"Eh…"
Syera pun terperangah mendengar perkataan nenek itu. Seketika Syera merasa males untuk menjawab ucapan nenek itu.
Semakin banyak nenek itu ngomong semakin ga enak ntar kuping ini mendengarnya. Itu pikir Syera
"Maaf ya Dek Syera, Nenek ini memang begitu kalau ngomong, maklum sudah tua. Dia ini Ibu nya istri saya " Ucap Pak Kesuma kepada Syera.
"Oh begitu Pak, iya saya maklum"
Syera menjawab dengan sedikit memberikan senyum yang sedikit dipaksakan.
Nenek itu pun pergi berjalan ke arah belakang.
"Kami ga ada makanan, kau beli lah makanan sana Nomo untuk makan malam" Ucap Pak Kesuma kepada Pak Purnomo
"Ah udah tau aku, udah biasa banget begini tuh kalau aku datang. Padahal sekali kali nya aku datang kesini, langsung aja disuruh ngasih makan Abang" Jawab Pak Purnomo
"Udah lahh.. banyak kali cerita mu Nomo, beli saja lah sana. Aku tau uang mu banyak. Sana lah beli. Di warung Pak Yono itu, ada ayam geprek enak, udah lama aku ga makan ayam geprek, beli kan lah dulu itu ah. Kau kan tau letak warung nya Pak Yono itu" Ucap Pak Kesuma maksa
"Aghh payah memang, ya sudahlah.. kalau ga mau nanti aku membelikan, ga dikasih pula nanti aku nginap disini" Ucap Pak Purnomo sambil tertawa
Syera heran dibuat keadaan disini. Dia dan Pak Purnomo baru saja sampai, namun sudah harus menyediakan makanan untuk dia dan semua orang yang ada di rumah ini.
"Ya udahlah biarin aja, mungkin emang begini tradisi di rumah ini, walaupun terlihat ga pantes" pikir Syera
"Aku beliin semuanya menu yang sama ya" Terdengar suara Pak Purnomo yang sedikit berteriak disaat motornya akan segera melaju.
30 menit kemudian…
"Ayo ayo kita makan, sediakan piringnya Dini"
Suara Pak Purnomo datang memecah keheningan sejak tadi di rumah ini.
Pak Purnomo menyuruh Dini untuk mengambil peralatan makan. Dini itu anak nya Pak Kesuma, dari wajahnya terlihat Dini ini sudah menjelang remaja mungkin SD kelas 6 atau bahkan sudah duduk di bangku SMP.
Semua peralatan makan sudah disiapkan diatas lantai yang beralaskan tikar. Mereka ga sabar untuk menyantap makanan yang sudah dibeli oleh Pak Purnomo. Namun tidak termasuk Syera, dipikiran Syera sekarang hanya ingin segera pulang.
Syera makan dengan diam, dan sedikit asing dengan sikap mereka saat sedang makan.
Walaupun Syera bukan berasal dari kalangan atas, tapi adab saat dia makan selalu di pakai ketika makan bersama.
Makan pun sudah selesai. Kembali tempat itu dirapikan dan dibersihkan oleh Dini dan Ibu nya.
Sudah jam 10 malam, Syera memperhatikan tidak ada tanda tanda akan pulang, jadi Syera pun bertanya kepada Pak Purnomo untuk memastikan.
"Pak jam berapa kita akan pulang" tanya Syera
"Kita pulang besok Dek, ga mungkin kan kita pulang malem gini, kita menginap disini saja, di rumah Abang saya ini, ga apa-apa kan? Maaf tadi saya ga bilang dulu tadi"
Sejenak Syera terdiam, benaknya berkata "Aku pikir bercanda saat Pak Purnomo bicara dengan Pak Kesuma tadi ngomong mau nginap"
Seketika juga Syera langsung perhatiin sekeliling, Syera ngeliat rumah itu begitu kecil, cuma ada 2 kamar yang letaknya berhadapan dengan dia duduk, yang juga terlihat kecil, posisi kamar itu bersebelahan, berdindingkan triplek, dan juga itu terlihat tidak menggunakan pintu, hanya ada tirai tipis yang menjadi penutup nya.
"Ya ampun mau tidur dimana nanti aku, anak Pak Kesuma aja ada 2 itu aku lihat, sudah pada SD aku pikir. Trus ditambah nenek ini lagi. Berarti kamar kedua ini sudah ditempati oleh 3 orang dong." Pikir Syera.
"Saya tidur dimana Pak ntar?" tanya Syera kepada Pak Purnomo.
"Tuh dikamar itu" Pak Purnomo menunjuk kamar yang sejak tadi Syera perhatikan.
"Benar saja nanti aku pasti tidur bareng dengan nenek dan anak anaknya Pak Kesuma" Syera melengos lemas. "Seharusnya aku sudah berada di rumah ku sekarang" ucap Syera di dalam hati.
Malam semakin larut, waktu sudah menunjukkan pukul 11, Syera masuk ke dalam kamar. Ketika sudah berada di dalam kamar, Syera terdiam sejenak. Ternyata tidak ada kasur di dalam kamar itu.
Namun semuanya sudah tertidur pulas dengan posisi telentang bersusun seperti ikan kembung rebus, diatas lantai yang alasnya dilapisi dengan karpet tipis.
Syera melihat ada space diberikan untuk dia tidur, dengan satu bantal. Dan ada kain sarung juga ternyata.
"Keliatannya mereka sudah pulas" pikir Syera.
Syera tidur disisi paling pinggir, langsung dibaringkan nya lah tubuh nya diatas karpet itu.
Tetiba Syera terbangun karena dia ngerasa ingin buang air kecil. Bergegas dia bangun dan berjalan menuju toilet yang ada di belakang rumah ini.
Syera berjalan dengan perlahan. Dia menggeser sedikit tirai itu lalu keluar kamar, ternyata dilihatnya Pak Purnomo tidur di ruang mereka duduk dan makan tadi.
Syera terus berjalan menuju toilet.
"Ahh sudah lega" gumam Syera
Kelar dari buang air kecil kembali Syera segera berjalan lagi menuju kamar. Saat hampir sampai kamar, tangan Syera dipegang Pak Purnomo yang ternyata sudah dalam keadaan duduk.
"Hah aku kok ga ngeliat dia duduk tadi" Dibenak Syera.
Dengan suara sedikit berbisik Syera bertanya "Ada apa Pak"
Pak Purnomo hanya meletakkan satu jari nya ke depan mulutnya mengisyaratkan agar Syera tidak mengeluarkan suara.
Lalu tiba tiba Pak Purnomo langsung menarik Syera ke pelukannya, bibir Pak Purnomo langsung menyambar bibir Syera. Pak Purnomo terlihat begitu rakus, dengan napsu yang memburu.
Karena takut sang abang tiba-tiba keluar kamar, Pak Purnomo membawa Syera pelan masuk ke dalam kamar dimana Syera tidur.
Pak Purnomo mengisyaratkan untuk Syera berbaring di atas karpet itu.
Nenek yang posisinya disamping Syera itu seperti nya sudah benar-benar terlelap, sejak tadi posisi Nenek itu memunggungi Syera. Dia tak terganggu dengan gerak Pak Purnomo dan Syera sejak tadi.
Pak Purnomo memakaikan sarung itu kepada Syera, dari kaki hingga ke pinggang pinggang. Syera yang bodoh ga ngerti dengan apa yang akan dilakukan Pak Purnomo kepada nya, dia masih bingung.
Lalu Pak Purnomo ikut masuk kedalam sarung itu juga, Pak Purnomo sudah menurunkan celana nya tadi sebelum masuk ke dalam sarung itu. Pak Purnomo juga sudah membuka celana Syera beserta cd Syera.
Sesaat kemudian Pak Purnomo melakukan aksi itu lagi, didalam sarung yang sama, dengan posisi Pak Purnomo diatas dan Syera dibawah.
Pak Purnomo benar-benar nekad melakukan ini tepat disebelah nenek yang sedang tidur.
Syera dengan bodohnya mengikuti napsu bejad Pak Purnomo itu.
Syera ga tau pasti, nenek itu sadar atau tidak dengan keberadaan mereka yang sedang melakukan hubungan suami istri persis di sebelah nya.
Mulut Syera ditutup rapat oleh Pak Purnomo dengan satu tangan nya akan tak mengeluarkan suara saat dia beraksi. Fan ga sampai 5 menit aksi nekad itu pun selesai.
Pak Purnomo buru buru keluar kamar dalam keadaan celananya yang masih menggantung di paha.
Syera pun juga langsung membenarkan celana nya, sesaat kemudian Syera tertidur dengan pulas.
***
Pagi tiba, Syera terbangun ketika kamar sudah kosong.
"Ya ampun ini sudah jam berapa emangnya" Syera bergumam.
Syera mengecek jam yang ada di handphone nya.
"Ah sudah jam 7 ternyata"
Syera langsung bangun dan merapikan bantal serta sarung yang dipakai nya tadi. Bergegas Syera ke kamar mandi untuk segera mandi. Dia berpikir mungkin saja pagi ini mereka akan segera pulang. Maka itu dia harus standby.
Lalu Syera berjalan keluar kamar, pandangan mata menyapu ruangan yang tidak begitu luas itu, dan ternyata juga tak seorang pun terlihat di pandangan mata nya.
Namun ketika Syera lanjut berjalan dan sampai di belakang..
"Baru bangun Neng"
Seketika pandangan mata Syera melihat ke arah sosok nenek yang sudah berdiri sejak tadi di belakang rumah itu, suara Nenek itu membuat Syera sedikit tersentak, ntah apa yang Nenek itu kerjakan disini, Syera bingung ngeliatnya.
Lalu Syera pun menjawab dengan melempar senyum manisnya,
"Iya Nek saya baru bangun, nih mau mandi dulu"
"Siang banget ya kalau bangun" Ucap nenek itu sewot
Senyum yang tadinya melebar seketika menipis karena mendengar ucapan sewot nenek itu di waktu yang masih pagi ini.
"Ya ampun Nenek ini, kek ga ada omongan lain aja, masih pagi juga udah bikin badmood aku aja nih Nenek, dasar ih Nenek-nenek" gumam Syera yang mood nya sudah berubah
"Saya mandi dulu nek" Ucap Syera datar
Dengan memasang wajah masem nenek itu ga menjawab omongan Syera dan berlalu pergi.
Syera ga peduli dengan kelakuan Nenek itu, langsung saja dia masuk ke kamar mandi, lalu mandi agar wajahnya segar, pikiran nya pun bisa kembali adem.
Selesai Syera mandi dan berpakaian, tak terlihat sosok nenek sewot itu sampai ke kamar. Syera merasa lebih tenang.
Sesaat kemudian Pak Purnomo datang membawa sarapan.
"Nih sarapan kamu" Ucap Pak Purnomo sambil memberikan sebungkus makanan
"Saya sarapan sendiri ya Pak, emang yang lain sudah pada sarapan" tanya Syera
"Mereka semua sudah pada sarapan lah, sudah pada dengan aktivitas nya masing-masing" jawab Pak Purnomo
"Emang pada kemana Pak" tanya Syera kepo
"Anak nya Bang Kesuma tuh 2, udah pada pergi sekolah, tadi malah saya yang antar. Masih SD ke dua anaknya, trus Abang saya kerja dan istri juga kerja jadi buruh apa ya, apa cuci ya? ah ga tau. Saya ga tau pasti" jelas Pak Purnomo
"Terus Nenek itu kemana" tanya Syera lagi
"Nenek itu ya setiap hari di rumah, kalau ga ya main ke rumah tetangga"
"Oh gitu ya Pak, ya udah saya sarapan dulu"
"Jangan lupa minum pil nya, kamu ga pernah lupa kan" tanya Pak Purnomo dengan wajah ingin tau.
"Iya Pak, setiap pagi bakal saya minum kok, ga pernah absen juga" Syera menjawab dengan yakin
"Baguusss…"