sialnya hatiku tetap merasa teriris.
aku menunduk dan tersenyum sinis. aku tahu dia sedang melirik ke arahku. aku kembali menatapnya. "Lalu kenapa? perlu aku ingatkan sekali lagi bahwa ini bukan urusanmu? seperti yang kau katakan sebelum kita bertemu Taehyung, aku bisa tidur dengan siapa saja tak peduli dia tak menyukaiku atau hanya nafsu biasa. ini tubuhku."
Seperti biasa tak langsung ada jawaban.
"Tapi itu berbahaya." Jawabnya sesaat kemudian.
"Berbahaya?"
"Iya, Bisa saja dia sering berganti pasangan. Itu akan berisiko terkena HIV."
" bukankah kau juga begitu? dan lagi di dunia ini ada teknologi mutakhir bernama kondom. Kau pikir Superstar seperti Kim Taehyung tidak akan menjaga dirinya?"
" dia bisa saja melakukannya dengan kasar karena hanya mencari kepuasan dan tidak memperdulikan Noona."
"Whoa, aku jadi ingin mencobanya."
Jungkook menatapku tak percaya seperti kehabisan kata. Kalau kau memang menginginkan hal seperti itu, Noona hanya perlu memintaku. aku akan selalu menuruti perintah Noona. seperti kita melakukan seks malam itu. Aku tidak masalah."
aku tak percaya dengan apa yang dia katakan. level brengsek Jungkook sudah di atas rata-rata. aku menatapnya tak percaya. ingin sekali marah tapi juga merasa lucu begitu tahu bahwa dia melakukannya denganku tanpa perasaan apapun. yang aku inginkan adalah perasaannya. Aku tak akan menjatuhkan harga diri di depannya lagi. "aku tak tertarik," jawabku.
Jungkook menoleh ke arahku dengan ekspresi terkejut. aku tersenyum asimetris melihat reaksinya. Aku senang hanya dengan kalimat itu dapat menamparnya.
Jadi Jungkook, bagaimana rasanya mendengar itu?
aku jadi semakin ingin dia merasa kalah atau diabaikan. persis seperti yang dia lakukan padaku. "aku tak tertarik pada orang yang hanya mengikuti perintah. bagaimana ya? tidak menantang. Kim Taehyung lebih menantang karena dia berbuat seenaknya. tanpa perintah dan aturan."
tiba-tiba mobil berhenti setelah aku mengatakan itu. tubuhku sampai terdorong ke depan. Untung saja aku memakai sabuk pengaman. aku langsung melotot ke arah Jungkook. "Yak, Jungkook! bukankah kau seharusnya melindungiku? kau hampir saja mencelakai--" kata-kataku terhenti. Jungkook mulai membuka sabuk pengamannya dan mendekatkan tubuhnya ke arahku. dia menatapku dengan dalam dan begitu menggoda. Terutama ketika tangannya menyentuh Leherku dan menyingkap rambutku.
"Tidak ada tandanya," gumamnya.
aku tak dapat bereaksi apa-apa. jantungku terasa ingin meledak.
"Katakan, Noona ingin aku tidak mengikuti perintah sampai mana?"
"A-apa maksudmu?"
tangannya tiba-tiba mencengkram pahaku dan merenggangkan kedua pahaku yang tadinya merapat. jemarinya mengusap bagian dalam pahaku. "Aku dapat melakukan apa saja yang Noona inginkan. Sudah pernah merasakan jari berada didalammu? atau sesuatu yang menyumpal mulutmu sampai tersedak? Noona ingin sesuatu yang menantang kan? tanpa perintah, aku akan melakukannya. kau memang suka bermain-main seperti itu kan?"
Hatiku pilu mendengar ucapannya. aku bergeming. tak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini. dia benar-benar mempermainkanku.
PLAK!!!
Satu tamparan melayang tepat mengenai pipinya.