webnovel

(G.I) Alhaitham x reader

Alhaitham mengusap dahinya, dia menghela nafas dan bertanya kepada asisten nya.

"Jadwal berikut nya?"

Kaveh yang berdiri di sampingnya menjawabnya tenang.

"Kau memiliki pertemuan di klub bersama dengan Tuan Tartaglia, tuan Kamisato, tuan Ragnvindr, tuan Zhongli"

Alhaitham mengernyitkan alisnya "dalam rangka?"

Kaveh membalik buku catatannya dan berkata ".... Menjalin hubungan antar aliansi teyvat" Katanya acuh.

Tapi serius kenapa harus di klub?

Alhaitham menghela nafas dan bangkit dari kursinya.

"Ayo pergi"

"... Tunggu, aku belum memberitahu mu sesuatu" Kaveh buru-buru mengejar bosnya. Dia tidak bisa membiarkan pria itu pergi tanpa memberitahukan nya kabar yang penting!"

"Ada apa?"

"Gadis dalam foto yang kau simpan itu, kudengar dia bekerja di klub sebagai penari teater. Malam ini dia akan tampil"

Untuk sesaat tubuh Alhaitham membeku sebelum dia kembali acuh.

"Oh"

Meskipun begitu kaveh tidak melewatkan reaksinya. Terutama kedua tangan yang mengepal itu.

"Dasar pemalu" Kaveh bergumam rendah sebelum membereskan dokumen-dokumen yang berserakan di atas meja.

______________________________

Musik mengalun indah dalam ruangan VIP itu. Tatapan semua orang terhenti pada sosok misterius itu.

Seolah-olah waktu telah berhenti kelima pria yang mengenakan setelan jas itu membeku.

Gadis itu bergerak dengan anggun, lekuk tubuhnya yang indah terlihat jelas setiap kali dia menggerakkan tubuhnya sesuai musik. Pinggangnya melengkung dengan kurva memikat yang membuat darah para pria di dalam ruangan itu mendidih panas.

Alhaitham merasa otaknya yang dipenuhi dengan berbagai macam rencana perusahaan kini kosong. Degup jantung nya berdenyut-denyut dengan keinginan memonopoli.

'Aku menginginkan gadis itu'

Seluruh pikirannya terpaku padamu.

Kau yang merupakan seorang gadis penari teater tengah menarikan tarian gadis angsa.

Bos mu yang merupakan pemilik klub memerintah mu dan timmu untuk memainkan drama agar suasana didalam ruangan itu tidak kaku.

Namun sepertinya efeknya berbeda.

Tepat ketika musik akhirnya berhenti, kau membungkukkan tubuhmu untuk memberikan hormat, pertanda bahwa tarian telah berakhir.

Suasana hening yang aneh membuat mu melirik para tamu dengan bingung.

"...."

Apakah mereka tidak puas?

Haruskah aku pergi sekarang?

Kau tidak tahu harus berbuat apa, suasana disekitar mu terlalu menekan dengan aura predator dari para bos besar.

Teman dekat mu menarik tanganmu untuk mengisyaratkan agar mundur.

Kau mengangguk samar dan mengikuti teman mu.

"Tunggu!"

Suara rendah seorang pria membuat mu dan teman-teman mu menoleh secara bersamaan.

Itu adalah seorang pria dengan rambut jahe yang tersenyum ramah ke arah kalian.

"... Adakah yang bisa kamu bantu tuan?" Kau akhirnya memecahkan keheningan.

Pria itu dengan ramah berkata "Nona dengan gaun putih bisakah kau memberikan namamu?"

Seluruh mata terfokus ke arahmu.

Benar.

Kau lah orang yang mengenakan gaun putih.

Kau dengan ragu-ragu memperkenalkan dirimu.

"Nama yang indah" Ucap pria itu dengan senyuman menggoda di wajahnya.

"Perkenalkan namaku Childe nama lain ku Tartaglia"

Kau mengangguk pelan "suatu kehormatan bagi ku untuk mengetahui namamu, tuan Tartaglia"

Kau melihat pria lainnya menatap Tartaglia dengan tatapan permusuhan seolah-olah dia telah mengkhianati dan memprovokasi mereka.

Tatapan matamu tanpa sadar melintas pada sosok orang yang membuat hati mu bergetar. Kau segera mengalihkan wajahmu dan berpura-pura memandang orang-orang di ruangan itu.

Salah satu pria diantara mereka menatapmu dengan tenang.

"Apakah kau berasal dari Sumeru?"

Kau melirik pria yang berbicara denganmu, mata emas berkilau pria itu dan tanpa sadar mengingat gambar mata naga dalam buku bergambar di kamarmu.

Kau menjawabnya dan menggeleng "aku berasal dari tempat lain"

"Oh? Lalu dari mana kau berasal Nona, dilihat dari ciri fisikmu kau terlihat seperti bangsawan" Kata seorang pria dengan rambut biru muda lembut.

"... Aku dari Mondstadt" Jawabmu jujur.

"Duduklah" Seorang pria dengan rambut merah menatapmu datar, namun di bawah tatapan nya kau merasa seperti anak kecil yang membuat kesalahan.

... Ugh... Tuan diluc masih sama ketika kau masih kecil.. Dia masih menyeramkan!

Tapi tampan!

Kau merasa gugup dan segera duduk di seberang kelima pria itu.

"... Tarian mu sangat bagus" Ucap seorang pria yang sangat kau kenal suaranya.

Kau menoleh dan bertemu mata hijaunya yang mempesona. Detak jantungmu meningkat dengan kebahagiaan.

Meskipun kau gugup namun kau sangat senang untuk bertemu dengannya di sini. Tetapi kau tidak berani menunjukkan nya.

Pria yang sangat kau kagumi selama kau bersekolah di akademiya.

Mantan taksiran mu.

Alhaitham.

"Terimakasih.. Senior" Ucapmu lembut.

"Apakah kau mengenal Alhaitham?" Tartaglia menatapmu dengan tertarik.

"Ya aku adalah juniornya di akademiya" Jawabmu dengan ramah.

"Mengapa kau memutuskan untuk menjadi penari di Sumeru?" Tanya pria berambut biru.

"Karena aku suka menari" Jawabmu dengan senyuman. Sejak kecil kau memang suka menari dan sejak berteman dengan nilou kau semakin menyukai nya.

Kau dan para pria itu berbicara dengan gembira, suasana di sekitar kalian menjadi hangat dan nyaman.

Kau bahkan merasa bahwa percakapan kalian semakin menyenangkan.

"Aku tidak bisa percaya bahwa Nona akan menjadi pembicara yang handal" Ayato kamisato, pria dengan rambut biru muda lembut itu dengan takjub memandang mu, samar-samar ada apresiasi yang tidak tersembunyi di mata ungunya.

Kau merasa malu di bawah tatapannya dan terbatuk untuk menyembunyikan kegugupan mu.

Tanpa sadar kau melirik Alhaitham yang juga menatapmu dan memerah di bawah tatapannya.

Kau segera mengalihkan pandangan mu dan berusaha untuk menyingkirkan pikiranmu dengan berbicara tentang pekerjaan mu.

"Ahem... Itu adalah hal yang normal mengingat pekerjaan ku sebagai penari, terkadang aku berakting menjadi seorang pengacara sehingga kefasihan kalimat ku juga diuji. Terkadang aku sampai terbiasa bebicara formal sehingga sulit untuk mengubah kebisaan ku"

Kau tanpa sadar berbicara panjang lebar dengan penuh semangat, mengungkapkan betapa kau sangat menyukai pekerjaan mu sebagai penari teater dan berakting.

Para pria itu tidak bisa mengalihkan pandangan mereka darimu.

Waktu terus berjalan hingga akhirnya kau menyadari bahwa sudah waktunya untuk mu kembali ke tempatmu.

"Ah... Sungguh menyenangkan untuk berbicara dengan mu Nona" Tartaglia menghela nafas dengan menyesal.

Sungguh disayangkan kau sungguh manis dan cantik tetapi kau mencintai kebebasan, Tartaglia tidak bisa berhenti berpikir bahwa dia ingin sekali membawamu ke Snezhnayah jika bisa.

Tartaglia dan Zhongli segera pergi bersama dengan Ayato.

Diluc menatapmu samar dan berkata pelan "kembalilah ke Mondstadt jika kau ada waktu... Orang tuamu merindukan mu"

Kau mengangguk "titipkan salamku untuk Nona jean dan orang tuaku, terimakasih untuk hari ini tuan diluc"

Diluc melirik mu dan mengusap rambut mu sebelum berjalan keluar.

"Apa hubunganmu dengan Ragnvindr?" Suara Alhaitham mengejutkan mu.

Kau berbalik dan menatapnya dengan lembut "aku... Adalah teman masa kecilnya"

Alhaitham menatapmu selama beberapa saat, tatapan matanya yang tajam membuatmu gugup dan memerah.

"... Senior?"

Pria itu menundukkan kepalanya ke arahmu dengan tenang mengapit dagumu, jari-jari nya yang kasar mengusap lembut kulitmu.

Tubuhmu bergetar kecil. Aroma maskulinnya membuat otakmu kosong.

"... Senior Alhaitham apa yang kau lakukan?" Kau mencicit kecil.

Mata hijau alhaitham menyipit tajam.

"Sejak kapan kau menari dengan begitu berani? Terutama dengan pakaian terbuka seperti ini..."

"Ini tidak seperti dirimu"

Matanya menyapu pinggang rampingmu yang terbuka. Kulit mu terlihat begitu lembut dan memggoda, membuat binatang buas di dalam diri Alhaitham meraung ingin keluar.

Di bawah tatapannya yang seperti predator membuat mu terbawa ilusi bahwa kau sedang dimangsa.

"A-aku..."

Kau tidak berani berkata-kata. Kau takut sedikit saja kau salah berbicara maka kau akan berakhir dimakan olehnya.

Bukankah pria ini menyukai nilou?

Kenapa sekarang dia menatapmu seperti itu?!

"Senior... Kau terlalu dekat... Nilou akan cemburu jika dia tahu..." Ucapmu dengan ekspresi masam.

Alhaitham mengerutkan keningnya "aku dan dia tidak memiliki hubungan apa-apa selain teman"

"Tetapi... Kenapa kau selalu menatapnya?"

Alhaitham menggertakkan giginya, pria itu melingkari pinggang mu kemudian menarik dirimu masuk ke arahnya.

Kedua tubuh kalian saling menekan, berbagi kehangatan.

"Benarkah aku selalu memandangnya? Ternyata kau lebih bodoh dibandingkan apa yang kuduga"

Alhaitham mencengkram dagumu dan memaksakan mu untuk memandang wajahnya.

Lampu yang remang-remang membuat suasana ambigu semakin menyebar.

Wajahmu memerah.

"Aku tidak bodoh!"

Alhaitham mencibir "lalu kenapa kau lari? Sejak kau lulus, kau langsung menghilang dan berusaha menghindari ku dan nilou tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi, bukankah itu bodoh??"

Kau memelototinya "bukankah kau mengaku pada nilou?"

Pria itu tertawa "aku mengaku padanya bahwa aku menyukai mu, kenapa kau sangat bodoh dan tidak mendengarkan hingga akhir?"

Kau terkejut "kau tahu aku menguping?"

Alhaitham mengusap pipimu lembut "aku tidak tahu, tetapi sekarang aku akhirnya tahu"

Kini kau tidak bisa Menghindari nya. Awalnya kau nilou dan Alhaitham adalah teman, kau sudah menyukai Alhaitham sejak lama namun kau salah paham bahwa Alhaitham menyukai nilou.

Kesalahpahaman mu semakin menjadi pada saat Alhaitham dan nilou berduaan, terutama saat Alhaitham berbicara berdua dengan nilou untuk mengakui cintanya.

Siapa sangka ternyata pengakuan itu hanyalah untuk mu?

Dan bodohnya kau hanya mendengarkan awalnya tanpa mendengarkan akhirnya.

"Kupikir kau menolakku" Alhaitham menatapmu dengan cinta dimatanya.

Kau merasa malu.

"Aku tidak..."

"Kau tidak tahu seberapa kecewanya aku ketika kau menghilang tanpa kabar" Pria itu memelukmu erat dan menolak untuk melepaskan mu.

"Aku menyukaimu.." Alhaitham berbisik lembut.

"Aku sangat-sangat menyukaimu"

Kau merasa wajahmu memanas. Kau menatapnya malu-malu dan meremas kemejanya dengan gugup.

"Aku juga menyukaimu... Alhaitham"

_____________

_________

_____

__

Seperti yang dia duga, tubuhmu sangat indah... Alhaitham tergila-gila pada keindahan mu.

Favorit nya adalah membuat tubuh mu melengkung indah di bawahnya. Dia menikmati bagaimana kau menangis dengan cantik sambil menggeliat dengan desahan indah.

Binatang buas dalam dirinya terpuaskan dengan visual dari wajahmu yang dipenuhi dengan air mata dan kesenangan.

Kedua lengannya melingkari tubuh mungil mu. Kecupan-kecupan kepuasan ditinggalkannya pada lehermu yang dipenuhi tanda kepemilikan.

"Aku mencintaimu" Bisiknya di sela-sela ciumannya yang dipenuhi obsesi. Tidak akan ada yang boleh merebutnya mu darinya.

Dia melancarkan serangan-serangan nya yang membuat tubuhmu terbakar dalam nafsu dan keinginan nya yang dalam.

Kedua tangannya mencubit pinggang tipismu di kala geraman rendahnya bergema dalam kamar yang dipenuhi aroma seksualitas yang tinggi itu.

Kau tidak bisa berhenti menangis dalam kesenangan dan penyesalan. Jika saja kau patuh untuk tetap dirumah hari ini kau tidak akan mengalami siksaan kesenangan yang menyakitkan ini!

Kau menyesal telah menari di klub dan tertangkap basah oleh Alhaitham. Dan sekarang kau menanggung konsekuensi nya.

Tepat ketika kau akan pingsan, Alhaitham akhirnya meledakkan keinginannya di dalam dirimu. Sensasi hangat yang memenuhi perut bagian bawahmu adalah hal terakhir yang kau ingat sebelum kau akhirnya kehilangan kesadaran mu.

Ketika kau terbangun kau bahkan tidak bisa menggerakkan satu jarimu. Seluruh tubuh mu terasa hancur berkeping-keping.

"Cabul" Kutukmu pada pria itu.

Alhaitham hanya tertawa kecil, dia membawa mu ke dalam kamar mandi dan mendandani mu dengan cantik.

"Aku akan membeli makanan. Adakah yang kau inginkan?"

"Aku ingin makan ayam" Katamu. Kau sangat lapar hingga kau bisa memakan satu ayam utuh sekarang.

Bisa dibayangkan seberapa brutal pria itu membawamu semalam.

Ketika dia kembali, dia menyuapimu dengan lembut, membiarkan mu menakan seluruh hidangan dengan lahap.

Pria itu menikmati bagaimana kau makan. Dia bahkan diam-diam merencanakan bagaimana cara untuk menambahkan berat badan mu.

Baginya pinggangmu itu terlalu tipis sehingga dia bisa saja mematahkannya jika dia terlalu kasar.

"Apakah kau kenyang?"

Alhaitham tersenyum lembut. Kau mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Bagus. Aku akan pergi bekerja sekarang, jika terjadi sesuatu hubungi aku" Pria itu dengan lembut mengusap rambut mu.

"Dan... Ingat istirahat lah dirumah.. Jangan pergi bekerja, oke?"

Kau menatap nya dengan takut "oke...."

Lagipula ancaman di matanya itu... Siapa tahu jika kau ketahuan menari lagi, dia benar-benar akan mematahkan pinggang mu di atas kasur?

Denyutan di pinggang mu sudah membuat mu menyesal telah memberontak.

Pria ini sungguh makhluk yang mengerikan jika cemburu.

Cerita tambahan :

Kejadian ini terjadi saat kau membawa Alhaitham menemui orang tuamu di Mondstadt.

"Apa?! Dia adalah pacarmu!" Orang tuamu memandang Alhaitham.

Bahkan diluc dan kaeya serta Jean juga terkejut melihat nya.

"Halo paman, halo bibi senang bertemu kalian. Perkenalkan nama saya Alhaitham" Alhaitham berusaha untuk terlihat ramah di depan calon mertuanya.

"Saya disini untuk melamar anak bapak"

"APA?!" Kali ini kau yang terkejut.

Dan hari itu juga Alhaitham berhasil mendapatkan persetujuan untuk menikahimu dengan mudahnya.

Bagaimana bisa?

Tentu nya karena ibumu yang menyukai visual Alhaitham.

Kekar, maskulin, kaya dan jangan lupakan ketulusannya dalam mencintaimu~

Bahkan ayahmu tidak bisa menyangkalnya. Pria ini terlalu sempurna untuk mu.

Chương tiếp theo