Ketika dirinya sudah hampir sampai dengan gedung tinggi milik perusahaan D.E.M foundation, secara tiba tiba terdengar suara seseorang yang tidak asing bagi dirinya
"Nii-sama!! " seruannya.
Setelah mendengar suara tersebut, Oberon segera berhenti diujung bangunan didekat dengan D.E.M lalu berbalik kebelakang
"Mana!? " ujarnya
Lalu Mana pun segera mendarat dengan memakai perlengkapan tempur milik Ratatoskr yang tidak secanggih miliknya karena demi mempertahankan energi sihir didalam tubuhnya yang sudah bocor setelah dilakukan analisis oleh Reine dari DNA miliknya
"apa yang kamu lakukan disini? " tanya Shido
"hihi... Kata Kotori aku diperbolehkan untuk ikut membantu kalian. Dan sepertinya negosiasi kalian bertiga gagal ya membujuk Spirit itu" jawab Mana.
"hoo... Gak heran sih kalau itu Kotori, kita juga kekurangan orang juga" ujar Oberon
Ntah angin apa yang barusa saja lewat terlintas muncul sebuah ide licik dari pikirannya
"oh ya Ini kita mau lewat pintu depan D.E.M gimana kalau Mana lewat pintu belakang Untuk menghabisi mereka dari titik buta mereka? " tanya Oberon
Setelah mendengar rencana dari Oberon, Mana menyukai rencana tersebut dan berkata "Hoo! .. Ide yang bagus, dengan adanya kak Oberon pasti bisa menahan serangannya. Baiklah aku duluan"
Mengikuti rencananya Mana segera berpisah dan pergi menuju pintu belakang gedung D.EM
'maaf ya Mana,kau harus jadi Decoy buat si wanita gila itu. Jujur ketimbang Ellen aku lebih benci orang itu' ucap dalam hatinya.
***
Mana akhirnya sampai didepan pintu masuk belakang dan ia memutuskan untuk melewati sebuah tembok yang hendak ia hancurkan.
Ketika ia ingin menghancurkannya dengan sebuah pedang laser yang dimilikinya, muncul sebuah ledakan dan membuat dirinya terpaksa mundur dari sana
"Akhirnya ketemu Juga Kau... TAKAMIYA MANA!! " Seruan gadis tersebut.
"tak kusangka kau akan menggunakan Prototype benda itu Jessica" ujar Mana
'kurang ajar kau ya, Oberon akan kubuat perhitungan kau setelah perang ini berakhir' ucap dalam hatinya.
***
Disisi lain, Oberon berjalan santai memasuki gedung dan ketika sudah berada ditengah tengah ruang masuk, sudah ada 20 pasukan D.E.M bersenjata lengkap
"angkat tanganmu! Dan menyerahlah. "
Setelah mendengarnya Oberon pun segera menghela napas panjang kepada mereka "hahh... Bisa gak sih kalian minggir, cuman mau jemput tuan putri begini amat" ujarnya dengan nada mengeluh.
"jadi kau tetap tidak mau menyerah ya? Sepertinya kau keras kepala sekali nak" ucap salah satu dari mereka.
"Shido tutup matamu sekarang" ujar Oberon sembari melirik Shido yang ada disisi kirinya
"ya... Walau aku cuman tau basic basicnya saja kurasa sudah cukup untuk mengalahkan kalian yang bukan penyihir" ujarnya.
Oberon pun langsung melempar sebuah permata berwarna biru dari tangan kirinya yang ia sembunyikan dibalik punggungnya
"cepat tembak kita tidak tau apa yang-"
Dalam sekejap permata itu meledak mengeluarkan cahaya yang sangat menyilaukan mata membuat musuh hanya bisa bergerak ditempat
"aghh! Silau... "
"tak kusangka dia melempar permata itu sebagai pengecoh kita"
Semuanya saling menjaga satu sama lain karena tidak tau pergerakan apa yang akan dilakukan oleh lawan mereka.
Cahaya putih mulai redup dari mata mereka secara perlahan dan penglihatan mereka mulai kabur lalu kembali seperti semua.
"sial! Dia kabur" ucap salah satu dari mereka"
Salah satu dari mereka yang berada di sisi kiri atas melihat Shido beserta Oberon sedang lari menuju tangga darurat karena listrik dilantai bawah sedang mengalami kerusakan.
"cepat kejar mereka!!"
"siap, dimengerti "
Semuanya berbondong bondong mengejar 2 orang anak SMA yang sedang berlari dikoridor.
***
Sementara itu mereka masih terus berlari dan Shido berada dibelakangnya
"sial! Mereka masih mengejar kita" seruan Shido.
Disini Oberon pun tersenyum karena semuanya sesuai dengan prediksi serta rencananya.
Setiap berlari Oberon terus melirik kebelakang disetiap detiknya sampai menunggu momen yang pas.
"Oi Oberon tidak mungkin kau tidak punya ide'kan? Pintu darurat sudah ada didepan kau mau kita bertarung diruang sempit!? "
'tunggu... Tunggu'
Ia berkali kali menoleh kebelakang dan kini sudah ke 10 kalinya.
Ketika ke 13 kalinya, ia melihat Pasukan D.E.M berlari lurus sejajar membawa senjata mereka.
"Menunduk Shido!! " teriaknya.
Oberon pun langsung membalikan badan dengan cepat sembari mendorong tubuhnya kebelakang dengan 2 jari tangan kanan diarahkan kepada mereka dan tangan kiri yang melahan lengan satunya.
Sebuah gumpalan cahaya merah dan hitam muncul dari jari telunjuk & tengahnya dan siap untuk diluncurkan kapan saja
Shido yang menurutinya pun lanjut berlari menunduk yang membuat dirinya hampir jatuh ke lantai.
"Gandr! "
Sambaran petir menyambar dengan cepat kedepannya membuat semua pasukan D.E.M langsung hangus dibagian dada mereka.
Oberon kembali menjaga keseimbangannya lagi dan lanjut berlari menuju tangga darurat yang sudah berada didepan matanya.
Shido yang sempat merasakan merasa merinding sesaat setelah sambaran petir itu lewat tepat diatas kepalanya.
Ia kembali berlari tegak sembari melirik kebelakang melihat jasad para pasukan D.E.M yang tergeletak dilantai.
"Sihir apa itu barusan? " tanya Shido
"itu Sihir sama yang kupakai saat melawan Kotori tetapi ini kufokuskan kepada 1 titik diantara jari telunjuk dan tengahku"
Setelah memberikan penjelasan singkat itu kepada Shido, dirinya pun juga tak mengira sama sekali jika dia hanya memfokuskan Gandr kepada kedua jarinya akan menghasilkan serangan yang seharusnya sebuah proyektil berwarna merah gelap kehitaman berubah menjadi sebuah sambaran petir dengan warna yang sama
'gila... Ini sudah seperti Fujimaru Ritsuka di Arc Agartha saat lawan Demon Pillar' ujar dalam hatinya.
Pintu tangga darurat sudah didepan matanya, lalu ketika hendak membukanya terdapat pasukan lain dari sisi satunya yang telah menemukan mereka
"itu dia cepat serang! "
"apa! Bukannya mereka seharusnya sudah kau kalahkan tadi!?" seruan Shido yang terkejut
Oberon pun mengeluarkan 6 Azur Black Key dari kantung celananya lalu ia alirkan mana dan siap ia lemparkan layaknya proyektil
"aghh merepotkan saja kalian! "
"tembak!! "
Dor dor dor...
Suara tembakan berbunyi dan semua peluru diluncurkan.
Karena mereka lebih dulu menembakkan proyektilnya, Oberon segera memasuki mode bertahannya untuk menangkis serangan tersebut sampai ia terdengar suara teriakan keras dari belakangnya
"Ghaaaaa!! "
Wuusshh...
Mendengar suara itu berasal Shido, Oberon pun segera melompat tinggi diudara dan ketika melihat kebawa sebuah shockwave muncul kearah depan dan menebas pasukan itu menjadi 2 bagian.
Menduga hal tersebut, Oberon pun berbicara dengan nada tenang "akhirnya... Gk ada beban lagi. " ujarnya.
Ketika melirik kebelakang ia melihat Shido memegang sebuah pedang yang cukup besar milik Tohka yakni Sandalphone
"haaa... Ayo kita lanjutkan lagi" balas Shido yang sedikit menghela napasnya.
'karena mana yang sedikit pasti dia cukup kelelahan hanya mengeluarkan shockwave tadi. Kurasa aku akan melatihnya, ditambah beberapa bulan lagi saat musim panas akan ada Event cukup besar untuk para Spirit yang disegel nanti' ujar dalam hati Oberon yang masih melirik senjata yang dipegang oleh Shido
"oke ayo, Tuan Putri sedang menunggu kita Pangeran " ujarnya yang sedikit menghibur Shido saat ini.
"ya kamu benar, ayo kita selamatkan Tuan Putri komandan" balasnya yang meladeni perkataan dari Oberon
Layaknya seorang komandan dan pangeran berkuda mereka terus menerjang tanpa henti mulai dari lantai 1 sampai ke lantai 15 dan masih tersisa 35 lantai dan ratusan anak tangga lagi yang harus mereka lewati.
"aghh! Bajingan kenapa liftnya hak bisa dipakai segala sih! Harus pakai akses keycard pula!! " teriak Oberon yang mengeluh
Sudah ada sekitar 30 menit mereka ditangga darurat dan selalu saja ada musuh yang menghadang ditempat sempit ditambah mereka juga harus keluar mencari tangga darurat lagi karena setiap 4 lantai sudah tidak ada anak tangga lagi untuk naik kelantai berikutnya.
"kau mau istirahat dulu? " tanya Dirinya kepada Shido
"tidak... Tidak ada waktu untuk istirahat sekarang!" seruannya dengan nada tinggi
Ia yang mendengarnya dari yang bersandar ditembok kembali lagi berdiri tegak
"itu baru Shido yang ku inginkan. Tapi dari pada itu gimana kita cari kartu akses dari semua pasukan yang kita hadapi? Hitung hitung hemat waktu" ujarnya kepada Shido
"kurasa itu ide bagus. " jawabnya
Mereka kembali lagi ke bawah menyusuri setiap jalan yang telah mereka lewatkan. Sampai ia menemukan sebuah Keycard dari salah satu jasad meskipun kunci tersebut sudah terkena noda darah yang mengering
"oke ayo kita coba lift dilantai 15 tadi" ujarnya
***
10 menit telah berlalu dari mereka mencari keycard dari lantai 15 sampai ke lantai 10 dan kini mereka sudah berada didepan lantai lift
"semoga saja bekerja ya"
Oberon pun menempelkan keycard tersebut disebuah sensor yang tertutupi kaca disamping pintu masuk.
Terlihat dari layar disamping mereka, lift tersebut turun dari lantai 30 menuju lantai mereka sekarang ini yakni 15.
"kurasa sampai disini saja tugas komandan untuk mengantar pangeran menjumpai tuan putrinya"
"apa maksudmu? Kau tidak ikut? " tanya Shido karena bingung dengan maksud dari perkataannya
"ya... Lebih tepatnya aku akan berjaga jaga disekitar sini. Kebetulan yang kau pegang itu sepertinya keycard tingkat tinggi. Jadi para pasukan biasa tanpa komandan mereka tidak akan bisa kelantai atas kecuali melewati tangga"
Pintu lift pun terbuka kemudian Oberon pun mendorong Shido agak kuat sampai masuk kedalam bersamaan dengan keycard yang ia pegang
"maaf ya aku tidak memberitahukan soal ini padamu sejak awal" jawab Oberon
Pintu lift tertutup secara perlahan
"aku akan menunggumu dibawah, jaga hati hati dia bawa di kembali Itsuka Shido" lanjut perkataannya dengan nada senang
Pintu tertutup total lalu Shido pun segera naik menuju lantai paling atas yakni lantai 50.
"tak kusangka orang sepertimu bisa sebaik ini ya, Oberon. Aku tidak akan mengecewakanmu karena telah percaya padaku" ucapnya dengan senyum tipis.
***
Sementara itu Oberon mulai mendekati jendela dan melihat pertempuran antara Banderscath serta Kurumi beserta para Spirits lain yang dikendalikan oleh Miku telah datang untuk membantu
"bro,it's Canon Event. Memang sudah seharusnya begini, Absolut Fate memang tidak bisa diubah... "
Senyum licik terlihat jelas dari balik jendela yang memantulkan sedikit bayangannya
"sampai aku bisa mencapai tempat itu, bertentangan dengan dunia dan sisi kebalikannya yang berada diluar waktu, menyimpan segala informasi tentang segala macam kemungkinan baik dari peristiwa masa lalu, masa kini, masa depan yang biasa dikenal dengan "Outside Of The World" atau Swirl of the Root"
Tembakan peluru dari Banderscath melintas begitu saja disamping kepalanya dan ia tetap tenang tanpa bergeming sedikit pun.
Banderscath tersebut mulai mendekati Oberon dan mengarahkan tangannya yang berupa senjata api yang siap diluncurkan kapan saja.
Ia pun segera mengambil sebuah topeng dari balik jaketnya yang telah ia sembunyikan selama bersama Shido beserta yang lainnya. "Baiklah kita sambut kedatangan Princess dipanggung yang sudah kusiapkan ini"
Topeng Jester telah ia pasang dan identitasnya sebagai Jester telah dikenal dan Banderscath itu pun diam ditempat setelah mengscan penampilan Oberon saat ini yang menjadi Jester
Jester memukul keras jendela yang berada didepannya dengan teknik bajiquan miliknya, sampai membuat jendela yang berada dilantai atas serta lantai bawahnya ikut pecah bersamaan.
Ia segera baik keatas punggung Banderscath lalu memerintahkan terbang menuju Ellen beserta Wesscot berada yakni lantai 50.
"akan kusambut hangat pedang Nahema milikmu itu Yatogami Tenka"
- To Be Continued -