Sudah hampir sebulan Jungkook menjadi bodyguard-ku. Tak pernah sekalipun dia membuat kesalahan. Dia begitu sempurna secara penampilan maupun dalam urusan pekerjaan. Dia melindungi dan selalu ada untukku, dan dia sangat menjunjung tinggi profesionalitas.
Walaupun selalu bersama, dia seakan membangun tembok tinggi diantar kami. Tembok tinggi yang tak bisa kujangkau. saat aku tersenyum padanya, dia pasti membalas tapi mengangguk sopan. bukan dengan senyuman lepas sepeeti yang dulu sering aku lihat.
aku tidak tahu apa yang membuatnya bersikap seperti itu. aku tak mengerti mengapa setiap dia ada di sampingku, dia tak pernah membuka pembicaraan terlebih dahulu. menjawab pun hanya sekedar mengiyakan. Aku sungguh merindukan Choi Jungkook yang dulu.
Jam menunjukkan pukul 4 sore, aku segera keluar kampus setelah bertemu dengan dosen pembimbing. Pukul setengah lima, Aku bertemu dengan Kim Taehyung - seorang model dan aktor yang akan dijadikan brand ambassador untuk produk kosmetik dan pakaian yang akan diproduksi Kim Group. Ini adalah proyek pertama yang aku pegang sepenuh nya.
Kim Taehyung merupakan bintang papan atas yang sedang dibicarakan banyak orang. Maka, menjadikan dia sebagai brand ambassador adalah strategi yang menguntungka. Sayang, orangnya sombong dan banyak maunya.
Sebagai ahli waris aku diperintahkan oleh kakek untuk turun tangan langsung dalam perusahaan. Sejak lama aku memang sudah belajar ikut andil mengurus Kim Group. Makanya, sejak dulu aku tak memiliki waktu sama sekali untuk bersenang-senang atau menjalin persahabatan seperti orang-orang lain.
" Kim Taeri, kami ingin makan bersama. Mau ikut ?" ajak salah seorang wanita yang seingatku dia sekelas denganku di beberapa mata kuliah.
Aku tersenyum sopan sambil menggeleng. " Maaf aku ada urusan."
Aku merasa caraku menolaknya masih sopan dan baik. Tapi tak lama kemudian, aku mendengar mereka mulai membicarakanku dibelakang. Aku bahkan mendengar mereka mencapku sombong. Aku tidak peduli, toh berteman dengan mereka juga tak menguntungkan untukku. Mereka kan tak tahu bahwa aku punya sesuatu yang lebih penting dari pada sekadar berkupul-berkumpul.