webnovel

Bab 17: Kelas Pertama dan Obrolan Ringan

(Kelas B – Ruang Kelas)

Bel masuk berbunyi nyaring, dan suasana riuh murid-murid langsung tenang saat pintu terbuka. Masuklah seseorang dengan postur besar dan gagah, rambut hitam pekat dengan jenggot rapi, dan wajah serius namun tidak terlalu menakutkan. Seluruh kelas terdiam, memperhatikan sosok baru itu.

Viktor: "Namaku Viktor Petrovich. Aku berasal dari Northern Tribe, dari suku Ursus." (Viktor menatap sekeliling, pandangannya tajam namun tenang) "Mulai hari ini, aku akan menjadi wali kelas kalian hingga kalian lulus dari akademi ini. Mohon bantuannya."

Sekilas ada kesan dingin dari caranya bicara, tapi murid-murid segera menyambutnya dengan ramah.

Murid 1: "Wah, dari Ursus! Pantas besar sekali!"

Murid 2: "Salam, Tuan Viktor!"

Viktor: "Tidak perlu terlalu formal. Cukup panggil aku Viktor."

(Viktor melanjutkan dengan tenang dan teratur)

Viktor: "Sekarang mari kita bicara soal aturan. Kalian dilarang berlarian di lorong—kecuali kalau ingin bertemu langsung dengan kepala sekolah di kantornya. Waktu istirahat makan siang adalah pukul 12.00 sampai 13.00. Dan satu hal penting..." (Ia berhenti sejenak untuk memastikan semua memperhatikan) "...siswa yang tidak tepat waktu akan dihukum dengan tugas tambahan."

Murid-murid mengangguk, beberapa bergumam dengan ekspresi takut-takut. Viktor lalu menyerahkan jadwal pelajaran untuk seminggu ke depan kepada masing-masing siswa.

Viktor: "Aku akan mengajarkan pengetahuan umum, tapi setiap pelajaran lain punya instruktur tersendiri. Pastikan kalian hafal jadwal kalian."

Setelah itu Viktor menjelaskan beberapa pengetahuan umum akademi dan beberapa sikap yang harus diambil atar ras yang berbeda di Akademy

Viktor: "Sekarang waktuku habis, dan sudah waktunya kalian pergi ke kelas berikutnya."

Bel pergantian pelajaran kembali berbunyi.

Viktor: "Lekas ganti baju ke seragam latihan. Kelas berikutnya adalah kelas praktek. Jangan terlambat."

(Ruang Ganti – Perjalanan ke Lapangan)

Lily dan Selene berpamitan pada Raka karena ruang ganti perempuan terletak di sayap lain gedung. Raka dan Thalassius berjalan beriringan menuju ruang ganti laki-laki.

Thalassius: "Hey, Raka. Kau nggak penasaran melihat para gadis ganti baju?" (Nada Thalassius penuh candaan)

Raka: (Menatap Thalassius dengan ekspresi datar) "Cabul."

Thalassius: "Kau ini nggak ada serunya ya!

" (Sambil tertawa kecil)

Raka: "Aku cuma nggak mau melakukan hal nggak sopan."

Thalassius mengangkat alis, tampak geli.

Thalassius: "Sok suci. Apa kau benar-benar nggak tertarik sama cewek?"

Raka: "Tertarik. Tapi pria sejati akan meminta izin dulu."

Thalassius**: (Tertawa terbahak-bahak) "Hahaha! Kau benar-benar membosankan! Tapi ya... kau lucu juga."

Raka: (Senyum tipis) "Begitulah aku."

Obrolan ringan mereka terus berlanjut, dengan Thalassius tertawa dan Raka hanya tersenyum tipis, menikmati dinamika persahabatan yang mulai terjalin.

(Di Ruang Ganti Perempuan)

Lily dan Selene sedang berganti pakaian sambil berbicara pelan.

Lily: "Selene, gimana hubunganmu sama Thalassius? Kalian kelihatan dekat."

Selene: (Mendengus risih) "Kami kenal karena keluarga. Kalau bukan karena itu, aku mungkin sudah menghajarnya."

Lily: (Tertawa kecil) "Dia memang terlihat menyebalkan. Tapi, kurasa dia nggak seburuk itu."

Selene: "Aku harap begitu. Aku cuma khawatir Raka terpengaruh sama kebodohannya."

Lily: (Tersenyum menenangkan) "Tenang saja, Raka bukan orang yang gampang terpengaruh."

Selene: (Mengangguk, tersenyum tipis) "Kau benar. Lagipula, Raka selalu lebih bijak daripada dia."

Mereka berdua tertawa kecil, merasa lebih tenang setelah berbagi pikiran.

(Lapangan Akademi)

Setelah berganti ke seragam latihan, Raka dan Thalassius berjalan ke lapangan. Tak lama, mereka bertemu Lily dan Selene yang sudah menunggu. Mereka tampak memukau dalam seragam latihan ketat yang didesain untuk mendukung gerakan bebas.

Thalassius: (Dengan nada menggoda) "Wah, kalian terlihat luar biasa dengan seragam ini."

Selene: (Memutar mata) "Cabul."

Lily: (Menatap Thalassius sambil tersenyum sinis) "Memang dasar cabul."

Thalassius: (Mengangkat bahu, tak peduli) "Aku cuma jujur, lho."

Selene dan Lily lalu menoleh pada Raka, senyum mereka berubah lebih lembut.

Lily: "Raka, bagaimana menurutmu? Kami terlihat bagus, kan?"

Selene: "Iya, setuju nggak?"

Raka terdiam sejenak, melihat mereka berdua. Lalu dengan senyum kecil di wajahnya, ia berkata,

Raka: "Kalian sudah cantik dengan pakaian apa pun."

Lily dan Selene saling pandang sejenak, lalu wajah mereka memerah.

Lily: (Berbisik pada Selene) "Tuan... Memuji kita!"

Selene: (Tersipu) "H-heh...Iya!."

Thalassius, melihat reaksi berbeda yang diterima Raka, hanya bisa menggeleng tak percaya.

Thalassius: "Apa-apaan? Kalau aku yang bilang, dibilang cabul. Tapi kalau dia... kalian malah tersipu?"

Selene: (Menatap Thalassius tajam) "Karena dia nggak cabul, dasar bodoh."

Lily: (Tertawa kecil) "Belajar dari Raka dulu, Thalassius."

Thalassius mendegus pasrah.

Tiba-tiba, bunyi peluit nyaring memecah suasana.

Lucas: (Dengan suara keras) "Semua berbaris! Cepat!"

Mereka melihat ke arah lapangan dan mendapati seorang pria berambut pendek dengan tubuh atletis, mengenakan seragam instruktur berwarna hitam. Itu adalah Lucas, instruktur untuk Aura Mastery. Ia berdiri di tengah lapangan dengan tatapan tajam.

Lucas: "Kita tidak punya banyak waktu. Baris dengan rapi dan dengarkan baik-baik. Pelajaran segera dimulai!"

Raka, Thalassius, Lily, dan Selene segera berbaris bersama teman-teman mereka. Aura kompetitif terasa di udara, menandakan bahwa pelajaran ini akan menjadi tantangan serius bagi mereka semua.