Jakarta, pukul 5 pagi
"Happy birthday Alicia kami yang tersayang!" seruan dari beberapa orang di kamar seorang gadis yang sedang melipatkan mukenanya karena habis sholat Shubuh. Mendengar itu, gadis itu menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya karena malu. 1 orang pria tampan yang membawa kuenya dan 1 wanita di samping pria itu memeluk gadis itu. Dan tak lupa ada anak kecil umur setahun memeluk gadis itu juga di gendongan wanita itu.
"Tiup lilinnya, adik bungsu kita tersayang!" ucap wanita itu setelah melepaskan pelukannya dan memberinya ciuman di keningnya.
"Huuufh" gadis itu ketika meniup lilinya dan membuat orang-orang yang ada di sana bertepuk tangannya.
"Terima kasih semuanya telah mengingat ulang tahunku" ucapnya dengan terharu.
"Apa ucapan ulang tahunmu untuk hari ini Alice? Tanya seorang pria itu lagi.
"Aku hanya ingin semoga kita diberi rezeki, sehat selalu dan semoga aku bisa menjadi anak yang sholehah untuk papa, mama, abang, kakak dan kita bisa selalu bersama selamanya" ucap Alice, nama gadis itu.
"Amiin ya rabbal alamin" ucap yang lainnya kompak.
Sekarang ini gadis yang berulang tahun yang ke-19 itu namanya Alicia Permadani, panggilan Alice. Diberi kejutan oleh keluarga nya ketika dia selesai sholat Shubuh di kamarnya.
Setelah acara ulang tahun secara kekeluargaan selesai, pada pagi hari Alice mempersiapkan kopernya dan barang bawaan lainnya. Tiba-tiba ada seorang wanita mengetuk pintu dan Alice menoleh kebelakang dan tersenyum lebar.
"Halo kak Dinda!" serunya lalu memeluk wanita cantik itu dan dibalas dengan pelukan oleh wanita itu juga.
"Adikku yang mau dewasa, tapi sekarang akan pergi meninggalkan kita untuk kuliah di tempat yang diinginkan" Ucap kak Dinda tersenyum terharu.
"Iya kak alhamdulillah Allah memberikan ku hadiah yang paling ku inginkan" Balas Alice sambil tersenyum hangat.
"Dan semoga kalian baik-baik saja menuju ke Bandung ya kak bersama Shaka" Tambahnya. "Tapi apa gak masalah dengan bang Andi ikut?" Tanya Alice khawatir.
"Gak masalah kok lagi pula dia baik kok orangnya, kan kamu dekat juga dengan Andi kan?" Kak Dinda balik nanya.
"Iya sih kan dia orangnya suka ngebut khawatir aja akunya kak" Jelasnya dengan khawatir lagi.
"InsyaAllah dia baik kok tenang saja ya lic, sekarang kamu ke dapur yuk kita sarapan bersama ada abangmu, papa dan mama serta Shaka menunggumu" Kata kak Dinda lalu merangkul adik iparnya keluar dari kamarnya menuju dapur.
"Eh yang ultah datang nih!" Seru pria tampan yang duduk di kursi.
"Iya bang Res, gak usah berlebihan deh, gue mau pergi ke Universitas ternama di korsel, dan lo tinggal di rumah gak ada gue hahahaha" Ucap Alice sambil meledek dan duduk sambil memangku Shaka didekat Ares, anak ketiga.
"Lagian lo juga sendiri di Korea Selatan, kesepian ngekos" Balas Ares tak mau kalah.
"Ada kok gue teman bang dan di sana pasti ada cowok tampan lagi" Balas Alice sambil tersenyum ceria.
"Iya deh" Kata Ares pasrah. Sedangkan yang lainnya hanya sibuk menatap kakak beradik yang sibuk berdebat tapi tidak pernah protes hanya tersenyum karena lucu.
"Aduh kalian lucu banget deh. Ya sudah makan ya anak-anakku, terutama Alice, kamu harus menuju ke bandara nanti" Ucap pak Retno, papa Alice memperingatkan.
"Baik pa" Ucap semuanya kompak
"Iya opa" Teriak Shaka secara tiba-tiba dan membuat yang lainnya ketawa gemas.
"Pinternya cucu opa dan oma" Kata opa gemas begitupun dengan istrinya di sampingnya hanya tersenyum lebar menatap Shaka.
Mereka berdoa dan makan bersama dalam diam. Setelah makan, mereka berfoto bersama. Lalu mempersiapkan untuk mengantarkan Alice ke bandara tapi Alice ingin sendiri memakai taksi yang sudah dipesan melalui aplikasi online.
"Nak, gak masalah kamu sendiri ke bandara bukan sama bang Ali dan Kak Dinda?" Tanya mamanya.
"Gak masalah ma, aku bisa sendiri nanti kalo sudah sampai ku kabari nanti" Jelas Alice.
"Baiklah nak. Hati-hati ya kalian" Ucap mamanya lalu memeluk anak gadis satu-satunya dan juga bergantian memeluk dan bersalaman dengan bang Ali, kak Dinda, pengasuh Shaka, Andin, sopir mereka, Andi dan Shaka.
Mereka masuk ke dalam mobil masing-masing.
"Bye-bye Alice, bye-bye semuanya anak-anakku dan cucuku" Ucap papanya dan diikuti dengan istrinya serta 2 abang laki-laki Alice bernama Allen dan Ares.
Kedua mobil itu pergi menuju ke arah berlainan. Taksi yang ditumpangi Alice menuju bandara Soekarno-hatta untuk menuju ke Korea Selatan sedangkan mobil yang disetir oleh Andi menuju ke Bandung untuk menjalani bisnis bang Ali dan kak Dinda diikuti oleh Shaka dan pengasuhnya, Andin.
Di dalam mobil, mereka membuat story instagram yang dibuat oleh Andi. Walaupun dalam keadaan ngebut tetap saja mereka tenang-tenang saja. Kak Dinda tidur tanpa memegang sabuk pengaman bukan seperti yang lainnya. Shaka berada dalam gendongan Andin. Papa Ali di samping kiri supir. Seperti itulah sampai keadaan yang membuat mereka menjadi kecelakaan besar.
Sedangkan taksi yang ditumpang oleh Alice sampai di bandara. Tiba-tiba ada sebuah foto kecil terjatuh dari tas kecil Alice.
"Astagfirullah kok perasaan gue gak enak nih" Katanya sambil memegang dadanya setelah mengambil kembali foto keluarga kecil bang Ali. Gadis itu sudah keluar dari mobil taksi setelah membayar ongkosnya. Gadis itu lanjut berjalan masuk seolah tak terjadi apa-apa.
Gadis itu sudah sampai di tempat pemeriksaan paspor dan KTP. Setelah selesai, tiba-tiba ada telepon dari bang Ali.
"Assalamu'alaikum bang Ali ada apa?" Tanyanya dan terkejut dan ini bukan suara bang Ali.
"Maaf ini dengan pihak kepolisian, apakah ini dengan Alice?" Tanya seseorang itu.
"Iya Pak ini saya adiknya. Ada apa ya pak?" Tanyanya dengan suara gemetar dan takut.
"Seorang supir menabrak pembatas jalan dan membuat 2 orang meninggal dunia sedangkan seorang balita mengalami luka di area mata, 1 wanita berhijab mengalami luka parah dan 1 orang mengalami luka ringan di kaki" Jelas orang itu.
"Area itu berada di mana pak?" Tanya gadis itu dengan lirih ingin menangis.
"Area itu berada di tol Surabaya dan sekarang 2 pasangan suami istri dan lainnya ke rumah sakit terdekat di Surabaya" Jelasnya dan Alice lalu menutup teleponnya dan berlari keluar dari bandara itu tanpa peduli teriakan petugas bandara itu.
Gadis itu terus berlari dengan membawa kopernya walaupun hari itu sudah panas. Sambil menangis, gadis itu terus berlari dan tidak menghubungi taksi online. Tanpa sadar, gadis itu hampir ditabrak oleh mobil. Gadis itu terjatuh di tengah jalan dan keluarlah seorang gadis cantik yang hampir seusia dengan Alice. Bukannya marah bahkan menepuk bahu gadis itu pelan.
"Hai Alice! Ini loe kan?" Tanya gadis itu mengenal gadis itu.
"Iya ini gue, kak Alisha" Jawab gadis itu sambil menangis dan memeluk Alisha.
"Ayo kita ke rumah sakit menemui mereka yuk! " Ajaknya. Alice mengangguk dan berdiri lalu berjalan bersama Alisha menuju mobil. Di dalam mobil, Alisha sibuk menenangkan Alice yang sedang menangis karena kedua kakaknya meninggal dunia dan dia juga mengkhawatirkan keponakannya yang masih berusia 1 tahun yang ikut dalam kecelakaan.
Siapa Alisha? Kok bisa kenal mereka berdua ya?
next part 2