webnovel

Adventure World

[Tolong Baca Pengumuman Terlebih Dahulu.] Arka hanyalah pria biasa yang berasa di usia dua puluh tahun. Tanpa keluarga, tanpa kekasih, beberapa memori yang hilang, dan dompet yang tipis. Sampai sebuah game yang menggemparkan dunia muncul. Sebuah game yang bahkan dapat mengubah tikus jalanan menduduki tahta di puncak. Adventure World, game VRMMORPG pertama di dunia yang memberikan kebebasan kepada pemain, lebih dari sekadar embel-embel game realistis yang hampir menyamai dunia nyata. Bagi Arka, game ini adalah kesempatan untuk dirinya bisa berdiri sendiri di dunia. Mulai hanya untuk menghasilkan uang, ia akan menjadi pemain yang paling mendominasi. Bahkan dia tidak menyangka, bahwa game ini akan mengungkap rahasia dibalik masa lalunya yang samar.

Al_kapa · Du hí
Không đủ số lượng người đọc
185 Chs

Lv. 31 - Hal Yang Baru

»Mech Ancestor Ancient Lab«

Kzrk!! Boom!!

Zrak!! Boom!!

Baam!! Duar!!

Suara benturan dari besi tumpul dan tajam bergeming memenuhi sebuah ruangan. Satu persatu serangan meluncur, dan meleset mengenai setiap sudut ruangan. Namun, bisa dipastikan kalau tidak ada goresan sama sekali di tempat, seperti tidak pernah terjadi apapun.

"Yang benar saja?! Bukankah seharusnya aku di dalam dungeon?!" teriak seseorang yang napasnya terengah-engah. "Andai saja ada party yang mau menerimaku, ini pasti tidak akan terjadi," lanjutnya mengeluh.

Sosok itu adalah player Elf dengan surai merah bagaikan darah, dan mata biru layaknya dalamnya lautan. Saat ini ia sedang berusaha keras menghindari serangan yang mengarah kepadanya.

Yah ... dentuman yang terdengar sejak awal adalah ulah dari para Mecha atau Robot raksasa yang tengah berusaha menghancurkan player Elf itu.

Dengan tinggi rata-rata 5-6 meter, player itu hanya bisa menghindari serangan yang datang dengan berlari. Walaupun player itu tampak dipermainkan, kesepuluh Robot raksasa itu benar-benar serius ingin menghancurkannya.

Berusaha menghindar dengan memanfaatkan ukuran lawannya, ia terus berputar-putar di sela-sela kaki para robot itu. Walaupun itu terbilang nekat, hanya itulah cara yang bisa ia lakukan.

Melihat dari ukuran ruangannya yang tidak terlalu besar, sangat sulit baginya untuk lolos. Apalagi tidak ada tanda-tanda pintu keluar maupun sebuah cela yang bisa ia lewati tersedia.

"Aaaaagh, aku lelah. Kukira mereka hanya sebuah patung, tapi saat kudekati bola cahaya yang ada di pusat, mereka langsung menggila," pikir player itu saat mengingat penyebab dari kondisinya sekarang.

"Dan juga, apa-apaan quest ini? Bukankah ini tidak masuk akal?"

»Quest dari Machina«

Kau sedang terjebak di sebuah labolatorium yang berisi pengetahuan kuno, maka taklukan tempat itu.

- Tingkat kesulitan: ???

- Batas waktu: ???

- Syarat: Kalahkan para Guardian

- Hadiah: ???

- Konsekuensi: Avatar akan terjebak selamanya

"Lagipula siapa pula itu Machina? Dan apa-apaan dengan tempat ini? Aku ini baru saja bermain satu bulan, bagaimana bisa kau menyuruhku yang berlevel rendah untuk mengalahkan kesepuluh mesin itu?" Banyak pertanyaan yang terngiang di kepalanya, di samping itu pula dia kesal dengan fakta kalau dirinya tidak bisa apa-apa dengan situasinya saat ini.

"Hah ... hah ... hah ...." Dilihat dari kondisinya sosok elf itu telah terpojok pada sisi ruangan.

"Bagaimana ini? Bagaimana ini? Apa yang harus kulakuakan?" batinnya dalam diam, ia bergidik ketakutan dan tak bisa melakukan apapun.

"Ayolah diriku, pikirkan apa alasanmu bermain game ini. Ya, aku hanya ingin mencari kesenangan dan bermain dengan normal. Jadi, gagal bukanlah masalah kan ...." Setelah memikirkan hal tersebut ia kembali lagi diam.

Lalu Robot yang ada di depannya pun mulai mengayunkan senjatanya. Sebuah tombak raksasa melayang tepat ke kepala player Elf itu, dan bisa dipastikan kematiannya.

"Sial! Mana mungkin semudah itu aku menyerah!!" teriaknya lalu melomoat.

Dibandingkan dengan kematian, Hal sebaliknya yang malah terjadi. Player itu berusaha menghindar dengan melompat ke samping di detik-detik terakhir. Saat itu ia juga sadar, saat melihat sesuatu. Yaitu bola cahaya putih yang ada di pusat ruangan.

"Tunggu ... jika kuperhatikan baik-baik, mereka pada awalnya bergerak karena aku mendekati bola cahaya yang ada di pusat ruangan. Dan saat mengejarku, mereka juga berusaha menjauhkanku dari sana. Jadi, tidak salah kan bila kuasumsikan kalau mereka berusaha melindung hal itu," pikirnya saat itu.

"Senjata yang kupunya saat ini hanyalah sebuah dagger. Memang terdengar mudah kalau masalah menyerang target, yang membuat susah adalah melewati kesepuluh mesin ini. Agh ... sial!!" keluhnya sekali lagi.

Setelah berpikir panjang lebar, ia memutuskan untuk menerobos begitu saja. Pada awalnya ia bisa melewati beberaa serangan dengan mudah, seperti taktik awal yang ia lakukan untuk menghindar.

Dan saat ia semakin dekat dengan tujuannya, salah satu tombak Robot itu berhasil mengenai salah satu kakinya.

[ Anggota badan terputus, debuff bleeding di dapatkan ]

"Guh! Sialan," umpatnya.

Walaupun mengeluh, ia masih tetap memaksakan diri dengan merengkak. Karena pergerakan para Robot itu bisa dianggap lumayan lambat.

"Andai saja aku tidak kehabisan MP, aku bisa mempercepat ini dengan skill."

Karena efek bleeding yang ia dapatkan dari lukanya sangat parah, tiap detik HP miliknya turun dengan cepat. Hampir, sedikit lagi, tinggal sedikit lagi player itu bisa mencapai tujuannya.

Jleb!!

Salah satu senjata tajam milik para robot itu berhasil menembus tubuhnya. Dan saat itu juga ia melempar dagger miliknya, berharap dengan sedikit goresan akan berhasil mengakhiri ini semua.

Terlihat dari wajahnya kalau avatarnya sudah tidak bisa bergerak karena debuff bleeding yang semakin parah. Tapi, di satu sisi ternyata daggernya berhasil memicu sesuatu dari bola cahaya yang ada di pusat ruangan.

Cahaya merah yang menandakan keadaan darurat menyinari ruangan, bola cahaya itu juga terlihat kacau dan tidak stabil. Para Robot itu juga berhenti bergerak dan hancur.

»Quest dari Machina - Selesai«

Kau sedang terjebak di sebuah labolatorium yang berisi pengetahuan kuno, maka taklukan tempat itu.

- Hadiah: Class Magitech

"Hohohoho~ siapa sangka kalau setelah ratusan tahun aku akan mendapatkan seorang penerus. Seorang Elf ... tidak buruk," ucap dari suara misterius yang terdengar seperti pria tua.

"S-siapa ka–" Sebelum bisa menghabiskan kata-katanya player itu kehilangan kesadaran. Bersamaan dengan hal itu, kondisi ruangan kembali normal dengan perbedaan bahwa bola cahaya yang ada di pusat ruangan telah menghilang.

....

»Miseryland«

Miseryland merupakan daratan hutan yang berada timur laut dari arah pulau Mesaia. Miseryland diapit oleh dua sungai besar yang dimana sisi lain dari sungai tersebut merupakan daerah terluar dari teritori kerajaan Clover dan Heart.

Miseryland dapat digunakan para player sebagai tempat untuk mendapatkan exp di segala level. Tempat ini juga dikenal sebagai salah satu dari Tujuh Sarang Dosa Besar, dan para NPC menyebut Miseryland sebagai lima lapisan tanah malapetaka.

Alasan disebutnya hutan ini oleh para NPC seperti itu, karena Hutan ini dibagi menjadi lima zona. Semakin dalam player menjelajah maka semakin buas pula monster yang akan ia temui. Dan tentunya tiap zona memiliki level monster yang berbeda.

....

[ Anda telah naik level 27 » 28 ]

"Dengan level ini seharusnya sudah cukup."

Sudah dua bulan berlalu semenjak event ARC City berakhir. Dan sebulan yang lalu aku memutuskan untuk pergi ke hutan ini untuk meningkatkan level. Sebab kuakui, semenjak aku melewati level 25, kecepatanku exp-ku benar-benar menurun.

Dan di hutan ini atau daratan ini, aku bisa menemukan monster dengan level yang bahkan jauh lebih tinggi. Walaupun begitu aku masih perlu menahan diri dengan hanya pergi ke zona dua.

"Kuh– tanpa vigor potion mungkin aku akan tepar kelelahan, dan berakhir menjadi santapan bagi para monster," gumamku.

Bisa dibilang aku melakukan perburuan yang cukup intensif tiap aku log in. Hal itu juga membuatku mendapatkan cukup banyak material, baik itu bagian monster atau tanaman herbal.

Mungkin akan ada yang berpikir, kenapa harus pergi ke tempat sejauh Miseryland hanya untuk leveling. Bukankah menara dewa adalah pilihan yang paling sempurna.

Tentu saja aku melalukan itu untuk menghindari beberapa orang. Sebab, semenjak wajahku terekspos, dan munculnya sistem guild. Banyak yang membanjiriku undangan masuk guild, dan itu sangat mengganggu.

Lagipula, aku ada sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan semenjak masuk level 25.

»Class Quest: Awakening Magic«

Dalam rangka untuk mengendalikan Revenant, player harus menjalankan tes. Dan tes pertama adalah, membangkitkan kekuatan sihir.

- Tingkat kesulitan: ???

- Batas waktu: -

- Syarat: Level 25+

- Hadiah: ???

- Konsekuensi: -

Hal inilah yang membuatku terganggu akhir-akhir ini. Melihat kalau ini akan ada hubungannya dengan Revenant membuatku malas seketika. Mengingat semua hal yang terjadi karena Revenant.

Tapi aku merasa harus melakukannya, apalagi jarang melihat quest tanpa konsekuensi gagal. Untuk itu aku berencana meningkatkan levelku sebelum melaksanakan quest ini, jaga-jaga bila sesuatu tak terduga akan terjadi.

[ Apa anda akan menerima quest? ]

"Kuterima," jawabku.

Saat itu juga avatarku tiba-tiba bercahaya. Lalu muncul partikel-partikel hitam yang memenuhi seluruh tubuh avatarku. Dan aku bisa merasakan kalau kelopak mataku sangat berat, dan berkhir dengan pandanganku yang menjadi gelap gulita.

....

"Lagi-lagi tempat yang gelap," gumamku saat mata ini terbuka, tidak ada yang bisa kulihat, semuanya telah lenyap. Yang ada hanyalah kegelapan yang dalam.

Tidak menunggu lama sesuatu mulai muncul sesuatu satu persatu di hadapanku. Sebuah bola cahaya sukuran kepalan tangan dengan warna yang bermacam-macam.

Ada yang berwarna jingga dan terlapisi oleh api hitam, memiliki warna hitam pekat di bagian pusatnya dan bersinar ungu, lalu berwarna merah darah dan dikelilingi oleh cairan hitam, dan lain-lain. Masing-masing dari merek mengeluarkan cahaya unik yang membuatku bisa melihat mereka.

Aku pun mencoba berkeliling sebentar. Karena kupikir tempat ini cukup indah setelah kedatangan bola-bola itu, walaupun keadaan masih gelap. Cahaya warna-warni yang tersebar di kegelapan membuat suasana seperti layaknya luar angkasa.

Cukup lama aku berjalan. Aku ingin menyentuh bola-bola cahaya itu tapi ... entah kenapa aku merasa ragu atau bisa dibilang sedikit was-was. Namun keraguan itu terpecahkan dengan suara sistem yang kembali muncul.

[ Pilih jiwa yang cocok dengan tubuh player ]

"Memilih? Tapi bagaimana caraku mengetahui yang cocok denganku?"

[ Player hanya perlu menutup mata dan ikuti arus yang menuntun ]

"Huh ...? Hah~ baiklah, aku hanya perlu menutup mata kan."

Oke, aku sudah menutup mata. Lalu apa yang ter– Woah! Entah bagaimana tubuhku tiba-tiba berjalan, aku sendiri tidak bisa mengendalikannya. Ini cukup menyeramkan karena aku berjalan tanpa keinginanku sendiri.

Berhenti? Lebih cepat dari dugaanku. Kedua mataku mulai terbuka dan didepanku terlihat, sebuah bola cahaya dengan warna hitam, hanya hitam. Bahkan aura yang dikeluarkan juga berwarna hitam, tapi anehnya bola itu memancarkan cahaya putih.

"Jadi ini ... jiwa yang cocok denganku."

•Arsley Xavierier - Doom Sorcerer•

"Arsley ...," gumamku.

[ Player bisa menyentuh bola jiwa untuk memulai tes pada quest ]

Ini sangat tiba-tiba, tapi ya ... sesuai intruksi, aku menyentuh bola cahaya itu dan hal itu terjadi lagi. Benar, sekali lagi aku dipindahkan.

"Baiklah, kali ini aku akan dikirim kemana lagi kira-kira ...."