"kau pasti bingung kan?" tanya Ito
"kalian berdua mau apa?" Theo bertanya kembali
"kau tidak melihat Yori bermain kemarin?" tanya Ito
"bermain dimana?" tanya Theo
"nanti juga kau tahu" jawab Ito
lalu mereka pun membahas soal pertandingan sekolah yang akan dilaksanakan sebentar lagi.
"hei kalian yakin kita bisa juara?" tanya Theo
"maksudku kenapa tidak?" Ito bertanya kembali
"kan cuma sekolah igawa yang susah sisanya mah gampang" ucap Yori
"kau enak bicara seperti itu aku yang harus membatasi permainanku bakal susah" ucap Theo
beberapa menit kemudian Theo pergi dari situ dan makan dan jam istirahat pun sudah habis dan bel jam pelajaran pun bunyi lalu mereka kembali ke kelas masing-masing.
Keesokan harinya Theo pergi ke tempat latihan FC Tokyo, sesampainya disana ternyata ia baru sendiri, bagitu melihat lapangan latihan kosong Theo langsung mengecek jam nya dan ternyata Theo datang terlalu cepat dari teman-teman lainnya 30 menit.
Theo hanya membuka ponselnya dan menonton beberapa kartun jepang untuk menunggu teman-teman lainnya, waktu pun berlalu para pemain FC Tokyo berdatangan ke tempat latihan melihat Theo yang sedang terduduk.
"oi Theo kau dipanggil manajer tuh" ucap Aoi
"mau apa lagi dia?" tanya Theo yang heran
"lihat saja kau pasti terkejut" jawab Aoi
"kejutan kok diberitahu, gimana sih" ucap Theo
lalu Theo pun pergi ke tempat manajer yang tidak terlalu jauh di area latihan, Theo berpikir dia masih harus menggunakan tongkat selama 3 hari tapi yang membuat Theo kepikiran adalah kenapa awalnya cuma 5 hari bukannya itu terlalu sedikit. Theo pun sampai di tempat manajer,
"kau anak yang lumayan aneh ya?" ucap manajer FC Tokyo
"apa maksudmu" tanya Theo yang heran
"lihat ini hasil tes mu saat kau cidera kemarin" ucap manajer FC Tokyo, lalu manajer memberikan suatu kertas yang berisi suatu perubahan penyembuhan
"apa ini?" tanya Theo
"proses peneyembuhanmu, kau bisa sembuh dengan cepat" ucap manajer FC Tokyo
"itu cuma karena faktor keturunan, apa itu saja?" ucap Theo
"dan juga... coretan apa itu di wajahmu?" tanya manajer FC Tokyo
"masa Douglas adalah murid kelas 11 Hikarigasaki" ucap Theo sambil bercanda
"sisanya kau akan lihat nanti mereka belum sampai" ucap manajer FC Tokyo
"apa maksudmu mereka?" tanya Theo
"nanti juga tahu" ucap manajer FC Tokyo
Theo pun kembali ke lapangan dan dia melihat buku gambarnya sedang di pegang oleh seseorang tapi Theo tidak tahu itu siapa karena dia melihatnya dari belakang.
"jatuhkan, pelan-pelan" ucap Theo
"tenanglah aku pemain sini kok" jawab orang itu
"jatuhkan, pelan-pelan sekarang" ucap Theo
orang itu menjatuhkan buku gambar Theo dengan perlahan, saat buku itu sudah dilantai ia berbalik arah dan ternyata itu Yori anak kelas 10 Hikarigasaki.
"Theo kenapa kau disini?" ucap Yori
"kau belum tau dari Ito?" tanya Theo
"belum, memangnya dia akan memberitahu apa?" tanya Yori
tidak beberapa lama ada yang menepuk punggung Theo dan berkata "hapus coretanmu" orang itu pun langsung berjalan ke lapangan diikuti oleh manajer dan memperkenalkan orang baru yaitu Ito teman Kisa yang baru saja didatangkan dari Tokyo Verdy, lalu Theo diberikan pilihan untuk melihat para pemain berlatih atau pulang kerumahnya.
Theo lebih memilih untuk pulang karena ia pasti akan bosan jika ia hanya melihat rekan-rekannya berlatih tanpa ikut berlatih sebelum pulang Theo berkata kepada ito "temui aku di tempat biasa besok" lalu ia pulang ke asrama, sesampainya di asrama Theo hanya bersantai di ruang tengah ia kembali melihat siaran televisi tentang tragedi lantai berdarah lalu ia melihat rekaman-rekaman di dalam pusat perbelanjaan saat kejadian itu para teroris menembaki warga sipil, korban berjatuhan darah dimana-mana, waktu pun berlalu Theo ternyata ketiduran di ruang tengah dengan kondisi televisi masih menyala, Theo dibangunkan oleh Kino, ternyata waktu sudah senja Theo sudah terlalu lama tertidur, malam harinya Theo tidak makan bersama para idol ia lebih memilih menyendiri di balkon asrama.
Theo hanya duduk di bangku di balkon asrama menatap bulan, Theo sangat tidak mengerti sekarang sudah ada 3 orang yang akan tau tentang Theodore Douglas, Theo memainkan pulpennya sambil memegangi buku gambarnya Theo masih terbayang-bayang akan tragedi lantai berdarah, lalu Theo menggambar skema tragedi lantai berdarah yang ia lihat dari televisi Theo menggambar ada seorang ayah yang tertembak dan sedang menyuruh anaknya lari dan Theo menggambar satu gambar lagi yaitu seorang ayah yang sedang bersandar di tembok dan tertembak hanya menunggu waktu kematiannya.
Beberapa menit kemudian pergi dari atap itu dan masuk ke kamarnya untuk tidur, keesokan paginya Theo berangkat ke sekolah seperti biasanya bersama Kisa, Hisa, dan Sakura, sesampainya di sekolah Theo disambut oleh Ito.
"bagaimana? kaget kan?" tanya Ito
"apa maksudnya semua itu?" Theo bertanya kembali
"seperti katamu, kita akan bertemu diatas seperti kemarin" jawab Ito
Mereka semua pun masuk ke kelas masing-masing, beberapa jam kemudian bel istirahat pun berbunyi dan Theo pergi ke atap sekolah untuk bertemu Ito dia tahu jika bakal ada Yori disitu, sesampainya Theo disana Theo melihat Ito dan Yori yang sedang bingung.
"jadi gini, mereka ingin seseorang untuk menggantikanmu yang akan pergi" ucap Ito
"aku saja belum pasti bakal pergi atau tidak" jawab Theo
"Theo apa kau yakin tidak akan pergi?" tanya Yori
"aku tidak yakin juga sih" jawab Theo
mereka terus berbicara tentang itu sampai Theo tidak sadar jika ia tidak menggunakan tongkatnya ketika berjalan.
mencoba sesuatu yang baru di bagian dialog mending yang lama atau yang baru?