webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
114 Chs

Chapter 65

Kaito

"Apa?!"

"Aku tau ... tapi aku tak tau harus bagaimana lagi ... habis nya mimpi ini ...", ucap ku setelah melihat wajah Ame yang memerah karena kata kata ku.

"Mimpi?, a-aku gak tau apa yang senpai maksud tapi ... maaf aku belum mau pacaran", kata Ame melepas genggaman tangan ku lalu membungkuk kan badan nya.

"Aku tau ... dan aku gak minta kamu jadi pacar ku ... karena aku tau semua nya ... kau ... kau akan ...", ucap ku dengan air mata yang mulai jatuh ke pasir pantai.

"Ya-ya sudah senpai ... aku pulang dulu ...", ujar nya pamit dengan wajah gugup nya lalu membalik badan dan mulai melangkah.

"Ame ... tolong ... disini dulu lebih lama ... kumohon ...", ucap ku memohon sembari menarik tangan nya.

"Kenapa?! ... kenapa senpai bisa tau?! ... senpai tau kan? ... aku akan segera mati?!", teriak Ame monoleh ke arah ku dengan air mata yang sudah mengalir di pipi nya.

Apa?!

"Aku ... aku minta maaf ...", kata ku dengan kepala yang menunduk seraya melepaskan genggaman tangan ku.

"Senpai ... permintaan ku ternyata dikabulkan ... senpai datang dari masa depan kan?", ujar Ame mengusap air mata nya dengan punggung tangan.

"Eh?!, apa maksud mu?", tanya ku terkejut dan bingung.

"Senpai ... kamu dibawa malaikat mimpi ke sini kan? ... aku sengaja berdoa agar senpai dapat bertemu dengan ku lagi suatu saat nanti ... aku tau ... setelah kematian ku ... senpai pasti merasa sangat kehilangan, hari ini ... walau besok aku tak mengingat nya ... tapi ... hari ini akan menjadi kenangan terindah dalam hidup ku", kata Ame berusaha menahan air mata nya yang ingin keluar.

"Apa maksud mu hari ini bukan mimpi?", tanya ku terkejut mendengar kata kata nya.

"Iya"

"Jadi ... aku benar benar menyatakan perasaan ku pada mu?", lanjut ku bertanya.

"Hmm ... aku benar benar mendengar nya senpai", ujar nya sembari menganggukkan kepala nya.

Apa aku sudah gila?

Mimpi ini makin aneh aja ...

"Eh senpai ... apa senpai bertemu gadis dengan warna rambut yang sama dengan ku di masa depan?", tanya Ame.

He?! warna rambut?

Apa Ai yang dia maksud?

"Kok ... kok bisa tau?", tanya ku bingung.

"Senpai ... kau harus jaga dia ya?, dan kalo senpai janji sama dia harus ditepatin lho, apapun yang terjadi senpai harus bahagia-in dia", pinta Ame.

"Tu-tunggu ... aku masih bingung ... kenapa kau bisa kenal Ai?", lanjut ku bertanya.

"Aku gak bisa jawab sekarang ... sudah saat nya senpai pergi ..."

---------------------

"Kak ... apa kakak sadar?", suara Hanabi yang tiba tiba ku dengar.

Aku pun membuka kedua mata ku dan melirik ke segala arah mencari tahu dimana aku sekarang. Ruangan cat putih dengan lampu terang dan juga bau obat obatan. Tak salah lagi ini rumah sakit. Dan aku melihat Hanabi tersenyum melihat ku membuka mata di samping ku yang sedang terbaring lemas di ranjang.

"Ha-Hanabi ... kok kakak di rumah sakit?", tanya ku lemas.

"Kata dokter minggu lalu ada pendarahan di dalem kepala kakak" jawab Hanabi.

"Ha? minggu lalu?", ucap ku terkejut.

"Kakak lama banget sih tidur nya ... ini udah seminggu sejak kakak masuk rumah sakit loh ... dan juga kakak udah di operasi", jelas Hanabi.

"Tu-tunggu ... operasi?!", ucap ku lalu memegang kepalaku dan menyadari kepalaku sudah diperban dengan rapi.

"Dan juga ... temen temen kakak banyak yang ke sini ... kak Mina, kak Raku, temen kakak yang rambut biru sama yang rambut pink itu juga kesini. Oh iya ... guru kakak juga kesini", lanjut Hanabi.

Semua kesini ... tapi dimana Ai?

"Hanabi apa kau nungguin kakak terus?", tanya ku.

"Ya mau gimana lagi? Hanabi kan takut dirumah sendiri ... Hanabi juga libur seminggu nungguin kakak", jawab Hanabi.

"Maaf ya ... kakak selalu ngerepotin ..."

"Ya ... gapapa ... aku malah seneng kok nemenin kakak, EH?! aduh keceplosan ...", ucap Hanabi dengan pipi yang mengeluarkan rona merah seraya menutup mulut nya.

"Iya iya ... gak usah malu gitu ... kakak juga seneng kok ditemenin kamu ...", kata ku laku mengusap kepala Hanabi perlahan.

"Apa seh ... jangan kesenengan gitu juga ...", ujar Hanabi degan wajah malu nya yang khas.

Mimpi barusan kok aneh banget sih?

Ditambah Ame yang tiba tiba kenal Ai ...

Ahh ... pusing aku?!