webnovel

War Torn: Nation of Ruins

Tác giả: Alter_Ruu
Quân đội
Đang thực hiện · 10.3K Lượt xem
  • 11 ch
    Nội dung
  • số lượng người đọc
  • N/A
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

"There's no hero, only people." Bukan cerita tentang seseorang, namun bagaimana orang-orang menghadapi kebrutalan perang. Menceritkakan tentang orang-orang yang terdampak dalam negara yang di ambang kehancuran. Negara Republik Svartov, sebuah negara yang kini adalah neraka yang nyata. Kuburan untuk mereka yang kurang beruntung. Rakyat sipil, tentara, pemberontak, atau pun tentara bayaran. (Cerita utama series War Torn. Jangan lupa cek juga spin off War Torn, War Torn: Fallen Dynasty, telah dipublikasikan di Wattpad.)

Chapter 1"Sister" part 1

29 Desember, 2030.

Siapa tahu hari ulang tahun adikku Ilona yang keempat belas adalah hari terburuk yang pernah ia alami, aku harap kehidupan kami tidak semakin buruk. Republik Svartov dalam kekacauan besar, pemberontakan di mana-mana, dan siapa tahu ternyata negara kami juga mempunyai fasilitas laboratorium rahasia, mereka yang mengungsi dari pinggir sebelah timur kota Lutovka dan desa-desa sekitarnya terdampak oleh senjata biologis di fasilitas itu lepas. Orang-orang yang tidak beruntung mati dan menjadi mayat hidup atau orang gila. Sulit dipercaya tapi kemana pun bertanya, jawabannya sama.

Sekarang kami tengah berjalan bersama rombongan pengungsi dari kota Varushka ke perbatasan negara tetangga, kekaisaran Teikokuten. Aku tahu kehidupan kami di situ akan berat, terutama karena jelas-jelas ras-ras mayoritas di Teikokuten tidak suka dengan ras dari Svartov, terutama ras Vyr.

Aku dan Ilona merupakan ras campuran Vyr dan Elfar, telinga kami runcing seperti ayah kami yang ber-ras Elfar, dan kulit pucat, rambut putih, juga iris mata berwarna merah dari ibu kami yang ber-ras Vyr.

Kami dengan sekitar 70 warga sipil lainnya tengah berjalan melewati jalan tol yang kosong, tidak ada orang yang lewat jalan tol ini setelah kekacauan terjadi di mana-mana, terutama dengan adanya kelompok pemberontak anarkis sudah muncul di Varushka, kami harus mengendap-endap sampai bisa ke sini.

Aku menatap ke wajah pucat Ilona, dia terlihat kelelahan, kami telah berjalan tanpa henti selama satu jam lebih, dan berputar-putar untuk menghindari para pemberontak anarkis itu. Ilona balik menatapku dan bertanya "Kak Paula, kapan kita sampai?"

Aku melihat ke sekitar dan melihat sebuah rambu tol, di sana tertulis "Varushka 4 Km." Jika aku tidak salah dalam pelajaran geografi, guru geografi-ku pernah bilang jika jarak dari Varushka ke perbatasan terdekat Teikokuten itu 5 kilometer.

"Sebentar lagi. Bersabarlah, Ilona," jawabku.

Aku melihat lagi ke sekitarku, jalan tol yang kosong, dan kerumunan orang yang berjalan bersama kami, mereka juga terlihat cukup kelelahan. Kami kekurangan bekal, mau tidak mau harus irit.

Kami lanjut berjalan selama dua puluh menit, sampai akhirnya kami sampai di perbatasan Teikokuten, tapi jalannya dibarikade dengan pagar besi dan kawat berduri, terlihat juga banyak penjaga perbatasan mengenakan rompi anti peluru dan juga helm.

Aku melihat salah seorang dari mereka berteriak ke arah kami dari jauh "Diam di tempat! Orang-orang pucat!"

Kami semua terdiam di tempat, apakah dia baru saja mencela ras kami? Mayoritas dari kami yang ber-ras Vyr lah yang paling terkejut. Namun kedua pihak hanya terdiam dan saling menatap sampai seorang penjaga perbatasan Teikokuten datang membawa pengeras suara, melihat dua buah tanduk kecil di dahinya, dapat diketahui jika ras-nya adalah Onirin.

"Kekaisaran Teikokuten tidak menerima pengungsi Svartov, putar balik dan kembalilah dari manapun kalian berasal!" Ucap Onirin itu.

Mendengar itu seluruh pengungsi terlihat kecewa, dan beberapa terlihat marah.

"Apa maksudnya ini!? Kalian tidak punya rasa belas kasih dan akan menelantarkan kami!?" Teriak seorang pengungsi pria dengan ras Elfar.

"Kami tidak punya tanggung jawab untuk menampung warga negara lain. Pergilah dari sini, kalian tidak diterima," jawab penjaga ber-ras Onirin itu.

Setelah kata itu dikeluarkan oleh penjaga perbatasan itu, hampir seluruh pengungsi meledak emosinya dan beberapa mulai meneriaki para penjaga perbatasan, sampai beberapa mulai maju untuk meraih beberapa penjaga perbatasan sedangkan aku, Ilona dan beberapa pengungsi terutama wanita berjalan mundur.

Lalu semuanya menjadi sunyi setelah penjaga perbatasan Onirin yang tadi mengeluarkan pistolnya dan menembakannya ke udara dan berteriak tanpa menggunakan pengeras suara "Segera pergi dari sini, sebelum kami menggunakan kekerasan!"

Setelah mendengar itu semua pengungsi behenti mencoba menerobos maju, dan mulai mundur lalu pergi dari sana, berputar balik dari mana mereka pergi sebelumnya.

Sepanjang perjalanan semua pengungsi menggerutu sepanjang jalan. Aku melirik ke arah Ilona, dan ia terlihat murung.

Sekitar 30 menit kemudian, seluruh rombongan memutuskan untuk beristirahat di pinggir jalan tol itu untuk memulihkan stamina, aku dan Ilona duduk paling jauh dari tengah rombongan.

Aku membuka tas ku, dan mengambil sekaleng daging cincang, dan dua buah sendok dan memberikan satu kepada Ilona.

Ilona mengambil sendok itu kemudian menatap ke arah mataku, "Kak Paula, sekarang kita harus bagaimana?" Tanya nya.

"Aku juga tidak tahu... Paling tidak kita akan pergi ke Szybokova, atau Lutovka, tentara Svartov masih ada di Lutovka," jawabku sebelum mengambil memakan sesendok daging cincang kaleng itu.

Setelah selesai memakan sekaleng daging cincang yang hampir tidak mengenyangkan kami berdua, aku mengambil ponsel dari dalam tas ku, dan mengecek jam, ini 14:25. Kemudian aku memeriksa pesan yang masuk, untungnya internet di daerah ini masih tersedia, aku melihat satu pesan yang baru saja masuk satu menit yang lalu,itu dari temanku Denis dalam isi pesan itu ia menulis "Paula, kau di mana?"

Setelah membacanya aku segera mengetik balasan untuk pesan tersebut tol perbatasan Svartov-Teikokuten."

Mengejutkannya kontak Denis segera online, dan statusnya sedang mengetik, selang beberapa detik pesan baru sudah masuk "Kau ingin mengungsi?"

"Perbatasan ditutup."

Ilona menepuk pundak ku kemudian mengambil sebotol besar air dari tas ku. "Boleh aku minta?" Tanyanya.

Aku mengalihkan pandanganku dari ponsel dan menjawab dengan mengangguk.

"Berpesan dengan siapa? Pacar" Tanya Ilona penasaran sambil mencoba mengintip handphone yang berada di tanganku.

"Teman," Jawabku singkat. Pacar apanya, aku mati bosan jika pacaran dengan orang cuek seperti dia.

"Siapa?" Tanya Ilona lagi penasaran.

"Denis," Jawab ku singkat. Aku melihat ponsel ku lagi, dan Denis hanya membaca pesan terakhirku.

"Dih..." ucap Ilona sambil membuang muka.

"Kok 'dih'?" tanyaku heran, Ilona memang tidak suka dengan Denis karena sedari dulu suka menganggu nya.

"Tidak, lupakan," balas Ilona kemudian melihat ke arah kerumunan pengungsi yang tengah beristirahat.

Satu orang pengungsi berdiri, kemudian beberapa pengungsi lainnya, "Kami akan berpisah dari sini, dengan rombongan sebesar ini kami khawatir ketahuan oleh para pemberontak."

Mendengar itu pengungsi yang lain tidak dapat melakukan apa-apa, dan hanya membiarkan mereka pergi.

Ponselku berdering kemudian aku melihat ke layar ponsel ku, ada pesan dari Denis, isi pesan itu adalah "Temui aku di alun-alun kota Varushka, nanti aku jemput 17:30."

Pesan itu membuatku bertanya-tanya, tapi untuk sekarang aku hanya merespon dengan "ya."

Entah apa yang dia rencanakan, tapi melihat jam menunjukan 14:20, berangkat terlalu cepat saat matahari masih bersinar terang bukanlah ide yang baik.

"Ada apa?" Tanya Ilona penasaran.

"Kita akan ke alun-alun Varushka, Denis akan menjemput kita, entah kemana," jawabku sebelum mematikan ponsel ku dan memasukannya kembali ke dalam tas.

Bạn cũng có thể thích

Continental Tyrant

VRMMORPG adalah permainan yang sangat populer pada tahun 2143 dimana di era ini, semua orang diseluruh dunia dapat memasuki dunia baru yang berbeda dengan bumi dengan cara bermain game di sebuah VRGear, salah satu game ini berjudul Continental Era dimana didalamnya para pemain bisa hidup di dunia lain dan menjelajahi benua yang bernama Euspos. Para Pemain dapat menjelajahi dan menyelesaikan seluruh misi dan alur cerita yang ada di dalamnya, dimana para pemain setelah menyelesaikan setiap misi akan diberikan hadiah seperti title,barang dan lainnya. Akan tetapi setelah 20 tahun semenjak game ini di rilis, 2 tahun belakangan ini game ini tidak mempunyai perkembangan update patch setelah berakhirnya cerita didalam kontinen Satrun, yang mengakibatkan penurunan para player di setiap harinya hanya 100 orang yang bermain atau online didalam game itu sendiri selain dari player lama pergi memainkan game-game baru yang sejenis. Namun ada satu High-End player bernama Vanyo yang masih terus-menerus bermain untuk mengisi waktu luang di sela-sela pekerjaan yang dia miliki meskipun player yang sekelasnya telah pergi memainkan game baru. Entah itu karena waktu kosong, nostalgia atau bosan memainkan game baru yang sejenis. Disini Vanyo memutuskan untuk pergi menjelajah lautan yang ada didalam game dengan harapan menemukan sebuah benua baru yang belum terjamah oleh player manapun dan takdir apa yang akan terjadi dengan player satu ini dan kegelapan apa yang ada di kontinen Euspos yang belum terungkap oleh para player?

Vanyo · Quân đội
Không đủ số lượng người đọc
5 Chs

Mafioso

"Oh.. apa? Emmpphhht.." belum selesai berbicara mulut Chanyeol sudah dibungkam sang jalang. Setelah beberapa menit Chanyeol pun bertanya pada camorra. "Ada apa, apa ada hal penting sehingga selarut ini kau menghampiri ku?" Camorra masih tidak bisa berpikir jernih apa yang terjadi saat ini. Bagaimana Chanyeol berubah menjadi pria yang begitu brengsek. "Kalau tidak ada yang begitu penting, bisa kah kau meninggalkan kami?" Camorra pun tidak tahan hampir menitihkan air mata kala jalang itu mencumbui tunangan nya di depan mata nya sendiri bahkan tunangan nya pun hanya diam saja dan menikmati tiap belaian dari seorang jalang. Lagi-lagi Chanyeol berkata.. "Apa kau ingin threesome?" Kata pria itu dengan menunjukkan seringai khas miliknya. Dan air mata pun tidak bisa dibendung lagi, cloe berlari meninggalkan Chanyeol sambil terisak wanita itu mengambil kunci mobil dan melajukannya dengan kecepatan tinggi, entah kemana tujuan nya yang penting saat ini dia butuh menenangkan diri. Sementara itu masih didalam ruangan kerjanya Chanyeol berteriak sejadi jadinya sementara jalang masih mencumbui lehernya, seketika Chanyeol mendorong jalang itu kelantai sampai terjatuh mendengar suara mobil dihidupkan pria itu melihat ke arah jendela mendapati cloe mengemudi dengan sangat kencang. "Cloe pergi dengan menyetir sendiri, ikuti dia" perintah Chanyeol pada Teyong "Kau menyakitiku sayang, tapi tak apa ayo kita lanjutkan" "Jalang sialan pergi dari hadapan ku" bentak Chanyeol pada sang jalang sambil melemparkan sejumlah uang. Dan akhirnya jalang itu mengutipi uang tersebut dan pergi meninggalkan Chanyeol. "Thanks babe" jalang itu membelai lembut pipi Chanyeol sementara pria itu memalingkan wajahnya. "Aaakkkkkhhh..." Teriak Chanyeol frustasi dan mengacak-acak rambut nya ketika jalang itu benar-benar sudah pergi.

Drunken_pretas13 · Quân đội
Không đủ số lượng người đọc
13 Chs