Neraz. sedangkan suster dan dokter menangani korban lain yang terluka juga.

"Kasian sekali keadaan Negerimu, sayang sekali aku tak bisa apa-apa, kalau aku bisa kembali ke planetku akan aku minta bala bantuan penduduk sana untuk menyelesaikan semua ini." Girleon berusaha menyentuh luka korban sambil berkomat kamit mantra, Airen membiarkannya saja dan melihat dengan pandangan tak percaya.

Korban luka yang tadinya mengerang berteriak dengan kencang karena kesakitan. berangsur memelankan suaranya. Seakan sakitnya berkurang oleh sentuhannya. Siapa dia?! bathinnya sambil tak melepaskan pandangannya sama sekali.

"Biarkan aku membantumu semampuku, meskipun tak banyak. Esok aku mungkin sedikit pulih, aku bisa coba mengirim angin untuk mencoba melawan mereka." Ucapan Girleon terdengar sangat konyol dan tak masuk logika, namun ia menatap nyata! satu persatu korban yang di datanginya dan disentuhnya berangsur memelankan suaranya dan tampak wajah mereka sedikit tenang.

Chương tiếp theo