Sebulan telah berlalu, pembangunan paviliun kediaman Zang Yun dan Lung Nie telah selesai. Komplex paviliun besar dan terlihat mewah itu dikelilingi tembok pagar setinggi 5 meter layaknya sebuah benteng pertahanan, dan didepan pintu gerbang masuk terdapat pos penjagaan yang selalu dijaga oleh 4 orang penjaga yang secara bergantian menjaga paviliun tersebut. Saat ini para pekerja sedang melakukan pembangunan di tempat kediaman paman Zang Rong untuk membangun sebuah paviliun dan gedung Klan Zang serta gedung perguruannya, setelah mendapat izin dari kakek Zang Lang segera Zang Yun merealisasikan janjinya kepada paman Zang Rong.
Zang Yun telah mulai berlatih teknik pedang tingkat langit dari kitab yang dipinjamnya dari perpustakaan Klan Zang, teknik 'Pedang Pembelah Bumi' mulai dikuasainya dengan berlatih disiang sampai sore hari dan malam harinya dia berkultivasi untuk menambah tingkat kekuatannya. Suatu ketika saat sedang berkutivasi Zang Yun mengalami hal aneh, dia merasakan tubuhnya ditarik oleh sebuah kekuatan yang sangat besar dan tersedot masuk kesebuah tempat yang terlihat ada banyak cahaya yang melintas saling silang diatas kepalanya kemudian dia mendengar suara bergema dan sangat berwibawa.
"Berkah dari langit datang untukmu dan untuk istrimu...!, takdir sudah ditentukan...!" terdengar suara tersebut ditelinganya dan didepannya sudah berdiri sosok pria yang memancarkan cahaya putih menyilaukan mata.
"Ehh..., apa ini...? apakah aku bermimpi...?" kata Zang Yun yang terkejut mendengar dan melihat hal aneh didepannya.
"Kamu tidak sedang bermimpi anakku...!, mulai saat ini tugasmu adalah menjaga istrimu sampai melahirkan putramu yang adalah 'Sang Terpilih'...!, rahasiakan pertemuan kita ini dari siapapun kecuali istrimu...!, aku akan kembali menemuimu setelah lahirnya Sang Terpilih...!" kata sosok bercahaya itu kemudian menghilang dan Zang Yun merasakan tubuhnya kembali seperti biasa.
"Ahh..., ada apa ini...?, apakah karena aku terlalu lelah berlatih tadi sore...? ahhh...!" bergumam Zang Yun dalam hati kemudian melanjutkan kultivasinya.
1 jam kemudian Zang Yun bangun dari kultivasinya dan kembali masuk kedalam rumah, dia langsung masuk kekamar pribadi untuk mendapati sang istri yang sudah tidur.
"Ehh..., ada apa istriku...?, kenapa belum tidur...?" tanya Zang Yun ketika masuk kedalam kamar dan melihat sang istri sedang duduk termenung disisi tempat tidur.
"Entahlah..., aku tidak bisa tidur lagi...!, takut bermimpi aneh lagi...!" kata sang istri.
"Hmm..., apa kamu bermimpi bertemu sosok yang bercahaya...?" tanya sang suami.
"Ehh..., dari mana kamu mengetahuinya...?, memang benar tadi dalam mimpi aku bertemu seorang laki-laki tua..., seumuran dengan kakek Lang...!, tubuhnya memancarkan cahaya hijau terang dan berkata ada berkah langit turun kerumah kita...?, terus tiba-tiba menghilang begitu saja...!" kata Lung Nie menjelaskan.
"Ya..., sama sepertiku saat berkultivasi barusan..., aku juga didatangi oleh sosok bercahaya putih menyilaukan mata...!, dan berkata yang sama seperti yang kau dengar dari sosok bercahaya hijau itu...?" kata Zang Yun.
"Apa maksud penglihatan aneh itu...?, apa akan terjadi sesuat dengan kita...?" tanya sang istri yang terlihat gelisah.
"Entahlah istriku...?, aku juga masih bingung dan bertanya-tanya..., hanya saja aku diberi pesan untuk tidak menceritakan hal-hal aneh yang kita alami kepada orang lain selain kita berdua...!" kata Zang Yun menjelaskan.
"Hmm..., masih tengah malam...!, kamu tidur dekat aku...!, aku masih takut bertemu sosok bercahaya itu lagi...!" pinta sang istri.
"Baiklah...!, tidurlah..., aku akan menjagamu..., eennmm...?" kata sang suami menenangkan sang istri kemudian berbaring sambil memeluknya dari belakang.
Menjelang subuh Zang Yun terbangun dan melihat sang istri masih tertidur lelap, segera dia beranjak keluar rumah dan menuju tempat dimana dia biasa melakukan kultivasinya. Selama 2 jam dia berkultivasi, Zang Yun kembali mengalami 2 kali pertemuan dengan sosok-sosok bercahaya. Pertama dia bertemu dengan sosok bercahaya merah kemilau dan yang kedua dengan sosok bercahaya warna warni seperti pelangi, dan keduanya sama seperti sosok bercahaya putih sebelumnya yang mengatakan tentang berkah dari langit untuk keluarganya.
Setelah selesai berkultivasi Zang Yun melanjutkan latihan phisik dan melatih teknik pedang tingkat langit yaitu teknik Pedang membelah Bumi, kemudian beberapa saat dia mendengar suara panggilan dari istrinya.
"Suamiku...!, segera bersihkan dirimu..., aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita...!" kata Lung Nie dari arah kediaman mereka.
"Baiklah sayang...!, aku segera kesana...!" kata Zang Yun kemudian menyudahi latihannya dan menuju kamar mandi.
Dimeja makan pasang suami istri itu kembali bercerita tentang hal aneh yang mereka alami dari malam hari sampai subuh, sang istri juga masih mengalami 2 kali pertemuan dengan sosok bercahaya emas dan bercahaya biru dengan mengatakan hal yang sama dengan sosok bercahaya hijau sebelumnya. Dalam semalam mereka berdua mengalami hal aneh sebanyak 3 kali dan bertemu sosok-sosok bercahaya yang berlainan warna, dengan masiing-masing sosok bercahaya itu mengatakan tentang berkah dari langit untuk mereka.
"Berkah apa yang mereka maksudkan...?, apakah tanaman bunga Anggrek Dewa itu sayang...?" kata Lung Nie bertanya.
"Mungkin saja...!, karena dari hasil penjualan Anggrek Dewa itu sudah mengubah hidup kita dengan adanya paviliun baru ini...!, demikan juga dengan yang anggota keluarga kita lainnya...!" kata Zang Yun menjelaskan.
"Hmm..., suamiku apakah mereka adalah para Dewa...?, karena seingatku dari cerita-cerita kuno para Dewa di Alam Surgawi tubuh mereka memancarkan cahaya yang menyilauakan...!" kata Lung Nie.
"Salah satu sosok yang datang menemuiku itu mengatakan hal seperti dugaanmu...!, dan ingat perkataan mereka untuk selalu merahasiakan kejadian-kejadian aneh yang kita alami...!" kata Zang Yun menjelaskan.
Waktu berjalan terus dan tanpa terasa pembangunan gedung Klan Zang, gedung perguruan dan paviliun paman Zhang Rong telah selesai. Kesibukan para anggota keluarga Zang bertambah dengan adanya penerimaan murid baru di Perguruan Klan Zang, perguruan yang sudah dibuka untuk umum itu diberi nama 'Perguruan Pedang Emas' sesuai dengan julukan sang pendiri yaitu Zang Lang. Selain anggot keluarga Zang para keluarga menantu yang sudah terikat sebagai keluarga besar juga ikut terlibat, seperti kedua orang tua Lung Nie yang selain pedagang juga sebagai pembudidaya Kekuatan Hawa Murni.
Lung Chao ayah Lung Nie berusia 54 tahun dengan tingkat kekuatan Hawa Murni Spiritual tahap 5, dan Shu Wang sang istri berusia 50 tahun yang tingkat kekuatannya sudah berada ditingkat Hawa Murni Langit tahap 1. Kedua mertua Zang Yun itu terlihat ikut membantu kesibukan di Perguruan Pedang Emas, Lung Chao dan Shu Wang menjadi pelatih bagi murid-murid baru dalam hal latihan dasar penguatan tubuh. Demikian juga Zang Yun bersama ketiga saudara sepupunya Zang Cian, Zang Ran dan Zang Fei, ikut terlibat dalam proses penerimaan murid baru. Dalam seminggu telah direkrut sebanyak 50 orang anak-anak dan 20 orang anak muda baik laki-laki maupun perempuan, mereka tertarik untuk belajar dan berlatih karena mereka tidak dipunggut biaya selama pelatihan mereka.
Dengan total murid sebanyak 100 orang keramaian di komplex Perguruan Pedang Emas mulai terlihat, setiap hari terdengar suara-suara pekikan semangat para murid yang sedang berlatih teknik-teknik dasar tangan kosong maupun dengan senjata berbagai jenis. Berbagai fasilitas latihan telah disiapkan oleh Zang Rong sang Patriark Klan Zang yang juga sebagai ketua Perguruan Pedang Emas, demikian juga dengan Zang Rou sebagai seorang Alkemis telah menyiapkan Pil-pil yang akan mendorong para murid berkultivasi untuk meningkatkan tingkat kekuatan Hawa Murni mereka.
Berita dibukanya Perguruan Pedang Emas untuk umum sudah tersiar sampai kebeberapa desa disekitar Desa Kun Zang, dan hanya dalam waktu seminggu banyak anak muda mulai berdatangan untuk mendaftarkan diri menjadi murid Perguruan Pedang Emas.