webnovel

Pahlawan wanita menyedihkan.

Di Villa Kei.

Setelah pulang bersama asia, kei pun mengajak nya masuk.

Setelah masuk dan duduk di sofa berbentuk U di ruang keluarga dan duduk berempat.

Kei pun memperkenalkan asia kepada Reynare dan Kalawarna.

"Kalian berdua perkenalkan dia asia argento dia bakal Berkerja sebagai pembantu".

Setelah kei memperkenalkan asia kei pun menyuruh mereka berdua untuk memperkenalkan diri nya masing masing kepada asia.

"Halo asia nama ku Kalawarna"

"Aku Raynare".

Setelah Mereka memperkenalkan diri masing masing kei pun menjelaskan kepada mereka berdua untuk membantu nya bagaimana cara nya bekerja sebagai pembantu.

"Aku ingin kalian berdua membantu asia bagaimana berkerja sebagai pembantu" ucap kei.

"Baik kei-sama" ucap kalawarna.

"Itu saja kalian bisa kembali bekerja, untuk asia dia bakal bekerja besok saja" ucap kei.

"Baik kei-sama" ucap Reynare.

Setelah itu mereka kembali bekerja.

"Jadi asia kenapa kamu ada di gereja tak terawat itu?" ucap kei sambil tersenyum lembut.

Bukankah kamu sudah mengetahui nya?

Tapi kenapa menanyakan lagi?.

Menghela nafas...

"Itu karena aku sebelum nya membantu seorang iblis yang terluka, setelah itu pendeta tau aku membantu seorang iblis jadi aku di usir oleh uskup" ucap asia sambil menahan air mata.

"Saat aku selesai membantunya dia memberiku alamat gereja" katanya sambil mengeluarkan kertas berisi catatan.

Kei yang mendengarkan ini tentu saja marah karena mengusir gadis polos sepertinya apalagi uskup itu hanya memanfaatkannya.

[CIH!Para bajingan uskup itu memanfaatkannya kepolosan nya asia]

[Dan iblis itu beraninya menjebak seseorang yang tidak bersalah, sudah lah nanti aku hancurkan saja].

Asia yang mendengar hati kei merasa ingin menangis karena ini pertama kali nya seseorang mempedulikannya.

"Begitu ya kamu sangat kuat asia" ucap kei sambil tersenyum dan menatap nya dengan lebih lembut.

"T-tidak juga" ucap asia sambil tersipu malu.

"Ah..apa kamu pergi sekolah? Untung biaya nya tidak usah di pikirkan aku yang bayarkan"

Untuk gadis sepolos asia sekolah di perlukan.

"Eh..tapi aku tidak mengerti apa-apa dan juga aku tidak ingin merepotkan kei-san lagi" ucap kei sambil tersenyum kecut.

Nyata nya asia belum pernah sekolah karena dia di besar kan di biarawati jadi dia terisolasi dari dunia luar.

"Tidak, tidak apa-apa coba sini dahi mu aku akan memasukan informasi tentang sekolah dari sd sampe sma" ucap kei.

Tanpa meminta jawaban kei langsung meletakan nya di dahi dan menggunakan sihir milik nya saat di dunia sebelum nya.

Itu adalah sihir 'mengirim infomasi', sihir yang dia ciptakan saat waktu luang.

Asia yang menerima infomasi mengerutkan alis nya karena lumayan sakit, tetapi tidak butuh waktu lama bagi nya.

Karena asia bukan orang biasa melain pemilik secred gear jadi rasa sakit nya cuman 5 detik.

"Itu aja kamu bisa mandi dulu aja terus tidur aku udah nyiapin kamar nya, ikuti aku" ucap sambil mengantar asia ke kamar tidur nya.

Setelah sampai asia mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih kei-san" ucap asia sambil tersenyum.

~~~~~~~~~

Di sekolah.

Kei kembali ke rutinitasnya seperti biasa, belajar di kelas dan saat istirahat. Ia segera pergi ke ORC untuk makan siang bersama Rias dan yang lainnya.

"Buka mulutmu."

"Oke."

"Bagaimana rasanya? Apakah enak?"

"Hmm... Enak sekali."

"Hmph! Makananmu pasti lebih enak. Aku ingin mencoba makananmu."

"Baiklah, aku tidak keberatan. Buka mulutmu."

"Aaaa...."

"Bagaimana?"

"Enak sekali! Aku ingin makan masakanmu setiap hari~"

Rias memakan telur goreng Kei dengan lahap menggunakan sumpitnya. Bibirnya agak berminyak dan Kei berinisiatif membersihkan bibirnya menggunakan tisu.

"Terima kasih." Kata Rias dengan sedikit rona merah di pipinya.

"Makan pelan-pelan..."

Rias tersenyum dan mengangguk mendengar perkataan Kei. Dia patuh seperti pacar kecil dan hatinya penuh dengan rasa manis.

Dia bahkan lupa keluhan yang ingin disampaikannya kepada Kei karena tidak terlalu memperhatikannya.

Ngomong-ngomong, Rias ingin bertanya tentang wanita bernama saudari Yan yang didengarnya dari suara hatinya. Tapi lupakan saja, dia akan melakukannya nanti dan fokus menikmati makanan yang diberikan Kei.

Saat itu udara di sekitar Rias dan Kei berwarna merah muda. Ada dua orang yang memiliki ekspresi jelek di wajah mereka.

Akeno dan Koneko juga sedang makan siang di ORC.

Koneko tidak tahu mengapa ikan goreng kesukaannya yang sering dimakannya terasa tidak enak saat melihat Rias dan Kei yang sedang saling menyuapi makanan.

Koneko bertanya-tanya.

Mengapa ikan gorengnya terasa seperti kotoran?

Sementara itu, sudut bibir Akeno terus berkedut melihat pemandangan di depannya.

Orang-orang ini... Bisakah kalian berdua mempertimbangkan perasaan orang lain yang menonton?

Lihatlah Koneko, dia bahkan mulai meragukan rasa makanannya.

Ah ah!

Akeno ingin sekali membentak mereka berdua agar berhenti bermesraan, namun ia juga tidak ingin mengganggu momen bahagia sahabatnya itu.

Dia berharap seseorang akan datang ke ORC saat ini sehingga mereka bisa...

Klik.

Pintu ORC terbuka dan Sona masuk.

"Maaf mengganggu..."

Rias dan Kei berhenti saling memberi makan.

Koneko menjatuhkan ikan gorengnya.

Dan Akeno tampak sangat gembira dan berkata, "Selamat datang Sona! Silakan duduk!"

"O-oh, oke. Terima kasih, Akeno."

Sona bingung mengapa Akeno tampak senang dengan kedatangannya, sementara Rias menatapnya dengan ekspresi kesal.

Apakah saya datang di waktu yang salah?

Dia kemudian mendengar suara batin Kei.

Sepertinya orang ini akan menjelaskan apa yang terjadi.

[Melihat ekspresi bingung Sona, dia pasti bertanya-tanya apakah dia datang di waktu yang salah?]

Sona terkejut.

Oke, apakah saya sungguh bersalah?

Mungkin saya seharusnya mengetuk pintu terlebih dahulu dan memberi mereka waktu sebentar untuk bersiap...

[Dia datang di waktu yang salah!]

Anda tidak menjelaskan apa pun!

Lupakan saja. Aku akan katakan urusanku dengan jelas.

Dia menatap Kei dengan jengkel dan berkata, "Kalian semua harus ikut denganku ke ruang OSIS. Pemimpin Grigori, Azazel, ingin berbicara tentang kematian mantan bawahannya. Terutama kau, Kei-kun, dia ingin berbicara denganmu sekarang."

Kei: ?

[Azazel? Oke, hampir lupa soal janji untuk bicara dengannya. Tapi Sona... Kenapa kamu melotot seperti itu? Apa aku membuatmu kesal?]

[Hei~ Sayang sekali wajahmu selalu terlihat serius seperti itu. Kamu harus lebih banyak tersenyum, kamu akan lebih cantik saat tersenyum.]